Beginning

3 1 0
                                    

Isabella Lucy, mungkin sebagian orang hanya mengenal wanita itu karena terlampau ramah. Atau sebagian karena perilakunya yang sering jadi perbincangan para penghuni kampus. Atau sebagian lagi karena prestasinya.

Tapi apapun itu, wanita yang kerap di sapa Lu itu selalu tak terlalu mendengarkan aneka gossip yang berhembus mengenai dirinya.

Dia hanya ingin menikmati hidupnya, lagi pula baginya tidak ada pihak yang dirugikan.

Dirinya berjalan menyusuri koridor menuju kelasnya. Beberapa temannya ㅡjika bisa dianggap begitu, menyapanya singkat dan hanya dibalas oleh senyumnya yang cerah. Yah, setidaknya masih ada pihak yang dapat berfikir jernih, pikirnya.

Sesampainya di kelas, netranya memandang sekeliling. Dan berhenti pada dua orang wanita tang trngah berkumpul membicarakan sesuatu. Langkah kaki membawabya mendekat pada kumpulan itu.

"Hai!" sapanya kelewat antusias.

"WHAT THE Fㅡ flower~ Yak! Kau ingin membunuhku?!" cecar wanita bersurai tembaga.

"Hell, ini masih pagi, Lu." ujar gadis satunya lagi yang bersurai coklat.

"Pagi yang cerah ya kan?" Lucy tetap bersemangat menjahili teman akrabnya itu.

"Fan. Gimana kabar umi? Semalam aku melihatnya di pelataran kampus loh." tanya Lucy pada wanita berambut tembaga.

"Iya, semalam umi datang ngebawain aku cemilan lagi. Udah kubilang jangan padahal, tapi gitu, ngeyel dianya."

"Ya kan lumayan, kita jadi kebagian cemilan. Ya kan Lu." ujar wanita berambut coklat.

"Yah. Enak aja. Beli sana sendiri. Atau kamu mau aku panggil wati aja?" tanyanya jahil. Yang langsung dapet pukulan di punggung dari temannya.

Anggun Natasyafany atau akrab di sapa Fany merupakan teman akrab Lucy. Orangtuanya merupakan tokoh agama yang cukup disegani di daerahnya. Anak kelima dari enam bersaudara dan merupakan anak perempuan satu-satunya.

Sedangkan yang berambut coklat adalah Arisya Rahmawati sering diejek Wati oleh teman akrabnya. Merupakan anak perantauan yang tinggal jauh dari orangtua. Anggota keluarganya semua perempuan kecuali sang ayah tentu saja.

Mereka bertiga memang sangat akrab tapi yang anehnya, mereka tak mau di sebut sahabat. Karena mereka tau, kalau mereka dekat hanya karena saling membutuhkan.

***

Hai there....

Ini tulisan pertama aku. Mohon bimbingan nya...

Silahkan voment ... I need ur critics so much... So, just blabbering towards me ..

26th october 2017

Far AwayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang