"Little does she know, he thinks about her" - Navis Iskandar
🌹
"Nan, gue kenapa ya?" Navis mendribel bola basket dan lesu melempar bola basket ke ring.
Gagal.
Agnan mengejar bola yang memantul dari ring dan memasukannya dengan lay up sempurna.
"Maksudnya? Lo lagi sakit?" tanya Agnan sambil melempar balik bola basket kepada Navis.
Navis menangkap bola basket itu sambil mengangkat bahu. Bukan karena ia tak ingin bercerita, namun ia bingung harus menjelaskan dan memulai dari mana.
"Nah! Itu barusan elo aneh." Agnan tertawa melihat Navis yang terlihat seperti orang linglung.
Saat Agnan sibuk mendribel bola basket, Navis mengedarkan pandangan. Matanya secara otomatis tertuju pada satu wajah yang belakangan menyita perhatiannya. Fokus itu berwujud wajah Belva yang berseri-seri di antara Kiella dan Emma yang sedang asik mengobrol di bangku dekat lapangan basket.
Navis mencengkram seragamnya. Jantungnya berdebar kencang hanya karena ia melihat sebuah senyum. Merasa bodoh, ia buru-buru mengalihkan pandangannya dari Belva.
"Nan?" panggil Navis.
"Hah?" tanya Agnan yang masih sibuk dengan bola basketnya.
"Gimana caranya lo yakin kalo lo suka sama Ardis?" tanya Navis lugas. "Gimana lo bisa tau lo menganggap dia lebih dari sekedar sahabat?"
Agnan mengangkat kedua alisnya, bingung. Tadinya ia ingin bercanda, namun melihat keseriusan di wajah sahabatnya Agnan urung melakukan itu.
"Karena gue selalu pengen deket dia."
"Karena itu doang?" tanya Navis.
"Mungkin juga, karena hati gue suka ga karuan kalo dia dideketin cowok lain," jawab Agnan lirih.
"Jadi, kalo gue deket sama Ardis, lo juga begitu?" tanya Navis.
"Kadang-kadang," jawab Agnan jujur.
"Kayak nyut-nyutan gitu?" selidik Navis. Matanya membulat penasaran.
Agnan terkekeh. "Lo kenapa sih, Vis? Lo lagi jatuh cinta? Akhirnya! Sama Naomi ya?"
Mulut Navis terkatup rapat. Ia merasa tidak kuasa mengatakan isi hatinya pada Agnan yang sekarang merangkul pundaknya sambil tertawa geli. Rasanya Navis ingin menyimpan semua perasaan yang membucah di dadanya saat ini sendiri.
*
"Kak Navis!"
Naomi melambaikan tangannya dari luar kelas kepada Navis yang sedang duduk dengan Kiella di bangkunya. Mereka sedang berbagi cemilan, seperti biasa.
"Tuh Vis, kacung lo dateng!" Kiella mencibir.
Sudah hampir dua bulan Navis dan Naomi menjalin hubungan yang dekat. Setiap istirahat kedua, Naomi sudah stand by di depan kelas mereka dan Navis akan pergi makan dengannya.
"Hari ini gue nggak mood," sahut Navis ogah-ogahan.
"Sama! Gue juga ga mood liat dia ngintilin lo mulu kemana-mana," ucap Kiella judes sambil merengut ke arah Naomi secara terang-terangan.
Melihat pandangan Kiella yang sarat ancaman, Navis terpaksa buru-buru berdiri dan menghampiri Naomi. Ia takut Naomi akan diganggu oleh sahabatnya itu karena Kiella mampu melakukan apa saja.
"Aku ganggu ya Kak?" tanya Naomi khawatir saat melihat ekspresi Navis lesu, tidak seperti biasanya.
Navis menggeleng dan menunjukan senyum di wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Skinny Love
Teen Fiction"Is it possible to show your feelings without saying it?" Ini adalah kisah Agnan Taksa, si cowok jutek di SMA Anantara. Baginya tak ada yang lebih aneh dari Belva Isaura, anak baru super pendiam & ceroboh yang masuk di sekolahnya. Begitu pula bagi...