SATU

0 0 0
                                    

PLAKKKK !

Sebuah tamparan mulus mendarat dipipi gadia berumur 16 tahun tersebut.Suara tangis terdengar sepenjuru ruang keluarga.

Seorang gadis jatuh tersungkur dilantai dengan air mata yang membanjiri pipinya.

"Ma... Mama maafin diza ma diza beneran nggak sengaja mecahin guci keayangan mama hiks... hiks.. " Ucap diza dengan memegang lutut Mauranti

"Gak sengaja Gak sengaja .Mama nggak mau tau mama akan potong uang jajan kamu 2 bulan dan kamu berangkat sekolah gak boleh bareng michel lagi " Mauranti menyentakan kakinya dan tangan Diza pun terlepas.

"Ma jangan ma... Diza mau gimana berangkat sekolahnya kalok nggak bareng Michel " Diza mengusap ingus yang hampir keluar.

"Mau jalan kaki kek,Ngesot kek,Numpang tetangga kek ataupun gak sekolah mama gak mau tau " Ucap Mauranti melangkah pergi

"Ma  ... Mama... Ma.... Hiks ...hiks..." Diza pun mulai terisak dan tak lama kemudian Michel pun datang..

"Asss... Dizaaaaa " Michel yang baru pulang dari bimbingan belajar langsung berlari menghampiri Diza yang masih menangis.

"Diz lo kenapa ? " Tanya michel dengan mengusap usap bahu Diza.
Diza yang masih menangis pun segera mengusap air matanya lalu memaksakan senyum kepada michel.

" Hm.. itu anu tadii gue jatuh kesandung " Bohong Diza karena ia tidak ingin Mauranti dan Michel bertengkar karena dia .

"Trus kenapa lo nangis ... Bohong ya ?"Michel menatap Diza penuh imtimidasi Dan diza hanya memalingkan wajahnya.

"Eng.. Sakit banget pipi gue hehe mangkanya nangis " Diza terkekeh canggung.

"Oh kirain ulah mama lagi " Dugaan Michel .

"yaudah gue mau kekamar dulu ngerjain PR Moss dulu .dah... " Diza bangkit dan berjalan cepat menuju kamarnya dilantai dua.Michel menatap Diza penuh curiga.

"Pasti ini gara gara mama lagi.Hm... " tebak Michel kemudian bangkit menuju kamarnya.

🍃🍃🍃

Hari ini adalah hari kedua masuk moss untuk Diza maupun Michel.Diza tengah berisap siap untuk berangkat  walaupun pagi ini masih pukul 5.15 . Kali ini diza naik angkutan umum.jadi ia harus berjalan menuju jalan kota besar barulah ada Angkit yang berhenti di sana. Sebelum ia berangkat diza bercermin untuk memeriksa apakah ada penampilannya seperti anak moss setelah dirasa tidak ada yang kurang Diza berjalan keluar kamar dan susana masih sepi.Mauranti sudah berangkat dari jam 4.30 tadi karena pekerjaan sebagai pengacara yang menuntutnya. Sedangkan Michel masih tertidur pulas .Hanya bi Sri yang sudah memasak didapur.Diza berjalan menuju Dapur untuk berpamitan kepada bi Sri

"Bi Diza berangkat sekolah dulu ya " Kata diza sambil menyalimi tangan bi Sri . Karena Diza sudah menganggap bi Sri seperti ibunya sendiri.

"Eh neng Diza kenapa masih pagi udah berangkat te "Heran Bi sri

"Anak Rajin ya berangkat pagi dong bi " Canda diza sambil tertawa renyah

"Sebahagia neg diza aja atuh. Nggak sarapan dulu neng " Tawar bi sri

"Hm.. Enggak deh bi .diza buru buru  dadah bi Sri ku " Diza langsung menyelonong pergi .Sedangkan Bi Sri hanya geleng geleng.

15enit Diza berjalan menuju jalan kota  akhirnya ia pun sampai didepan halte menunggu angkot tetapi tiba tiba segrombolan anak muda sambil membawa kayu.Segerombolan anak Lainnya membawa besi dan mereka sangat memukul .betapa kagetnya Diza .

"Gawat ada tawuran.gimana nihh " Diza mundur ke belakang kursi halte berniat bersembunyi dari bahaya tawuran yang diduga antar pelajar SMA . Tak disangka air matanya pun keluar tangannya gemetar sambil menutup muka nya merapalkan doa.

Tiba tiba sebuah tangan memepuk pundak Diza. Diza langsung menyentak tangan tersebut.

"Jangan bunuh gue gue mohon .gue belum pengen mati " Teriak Diza disela tangisnya.

"Siapa mau bunuh lo ,bego " Suara khas laki laki membuat Diza kaget dan semakin takut.

"PERGIII " Teriak Diza kencang.

"eh ela susah ma ngomong sama cewek bego ,gue gak mau bunuh lo " Teriak Cowok tersebut .

Tanpa izin cowok tersebut menarik tangan diza yang masih digunakan menutup Mata nya mau tak mau dizapun ikut saja .

"Ih ngapain sih tarik tarik. Lepa,,," sebuah tangan membekap mulut diza dan satu tangan lagi mendorong tubuh diza agar berjongkok .Kini mereka berada dibalik Gardu poskamling.

"Berisik banget sih lo " Sentak cowok tersebut .

"Awww " Teriak Cowok itu yang tangannya digigit oleh diza dan tangan tersebut terlepas dari mulut nya.

"Rasainn " Diza terleleh pelan
"Gak waras lo ,kita lagi sembunyi jadi diem " Cowok tersebut .5 menit sudah Mereka bersembunyi dan Diza maupun Cowok tersebut berdiri setelah dirasa aman.

Diza menatap cowok tersebut dengan teliti tercetak lebam akibat tonjok di pipi kanan dan berdarah disudut kiri , ia memperhatikan seksama seragam yang dipakai sama seperti seragam SMA nya .

"Gue tau gue ganteng tapi ngelihatnya gausah gitu juga kali " Yap Diza tertangkap basah sedang menatap cowok tersebut.

"PD lo bisa kurangin dikit lah , jijik " Jawab diza .

"Astaga Jam 6 .gimana ni gue telat " Diza terlonjak ketika mengetahui hari sudah siang dan jarang ada angkutan umum lewat alamat dia harus berlari meuju sekolah yang jaraknya lumayan jauh dari halte .

"Gue pergi dulu " Tanpa aba aba Diza berlari meninggalkan Cowok tersebut dan Cowok tersebut menggeleng gelengkan kepalanya lalu berlalu menuju motornya di samping halte tadi .

🍃🍃🍃





Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 29, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Final achievementTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang