Kencan (one shoot)

1.5K 182 32
                                    

"Maaf aku gak bisa, hari ini ada futsal," Suara di seberang sana meruntuhkan semangat gadis yang telah memakai gaun bewarna peach yang mempercantik dirinya, Dia Rena. Wajah cantiknya berubah murung tapi dia tetap berusaha mengulas senyum untuk menguatkan dirinya.

"Oh, yaudah. Ka..kamu hati hati main futsalnya," ucap gadis itu, berusaha membuat nada suaranya agar tidak bergetar.

"hm," Hanya itu sahutan dari seberang sana sebelum sambungan terputus.

Lagi, lagi. Ini bukan yang pertama kalinya, sudah 3 bulan mereka berpacaran tapi tidak pernah sekalipun mereka melakukan sesuatu yang biasa pasangan lainnya lakukan, mereka hanya berbicara ala kadarnya, di sekolah pun mereka tidak terlihat seperti orang yang berpacaran tapi hanya seperti orang yang hanya saling mengenal saja.

Rena selalu berusaha membuat hubungan ini menghangat tapi Reno, pacarnya. Tidak pernah melakukannya.

Rena berusaha sekuat tenaga menahan air matanya, di gantinya bajunya dengan baju santai, di bersihkannya make up tipis yang tadi dipolesnya diwajahnya.

Drrrrt..

Ponselnya berbunyi, Luna sahabatnya menghubunginya.

"Gimana kencannya?" tembak Luna langsung, bahkan Rena belum sempat mengucapkan 'Hallo'.

"Reno ada futsal," Terdengar desahan frustasi Luna.

"Please deh Rena, terus lo langsung percaya gitu," Rena hanya terdiam tidak membalas.

"Sumpah Ren, g..gue gak tega sama lo, gue gak mau lo di bohongin terus sama dia, g..gue," suara Luna terbata, dan menarik napasnya dalam.

"Apa lun?" tanya Rena tidak sabaran.

"Gue lagi di cafe deket kompek rumah gue, dan gue ngeliat Reno lagi duduk berdua sama Siska!" Suara Luna meninggi.

"Mungkin.." ucapan Rena langsung di potong oleh Luna.

"Cukup Ren, cukup! Lo selalu bilang mungkin, mungkin Reno inilah, Reno itulah, please gue sahabat lo, mereka mesra banget Ren, bahkan mereka ciuman!" Rena memegang dadanya yang terasa sakit.

"Gue tau ini bukan hak gue buat ikut campur, tapi gue sayang sama lo, gue gak mau lo tersakiti Ren," sialnya gue udah lama tersakiti Lun. Batin Rena.

"Gue tau, gue juga sanyang banget sama lo,"

"Terserah lo deh!" Sambungan terputus, Rena tau Luna marah.

Tapi Rena memiliki alasan mengapa mempertahankan hubungannya dengan Reno, Alasan pertama karena ia sangat mencintai Reno. Sudah lama ia menyukai Reno, Reno adalah cinta pertamanya. Walaupun sebenarnya Rena agak bingung, apa alasan Reno meminta Rena menjadi kekasihnya, tapi karena sudah sangat mencintai. Rena tidak memikirkan itu, karena dia sangat memcintai Reno, hingga tanpa pikir panjang menerima Reno menjadi kekasihnya.

Rena memutuskan menelpon Reno, dia ingin menguji kejujuran kekasihnya.

"Halo No,"

"Ya,"

"Ka..kamu dimana?" Tanya Rena dengan suara bergetar.

"Aku di lapangan futsal, kan tadi aku udah bilang. suara kamu kok gitu, sakit?" Rena berusaha menahan isak tangisnya.

"Nggak, okay aku udah mau tidur. Take care," Rena mematikan sambungan teleponnya. Langung ia menangis terisak.

"Kenapa No, kenapa?!" Rena mencekram dadanya yang terasa sangat sakit, Rena menjatuhkan tubuhnya di kasur, menutup matanya, berusaha menghilangkan rasa sakitnya, dan menyelami dunia mimpi.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 26, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

KENCAN (oneshoot)Where stories live. Discover now