Pritt! Pritttt! Pritttt!!!!
Bunyi nyaring keluar dari peluit merah yang Seongwoo tiup. Ini udah siang, rekan rekannya yang lain udah minggir karna nyerah panas panasan.
Tapi Seongwoo engga, katanya meski badai menyerang pun dia akan tetap di posisinya.
"Minggir dulu mas, minggir!" titah Seongwoo.
"Ada apa ya, pak?" tanya Eunwoo, pemuda yang tadi diberhentikan oleh Seongwoo.
"Bisa lihat surat-suratnya?"
Eunwoo ngangguk, ngambil dompet terus nyodorin stnk lengkap dengan sim.
"Stnk ada, bagus... "
"Sim juga masih aktif, baguss bagusss..."
Selesai ngecek surat-surat, Seongwoo gantian melihat satu persatu bagian motor Eunwoo.
"Motornya juga bagus, komponennya gak ada yang kurang."
"Okeh kalo gitu saudara Eunwoo saya tilang." kata Seongwoo. "Ini surat tilang dan simnya. Stnk saya sita jadi tolong ambil di pengadilan."
"Loh pak, kok gitu!!?" Eunwoo mendadak sewot. "Surat-surat saya lengkap dan motor saya juga gak ada masalah, gak bisa dong bapak nilang saya kayak gitu."
"Ya bisa dong mas,"
"Gak bisa dong pak, saya gak salah masa ditilang!" Eunwoo mencoba gak ngotot, tapi gak bisa, dia gak salah kenapa pula harus kena tilang???
Seongwoo garuk-garuk helm. "Iyasih… mas gak salah..."
"Tuh kan!"
"Tapi salah mas sih lewat di depan saya, yaudah saya tilang aja." kata Seongwoo.
"Lagian ini hari pertama saya jadi polantas, bawaannya pengen nilang orang terus hehehehe……"
Refleks Eunwoo mengumpat. "Dasar cah gendeng."
