Me and My Sweet Girl's

21 2 0
                                    

Namaku Dina Meisha Quinza. Sebut saja aku Dina. Aku lahir di ibukota tercinta pada tanggal 03 Oktober 1990. Aku memiliki cita-cita yang sama seperti khalayak orang. Aku ingin menjadi dokter. Ya dokter, aku menginginkan menjadi dokter ketika aku duduk di bangku sekolah dasar. Alasanku cukup sederhana karena aku ingin menyembuhkan orang  sakit dengan tanganku sendiri. Namun, ada satu alasan lain yang memperkuat tekadku untuk menjadi seorang dokter. Alasan itu berupa sebuah cerita dimana aku memiliki seorang kakak laki-laki yang terlahir cacat. Tapi, aku tidak malu memiliki kakak seperti dia. Kedua orang tuaku merawatnya dengan tangannya sendiri tanpa ada bantuan orang lain. Namun, suatu ketika ia harus masuk ke sebuah yayasan dimana yayasan tersebut khusus untuk anak penyandang cacat. Ia dilatih dan belajar di sana. Beberapa tahun kemudian, ketika ia berumur 10 tahun, ia mendadak kejang-kejang. Lalu, ibuku menelepon rumah sakit karena ia tidak tahu harus berbuat apa. Lalu, dari pihak rumah sakit sudah mengirimkan sebuah ambulance ke rumahku. Ia pun segera dilarikan ke sebuah rumah sakit. Dokter mengatakan bahwa ia memiliki penyakit radang otak. Sudah seminggu ia terbaring di rumah sakit. Dan pada akhirnya, ajal menjemputnya tepat pada tanggal 3 April 1998. Aku pun menangis. Tetapi, kedua orang tuaku yang sangat terpukul karena anaknya telah pulang ke alam yang lebih tenang untuk selama-lamanya. Mulai dari kisah ini yang membuatku ingin menjadi dokter. Tahun demi tahun telah kulewati dengan jerih payah belajarku agar menjadi dokter. Kini, aku duduk di bangku perkuliahan. Aku sangat bangga pada diriku sendiri. Karena aku berhasil menggapai apa yang aku inginkan sedari kecil. Aku masuk ke jurusan kedokteran! Kalimat itulah yang melekat di kepalaku karena aku senang bukan kepalang! Aku bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah mengabulkan permintaan doaku agar diterima di jurusan kedokteran. Aku berjanji pada diriku sendiri bahwa aku akan menjadi seorang dokter yang hebat.
Tujuh tahun telah berlalu. Kini, aku lulus dari jurusan  kedokteran dengan hasil Summa Cum Laude. Lalu, aku ingin meniti karier terlebih dahulu sebelum mengambil S2. Beberapa hari kemudian, aku diterima di sebuah rumah sakit swasta di Jakarta Barat. Dari pagi hingga pagi buta banyak pasien yang harusku rawat. Aku bahkan tidak sempat untuk melakukan ibadah karena pasien begitu banyak.
Pada suatu hari, seseorang membuka pintu ruangan kerjaku. Lalu, aku langsung melihatnya ketika pintu ruanganku terbuka. Seorang pria yang mengenakan setelan jas yang begitu menawan, berperawakan tinggi, dan memiliki paras yang tampan. Terlihat jelas ia menggandeng anak kecil. Lalu, ia melangkahkan kakinya ke ruanganku bersama anak kecil dengan wajah yang pucat. Kini, ia duduk dihadapanku bersama dengan anak kecil tersebut. Pria tersebut merupakan direktur utama stasiun televisi swasta. Ternyata anak kecil tersebut merupakan anak kandungnya. Lalu, aku memeriksa dada anak tersebut dan organ lainnya. Anak tersebut memiliki penyakit yang cukup serius. Setelah itu, aku memberikannya sebuah catatan obat yang harus dibelinya. Lalu, mereka keluar dari ruanganku.
Hari-hari telah kulewati dengan sangat biasa. Tidak ada sesuatu yang menarik untuk diperbincangkan. Suatu ketika di pagi yang cerah, seseorang memasuki dan berdiri tegak di depanku di dalam ruangan kerjaku. Orang tersebut mengenakan baju safari. Dia tampak seperti orang sehat. Lalu, diberikannya sepucuk surat kepadaku. Aku membacanya,
Pagi dokter..
Saya ingin berterima kasih kepada dokter. Karena berkat dokter, anak saya sudah pulih kembali. Ia juga sudah happy, tidak seperti orang sakit lagi. Saya ingin membalas  jasa Anda. Saya mohon untuk datang ke kantor saya karena saya sudah menyiapkan sesuatu untuk Anda, dokter. Saya sudah mengirimkan mobil dan karyawan saya untuk menjemput dokter. Anda tidak perlu cemas karena saya sudah menghubungi pihak rumah sakit bahwa Anda akan bertemu dengan saya. Jadi, hari ini Anda akan off dahulu. Dengan demikian, saya ucapkan terima kasih.
Salam,
Direktur Utama

Aku sungguh tidak menyangka bahwa surat tersebut dari direktur  utama televisi swasta! Seorang direktur yang memiliki upah yang tinggi tetapi berhati hangat. Sungguh ini di luar ekspektasiku! Seperti apa yang dikatakannya, ia telah mengirimkan sebuah mobil dan karyawannya untuk menjemputku. Aku pun bergegas ke kantornya. Ketika sampai di kantornya, karyawan tersebut menunjukkan arah ke ruangan direktur utama tersebut kepadaku. Ruangannya berada di lantai paling atas. Kini, dihadapanku sebuah pintu berwarna cokelat. Pintu ruangan direktur utama itu berada. Tiba-tiba hatiku dag dig dug. Lalu, dengan memantapkan hati aku mengetuk pintu dan dari dalam menjawab ya silahkan masuk. Aku langsung masuk ke ruangan tersebut. Aku menyapa sang direktur dan aku dipersilahkannya untuk duduk di sofa di depan meja kerjanya. Sang direktur pun mengatakan bahwa dia telah menyiapkan sebuah hadiah untukku. Hadiah itu berupa sebuah acara televisi yang akan menayangkan tentang kesehatan dan aku akan menjadi pembawa acara tersebut. Aku senang bukan kepalang mendengarkan bahwa hadiah itu yang akan diberikannya kepadaku! Tetapi ada satu pertanyaan yang membuatku heran, mengapa ia memberikan hadiah seperti itu untukku? Bukankah ini berlebihan? Aku pun melontarkan pertanyaan tersebut kepadanya. Dia tersenyum dan dia pun menjawab bahwa sebenarnya sudah lama ia pengin membuat sebuah acara televisi tentang kesehatan. Namun, ia belum mendapatkan seorang dokter yang sesuai dengan kriterianya.  Ia pun mengatakan kepadaku bahwa akulah dokter yang selama ini dia cari. Kata direktur, aku memiliki paras yang cantik sehingga cocok untuk dijadikan sebagai pembawa acaranya. Terlebih lagi, nama acara itu adalah Din’s Care. Aku pun termenung-menung karena ada namaku di acara tersebut! Untuk menghargainya, aku pun menerima hadiah tersebut. Aku pun bertanya bagaimana dengan rumah sakit? Dia pun mengatakan akan mengurus segalanya dan aku hanya terima rapi. Aku akan mulai berkerja pada minggu depan.
Hari yang kutunggu-tunggu pun tiba, dengan semangat pagi, aku bergegas menuju ke kantor televisi tersebut. Saat tiba di sana, dipersilahkanku untuk tunggu di ruang tunggu oleh seorang karyawan. Beberapa menit kemudian, datanglah seseorang yang menyuruhku ke ruang make-up. Lalu, di ruang make-up ada seorang stylist yang akan menata rambutku dan mendadaniku. Stylist tersebut memberikan sebuah baju yang telah disediakan untuk aku pakai untuk membawakan acara. Setelah aku mengganti pakaian, direktur utama masuk ke ruang make-up. Aku diberikan petunjuk-petunjuk apa saja yang harus kulakukan ketika membawakan acara itu. Setelah itu, aku berjalan masuk ke ruangan yang telah di rancang untuk acara televisi ini. Beberapa menit kemudian, acara Din’s Care ini pun dimulai! Ternyata untuk melejitkan acara ini diundanglah seorang artis terkenal yang akan menjadi bintang tamu di acara ini. Artis itu tak lain dan tak bukan Diana Hediger. Ia merupakan seorang artis, aktris, dan kerap dijadikan sebagai model. Artis yang multi talenta! Sekitar empat puluh lima menit telah berlalu, acara Din’s Care untuk hari ini telah usai. Setelah itu, aku dan Diana sempat bercengkerama agar lebih akrab. Karena Diana artis yang ramah kepada siapapun walaupun ia artis popular atau terkenal. Kami bahkan menukar kontak LINE. Keesokan harinya, aku membawakan Din’s Care dengan lancar. Aku bersyukur karena rating acara ini cukup tinggi. Itu menandakan bahwa masyarakat suka dengan acara Din’s Care. Sang Direktur Utama pun memberikan selamat kepadaku karena aku membawakan acara tersebut dengan baik.
Hari demi hari telah kulewati dan tibalah hari sabtu dimana pada hari ini, aku sudah sepakat dengan Diana akan bertemu di sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta Pusat. Tiba di  pusat perbelanjaan, aku mempercepat langkahku agar ia tidak menunggu terlalu lama. Akhirnya aku pun bertemu dengannya di sebuah tempat makan. Aku duduk di hadapannya. Aku pun langsung memesan makanan kepada pramusaji. Setelah itu, kami berdua bercengkerama. Di tengah-tengah bercengkerama, datanglah seorang perempuan yang cantik jelita. Perempuan tersebut merupakan dahulunya merupakan seorang artis dan aktris terkenal. Namun, karena beliau telah menikah dengan seorang pengusaha yang tajir melintir. Ia pun meninggalkan dunia hiburan karena ia pengin fokus ke keluarganya. Perempuan itu bernama Bella Filberta Geraldine Helen yang bi asa disapa dengan Bella Helen. Aku diperkenalkannya oleh Diana dan aku memberikan senyum hangat kepada Bella Helen. Ia pun memperkenalkan dirinya juga memberikan senyum manis kepadaku ketika pramusaji datang untuk memberikan makanan yang sudahku pesan. Bella pun memesan makanan kesukaannya di tempat makan ini. Lalu, kami bertiga saling bercengkerama dan kami merasa bahwa kami cocok satu sama lain. Setelah makan, kami bertiga masuk ke sebuah toko baju dimana koleksi baju-bajunya yang menawan! Aku membeli tiga buah baju, dua buah dress, dan membeli satu buah rok dan dua buah celana. Begitu pula dengan Diana dan Bella Helen. Setelah kami membeli baju, kami asyik berbincang-bincang hingga lupa waktu bahwa sudah larut malam. Bella Helen tiba-tiba mengatakan bahwa sudah saatnya untuk pulang ke rumah masing-masing. Aku pun segera pulang ke rumah. Begitu juga dengan dua teman dekatku ini.
Ketika tiba di rumah, telepon genggamku berdering. Aku lihat di layar telepon genggamku bahwa yang menelpon itu sang direktur utama. Aku pun heran mengapa ia meneleponku larut malam? Lalu, aku mengangkat panggilan teleponnya. Sang direktur mengatakan bahwa ia akan mengajakku pergi pada esok hari dan bahkan beliau akan menjemputku di rumahku. Aku dibuat heran olehnya. 
Keesokan harinya, aku melakukan rutinitas seperti biasa, aku berolahraga agar badanku bugar. Setelah berolahraga, aku membaca buku kedokteran. Setelah membaca, aku akan mandi terlebih dahulu. Kemudian, aku sarapan pagi. Karena hari ini merupakan hari minggu jadi aku akan bersantai di rumah dahulu sebelum direktur utama itu datang menjemputku. Aku berbincang-bincang dengan anggota keluargaku. Lalu, ibuku bertanya mengenai acara di Din’s Care. Maksud ibuku untuk mengetahui apakah aku merasa nyaman atau tidak. Lalu, aku mengatakan bahwa aku nyaman menjadi pembawa acara Din’s Care. Singkat cerita, waktu telah menunjukkan pukul 09.00 WIB. Aku bergegas ke kamar untuk bersiap-siap karena sebentar lagi direktur itu akan datang menjemputku. Kemudian, aku berpamitan dengan kedua orang tuaku. Lalu, sang direktur utama itu pun datang. Lalu, aku segera naik ke mobilnya. Di tengah perjalanan, direktur itu mengawali pembicaraan terlebih dahulu. Kemudian, kami bercengkerama. Lalu, ia menceritakan bahwa ia telah bercerai dengan istrinya dan hak asuh anak ada di pria tampan ini. Dan tibalah kami di sebuah tempat yang tidak bisa kutebak bangunan apa ini? Bangunan ini tampak kuno! Ketika aku mulai memasuki ruangan itu, aku melirikkan mata ke seluruh penjuru ruangan tersebut. Di dalam ruangan ini terlihat berbeda dengan apa yang aku lihat dari luar bangunan. Di dalam ruangan ini terdapat lukisan serta foto yang digantukannya di dinding yang disusun rapi. Ia menceritakan bahwa ia memiliki hobi melukis dan fotografi. Pada awalnya, ia pengin menjadi seorang pelukis atau fotografi. Namun, kedua orang tuanya pun berkata bahwa ia harus meneruskan perusahaan kedua orang tuanya yang telah dirintis oleh kakeknya. Pupus sudah harapannya untuk menjadi pelukis ataupun fotografer. Tetapi, ia tidak marah kalau harapannya menjadi seorang pelukis atau fotografi lenyap seketika. Namun, ia tidak pernah berburuk sangka karena ia tahu betapa susah  sang kakek telah merintis perusahaan televisi ini. Pada akhirnya, ia pun menjadi penerus perusahaan sang kakek dan ia menjabat sebagai direktur utama. Lalu, aku pun berkata kepadanya bahwa ia sekarang menjadi orang sukses karena  ia telah menuruti perintah orang tuanya. Ia pun memberikan senyuman manis kepadaku dan ia berkata bahwa ia bersyukur karena ia telah menjadi orang sukses. Aku diajak olehnya untuk melihat-lihat hasil lukisan dan jepretannya. Aku takjub! Karena hasil lukisannya lebih bagus dibandingkan punyaku dan hasil jepretannya pun juga tak kalah menarik. Waktu menunjukkan pukul 12.00 WIB, perutku berbunyi hingga ia pun mendengar suara perutku. Ia pun tertawa dan wajahku memerah karena menahan rasa malu. Ia pun mengajakku ke sebuah tempat makan yang tidak jauh dari tempatnya. Kami makan dan bercanda gurau hingga lupa waktu. Aku merasa dekat dengannya.  Kemudian, aku diantar pulang olehnya. Hari yang menyenangkan telah usai.
Keesokan harinya seperti biasa aku membawakan acara Din’s Care setiap pukul 10.00 WIB. Pada hari ini, tema di acara Din’s Care adalah makanan yang sehat. Jadi,  yang akan menjadi bintang tamu di acara ini adalah seorang chef terkenal yaitu Ashalina Azzahra Almeera dan seorang ahli ilmu gizi yang terkenal yang bernama  Erinka Carissa. Banyak orang yang memiliki pola hidup yang salah khususnya pada pola makanan. Ketika sedang break iklan, kami bertiga berbincang-bincang dan aku merasa bahwa Carissa dan Shali pasti akan merasa cocok jika bertemu dengan Diana dan Bella Helen. Maka dari itu, aku mengundang Diana dan Bella Helen untuk bertemu dengan Carissa dan Shali di sebuah restoran yang terkenal. Karena aku ingin memperkenal Carissa dan Shali kepada Diana dan Bella Helen. Akhirnya acara Din’s Care pun selesai. Lalu, kami bertiga menuju ke restoran yang telah kupilih sebagai tempat pertemuan kami.
Ketika sampai disana, Diana dan Bella Helen sudah menunggu di dalam. Lalu, kami bertiga memasuki restoran itu. Kemudian, aku memperkenalkan Carissa dan Shali kepada Diana dan Bella Helen. Lalu, kami berbincang dan bercanda gurau selagi meminum kopi hangat dan berbagai makanan yang sudah terhidang di hadapan kami. Diana dan Shali tampak begitu akrab dan ternyata Diana adalah teman semasa kecil Shali. Namun, mereka harus berpisah karena Shali harus pindah ke Amerika Serikat karena orang tuanya mendapatkan tugas disana. Lalu, mereka putus kontak dan tidak ada kabar satu sama lain. Pada hari ini, pertama kalinya mereka bertemu kembali setelah belasan tahun putus kontak. Aku senang sekali karena aku bisa mempertemukan mereka kembali! Lalu, Bella Helen mengusulkan bahwa alangkah baiknya jika kami membentuk sebuah grup sosialita. Karena kami merasa bahwa kami cocok satu sama lain. Namun, grup sosialita ini akan berbeda dengan yang lain karena kami akan melakukan kegiatan yang positif. Karena khalayak orang mengira bahwa grup sosialita hidupnya akan berfoya-foya saja. Namun, kami akan meghilangkan pemikiran seperti itu. Carissa langsung menyetujui ide dari  Bella Helen. Hari-hari telah aku lewati dengan mereka selagi ada kesempatan.
Tiga hari yang akan datang merupakan hari ulang tahunku. Aku akan mengundang seluruh anggota keluargaku, seluruh teman-temanku, beberapa partner kerjaku selama aku di rumah sakit, dan sang direktur yang telah memberikanku hadiah yang sangat spesial. Aku akan menggelar pesta ulang tahunku di sebuah cafe di salah satu hotel berbintang lima pada pukul 16.30 WIB.
Hari yang kutunggu-tunggu pun akhirnya tiba. Hari ini adalah hari ulang tahunku yang ke-27 tahun. Aku memeriksa telepon genggamku. Namun, tidak ada satupun yang memberikanku ucapan selamat ulang tahun kecuali kedua orang tua yang telah mengucapkan ulang tahun. Hatiku sedih karena di hari yang spesial ini tidak ada yang mengucapkanku. Aku berangkat ke kantor televisi dengan wajah yang terlipat. Ketika tiba disana, kantor terlihat sangat sepi. Padahal ia berangkat dari rumah tidak terlalu pagi dan biasanya ketika ia tiba di kantor sudah banyak orang. Aku merasa heran tapi aku tetap memasuki gedung itu. Aku menuju ke ruang make-up. Lalu, aku membuka pintu ruang make-up. Ruang make-up pun juga masih gelap dan aku menyalakan lampu di ruangan itu. Ketika aku menyalakan lampu, terdengar suara confetti dan orang-orang menyerukan selamat ulang tahun Dina! Aku terkejut! Tapi aku senang karena aku telah mendapat kejutan dari rekan kerjaku dan khususnya sang direktur. Mereka pun memberikan hadiah kepadaku kecuali sang direktur. Lalu, mereka meninggalkan ruangan satu per satu kecuali sang direktur. Ia tetap berada di dalam ruangan itu dan ia mengatakan akan datang di acara pesta ulang tahunku nanti sore. Kemudian, ia keluar dari ruangan itu. Tidak ada yang spesial darinya dan juga ia tidak memberikan hadiah kepadaku. Aku merasa sedih karena tidak mendapatkan  hadiah darinya. Sebenarnya aku sudah lama menyukai direktur utama itu. Aku terpesona dengan penampilannya yang gagah dan juga tampan. Singkat cerita, aku sudah menyelesaikan acara Din’s Care hari ini. Lalu, aku pulang ke rumah dan bersiap diri untuk ke cafe yang telah aku pesan.
