"Musuh semakin banyak yang mendekat tuan, dan banyak dari klan kita yang sudah berada di ambang kematian. Saya sarankan tuan untuk menyelamatkan diri di tempat yang aman tuan" Salah satu pengawal menghadap tuannya dan berbicara dengan rasa hormat, walaupun terselip rasa kekhawatiran yang tinggi didalamnya.
"Kau menyuruhku untuk mundur dan membiarkan klanku mati begitu saja? Oh ayolah Felix, aku seorang Lord mana mungkin aku meninggalkan klanku begitu saja. Lebih baik kau pergi dan bantu orang-orang yang masih bisa diselamatkan. Biar aku yang akan menyelesaikan pertempuran ini!" Sang Lord menjawab pertanyaan pelayan setianya yang sudah bekerja selama 1000 tahun lamanya, mekipun pandangannya tetap mengarah pada musuh yang sedang berhadapan dengannya saat ini.
"Baik Lord, tapi tolong jangan terlalu memaksakan diri" Jawab sang pelayan dengan hormat lalu pergi meninggalkan tuannya.
Ya, saat ini sedang terjadi pertempuran antara klan vampire berdarah murni dengan klan vampir campuran. Bagaimana tidak? Para pemberontak itu melawan para klan vampir berdarah murni dan juga sang lord di karenakan ingin mengambil alih kerajaan yang telah 2000 tahun lamanya ini telah diduduki oleh sang Lord vampir kuno yang bernama Aaron. Mereka tak ingin lagi dipimpin oleh sang Lord itu mengingat kondisi pimpinan tersebut semakin hari semakin melemah. Dan hal itu menjadi peluang besar bagi setiap masing-masing wilayah kerajaan ingin merebut kekuasaan. Dan sang Lord saat ini tengah melawan 1000 orang vampire berdarah campuran.
Aaron berlari membelah kerumunan para pemberontak, tak lupa dengaan kedua tangannya mengeluarkan kuku yang sangat runcing sehingga dapat menembus kerongkongan musuhnya itu bergiliran. Sehingga banyak sekali mayat yang tergeletak dimana-mana dan juga bau anyir yang sangat menyengat sebelum akhirnya mayat tersebut berubah menjadi debu. Aaron tak gentar melawan setiap musuh yang memberontak kepadanya. Sebenarnya ia tau peluang untuk menang sangatlah minim, namun yang ada difikirannya saat ini adalah bagaimana caranya ia bisa melawan pemberontak itu dan melindungi para vampire berdarah murni.
Ia cengkeram leher setiap musuh dihadapannya. Tak hanya itu saja, Ia juga merobek perut musuh dihadapanya dengan ganas sehingga darah mengalir dimana-mana. Pakaian sang Lord yang tadinya rapi dan berwarna coklat kini berantakan dan banyak robekan-robekan dimana-mana, tak hanya berhenti disitu saja. Namun, banyak juga luka-luka disekujur tubuhnya. Sebenarnya Aaron tak ingin melakukan ini, mengingat bahwa musuhnya juga masih satu klan.
Setelah Aaron berada di salah satu tempat yang paling tinggi, ia pun menengadahkan salah satu tangannya ke atas sambil memejamkan mata dengan mulut yang berkomat-kamit seperti ingin memanggil seseorang. Seketika langit menjadi sangat gelap dan dari kejauhan terdengar suara kepakan sayap yang sangat dahsyat. Saat ini Aaron sang Lord vampire kuno sedang memangil salah satu peliharaannya yaitu dragon untuk membantunya.
Namun saat Aaron tengah fokus memanggil dragon tersebut, tiba-tiba seorang vampire dari belakang menancapkan sebuah pedang yang berlapis emas sehingga menembus sampai depan rusuknya. Karena lemahnya keadaan sang Lord ditambah dengan tusukan dari pedang berlapis emas yang sudah diberi mantra membuatnya terjatuh dan tak sadarkan diri bersamaan dengan menghilangnya dragon tersebut.
Felix yang melihat dari kejauhan bahwa tuannya telah ambruk saat ini, melesat dan membawanya pergi dari sana untuk mencari tempat aman. Setelah dirasa cukup aman, Felix merebahkan tubuh sang Lord yang telah berlumuran darah disekujur tubuh dalam sebuah gua dan ditinggalkannya sendirian. Tentunya dengan memberikan sebuah portal sehingga musuh tidak dapat melihat dan merasakan keberadaan tuannya. Bukan bermaksud untuk tega, namun ia masih harus menyelesaikan tugas sang Lord untuk menyelamatkan beberapa vampire berdarah murni yang masih bisa diselamatkan.
--To Be Continue--
====
"Yah, kukira chapter kali ini akan panjang. Yasudahlah aku tunggu kelanjutan ceritanya besok" Valeri bergumam sendiri sambil tiduran dan memandang handphone miliknya. Saat ini Valeritengah membaca sebuah cerita favoritnya dalam aplikasi Wattpad yang berjudul Vampire. Ia sama seperti gadis-gadis remaja lainnya yang hobi membaca Wattpad. Bahkan di kampus pun dirinya sering membicarakan mengenai cerita itu kepada sahabatnya hanya sekedar untuk berbagi emosi.
"Valeri, cepatlah! Aku sudah sangat lapar!" Teriak ibu Valeri yang membuat waktu malam hari menjadi sangat berisik. Untung halaman ini luas dan jauh dari tetangga, sehingga tidak akan ada orang yang menggedor-gedor pintu rumah karena berisik.
Valeri hanya tinggal bersama ibu tiri dan juga 1 saudara tirinya saja. Ibu kandungnya sudah meninggal 2 tahun yang lalu dikarenakan sakit keras, lalu ayahnya menikah dengan ibu tirinya. Awalnya sikap ibu tirinya terhadap Valeri sangat manis sehingga ia merestui ayahnya untuk menikah lagi. Namun naas, saat ayah Valeri meninggal 3 bulan yang lalu akibat kecelakaan membuat sikap ibu tirinya berubah drastis. Valeri diperlakukan seperti pembantu dirumahnya sendiri, bahkan untuk biaya kuliah pun ia harus menjual emas miliknya. Tentunya tanpa sepengetahuan ibu tirinya. Sebenarnya ia sudah melamar bekerja part time, namun sampai saat ini belum ada panggilan.
Valeri terlonjak dari posisi tidurnya Aduh, aku lupa. Bisa-bisa si nenek lampir marah-marah lagi nih. Batinnya.
"Iya, sebentar"
Valeri bergegas menuju dapur dan membuat makanan untuk ibu dan juga saudara tirinya. Setelah semua siap ia pun menuju ruang makan, yang disana sudah terdapat ibu dan juga saudara tirinya.
"Lama sekali sih kau! Apa kau ingin aku hukum lagi hah?!" Bentak ibu tiri Valeri
"Maaf, aku tadi sedang belajar. Jadi aku lupa kalau sudah lewat jam makan malam"
Valeri menarik salah satu kursi yang berada di ruang makan, hendak duduk namun ucapan Kathy yang tak lain adalah saudara tirinya membuatnya mengurungkan niat untuk duduk.
"Sudah ma, hukum saja dia! Gara-gara dia aku jadi kelaparan! Jangan biarkan dia makan malam ma! Sungut Kath kesal.
"Kau dengar kan apa kata Kathy? Cepat pergi!" Tambah ibu tirinya.
Valeri pun hanya bisa menghembuskan nafas pasrah dan kembali ke kamarnya. Tau gitu aku kasih racun deh tadi.Batinnya
Valeri kemudian pergi menuju kamar. Jangan pernah berfikir bahwa kamar Valeri adalah sebuah kamar mewah yang luas. Kamar yang Valeritempat saat ini adalah sebuah kamar bekas asisten rumah tangga yang sudah dipecat oleh ibu tirinya tersebut 3 bulan yang lalu, tepat saat kematian ayahnya.
Ia pun mengambil ponsel miliknya yang ternyata terdapat sebuah pesan dari sahabatnya yang bernama Cornelia.
Val, penulis Wattpad Vampire meninggal 2 jam yang lalu, dan dikabarkan meninggal akibat kecelakaan lalu lintas. Aku dapat beritanya dari televisi. Jujur aku sedih banget denger kabar itu? Besok kita ikut ke makamnya yuk?
Valeri yang membaca pesan tersebut, tiba-tiba meneteskan air matanya. Ia pun mencari tau kebenaran bukti tersebut dari internet, namun setelah mencari dari beberapa sumber web dan ternyata benar adanya. Penulis Wattpad itu telah meninggal. Sontak hal itu membuat tubuh Valeri bergetar dan menangis sesenggukan. Valeri masih tak percaya bahwa penulis favoritnya telah meninggal dunia. Bahkan cerita Vampire pun sangat membekas dalam dirinya. Valeri bahkan tak bisa menghentikan air mata yang terus mengalir membasahi pipinya. Karena kelelahan ia pun tertidur dengan posisi tangan yang masih memegang ponsel.
=====
Valeri\ perlahan membuka matanya karena sebuah sinar yang memaksa masuk kedalam bola matanya, dan ternyata sinar tersebut berasal dari ponsel yang sedari tadi ia genggam. Namun saat ia ingin memastikan, pandangannya menjadi gelap.
--TBC—
Terimakasih udah baca ceritaku yang kedua ini ya, semoga kalian suka. Happy reading.
--Annisa Eka--
YOU ARE READING
Relife
FantasySaat dimana kau terjebak dalam suatu dimensi cerita yang kau sukai dan mengubah semua takdir yang berada didalamnya. "Aku telah menunggumu lebih dari 1500 tahun lamanya, dan terimakasih kau telah hadir disaat aku benar-benar membutuhkanmu. Jika kau...