Ketika sampai di cafe, aku melihat ruangan ini yang telah didekor sedemikian rupa agar terlihat indah. Waktu menunjukkan pukul 16.00 WIB, satu per satu para undangan berdatangan ke cafe itu. Ketika pukul 16.30 WIB, acara pesta ulang tahunku dimulai. Pesta ulang tahunku dimulai dengan acara meniup lilin kue ulang tahun sembari menyanyikan lagu ulang tahun. Kemudian,  aku memotong kue ulang tahun dan potongan pertama aku akan berikan kepada kedua orang tuaku. Lalu, untuk potongan kedua aku akan berikan kepada sang direktur. Karena ia adalah seseorang yang spesial di hatiku dan potongan selanjutnya akan aku berikan kepada Diana, Bella Helen, Carissa, dan Shali. Setelah itu, waktunya untuk makan makanan hidangan yang telah dihidangkan. Di tengah-tengah acara, terdengar suara mikropon yang berdesing. Lalu, aku memperhatikan ada apa dan siapa yang ada disana. Ternyata sang direkturlah yang berdiri disana. Semua orang yang berada di cafe itu tertuju kepadanya. Begitupun juga denganku yang tertuju padanya. Tiba-tiba ia menatapku dan ia menyatakan perasaannya kepadaku bahwa ia menyukaiku. Ternyata ia menyukaiku dan memendamkan perasaannya dari pertama kali dia bertemu denganku di rumah sakit. Kemudian, ia berjalan ke arahku dan dia bertekuk lutut. Lalu, ia bertanya apakah kamu ingin menikah denganku? Aku tidak bisa berkata apapun! Aku tidak percaya bahwa ia juga menyukaiku dan ingin menikahiku! Semua orang yang berada di cafe itu menyerukan iya apalagi grup sosialitaku yang sangat riuh. Lalu, aku pun berkata bahwa aku mau menikahi dengan duda yang tampan ini. Semua orang yang ada disana sangat hiruk-pikuk. Kedua orang tuaku juga tampak begitu senang karena anak perempuan satu-satunya akan segera menikah dengan seseorang yang hidupnya sudah mapan walaupun ia adalah seorang duda. Grup sosialita yang bernamakan Sweet Girl’s mengucapkan selamat kepadaku. Setelah itu, para undangan mengucapkan selamat kepadaku secara bergiliran. Setelah para undangan memberikan ucapan selamat, beberapa undangan harus pulang lebih cepat dan sisanya tetap melanjutkan acara pestaku. Beberapa menit kemudian, para undangan satu per satu meninggalkan cafe ini kecuali sang direktur yang akan menjadi suamiku kelak.  Ternyata ia ingin membicarakan tanggal pernikahan kepada kedua orang tuaku. Di tengah pembicaraan, datanglah anaknya bersama kedua orang tuanya untuk memperkenalkanku kepada mereka. Kedua orang tua direktur ini memberikan restu hubunganku dengannya. Anaknya yang bernama Muhammad Dzaki Haikal tampak begitu senang bahwa ia akan mempunyai mama baru. Untuk lebih akrab dengan anaknya, aku pun bermain dengannya. Ketika usai bermain dengannya, kami akan menentukan hari dan tanggal pernikahan kami yang tepat. Setelah diperbincangkan, akhirnya kami menemukan hari dan tanggal yang cocok. Jadi, kami akan melakukan mengikat janji suci dan menyelenggarakan resepsi pernikahan secara terpisah. Jadi, kami akan mengikat janji suci pada hari Jumat, tanggal 01 Desember 2017 dan kami akan menyelenggarakan resepsi pernikahan pada hari Sabtu, tanggal 03 Februari 2018. Setelah membahas tentang hari dan tanggal pernikahan, kedua keluarga kami pulang lebih dahulu ke rumah masing-masing karena sudah larut malam. Tetapi, aku dan sang direktur serta anaknya, Dzaki belum pulang dahulu. Sang direktur berkata kepada anaknya bahwa ia akan menikah denganku dan Dzaki harus menyayangiku sama dengan halnya dia menyayangi ibu kandungnya. Dzaki pun menyapaku dengan senyuman manis di wajahnya yang tampan seperti ayahnya. Karena sudah semakin larut malam, aku diantarkan pulang olehnya. Ketika aku pengin keluar dari mobilnya, ekspresi wajah Dzaki terlihat cemberut. Lantas aku bertanya padanya mengapa Dzaki cemberut? Lalu, dia pun menjawab kalau ia masih pengin bermain denganku. Aku pun tertawa dan memberikan pelukan hangat untuknya sebelum aku keluar dari mobilnya. Kemudian, aku masuk ke rumahku dan membersihkan badanku. Hari ini adalah hari yang sangat menyenangkan dan tidak akan pernah aku lupakan hari ini.
Pada minggu pagi yang cerah ini, aku melakukan rutinitasku seperti biasa. Berolahraga, sarapan pagi dengan keluargaku, dan masih ada rutinistasku yang lain. Setelah melakukan semua rutinitasku, aku mengunjungi ke rumah Bella Helen. Karena hari ini Sweet Girl’s akan berkumpul di rumah Bella Helen. Ketika tiba di rumah Bella Helen, dibukakan pintu rumah Bella Helen oleh salah satu petugas keamanan di rumahnya. Aku mengucap salam ketika aku memasuki ruang tamunya. Wow! Rumah ini sungguh luar biasa! Banyak furniture yang bergaya klasik eropa yang mewah. Bella Helen menyapaku dari ruang keluarga yang berada di sisi kananku. Terlihat ia sedang bercengkerama dengan anaknya yang rupawan dan cantik jelita sama seperti ibunya. Aku pun bermain dengan anaknya. Ketika aku bermain dengan anaknya Bella Helen, Carissa dan Shali datang secara bersamaan. Mereka berdua pun mengucapkan salam ketika mereka memasuki rumahnya Bella Helen. Lalu, mereka berdua duduk di sebelahku dan di sebelah anaknya Bella Helen. Lalu, aku bertanya apakah kita mempunyai sebuah agenda untuk melakukan kegiatan positif? Kemudian, Carissa mengatakan bahwa akan ada sebuah kegiatan sosial di Yayasan Kanker di wilayah Cilandak, Jakarta Selatan pada tanggal 14 Oktober 2017. Setelah tanggal 14 Oktober 2017, kami akan mengadakan sebuah kegiatan menanam seribu pohon yang akan dilaksanakan pada tanggal 29 Oktober 2017 di Malang bersama para pemuda pemudi Malang dan juga gubernur Malang. Tiba-tiba Bella Helen memberikan sebuah ide jika kita akan berkumpul kembali dengan menggunakan baju adat masing-masing untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 2017 di kediamannya. Aku, Carissa, dan Shali sepakat karena ide itu sangat positif untuk dilakukan. Kami pun langsung menuliskan agenda itu agar tidak lupa. Namun sudah hampir tiga jam kami berbincang-bincang, kami tidak melihat Diana. Lalu, Shali menghubungi Diana untuk menanyakan mengapa ia belum datang juga. Diana pun menjawab panggilan dari Shali dengan suara yang lemas dan ia mengatakan bahwa ia sedang dirawat di sebuah rumah sakit yang tidak jauh dari rumahnya. Kami tercengang atas mendengar bahwa Diana dirawat di rumah sakit. Kami pun bergegas ke rumah sakit. Di tengah perjalanan, jalanan menuju ke rumah sakit terlihat begitu macet dan tidak ada jalan alternatif menuju kesana. Ketika kami tiba di rumah sakit, kami langsung menuju ke kamar Diana. Kamarnya berada di lantai lima dimana di lantai lima ini khusus pasien VVIP. Tibalah kami di kamarnya Diana, disamping Diana ada suaminya yang menjaga istrinya terbaring. Bella Helen pun bertanya apa yang menyebabkan ia sakit? Lalu, Diana pun berkata bahwa ia kelelahan karena jadwal pekerjaannya yang terlalu padat. Kami bersyukur bahwa kondisi Diana sudah jauh lebih baik tetapi Diana belum sepenuhnya sehat. Aku memberikan buah tangan untuknya. Carissa mengatakan bahwa kami memiliki agenda pada tanggal 14 Oktober 2017, 28 Oktober 2017, dan 29 Oktober 2017 dan dia berkata kamu harus ikut ya Diana. Lalu, aku menyikutnya dan menegurnya. Aku mengatakan bahwa Diana tidak perlu ikut jika kondisinya belum pulih seratus persen. Diana pun tertawa kecil melihat sahabatnya yang bertengkar kecil dan ia pun berkata mudah-mudahan aku bisa ikut. Semua orang yang berada disini sontak menyerukan aamiin. Lalu, kami berempat berpamitan kepada Diana. Bella Helen dan Shali tampak berbincang yang seru dan akan melanjutkannya di sebuah shopping center yang berada di Jakarta Selatan. Sedangkan aku dengan Carissa akan menonton sebuah film di rumahnya.
Ketika aku tiba di rumahnya Carissa, ada seekor kucing menghampirinya. Tetapi, kucing itu bukan hewan peliharaan Carissa. Carissa memperhatikan kucing itu dengan rasa iba. Nampaknya ia kucing liar. Kucing itu memiliki tiga warna yaitu putih, abu, dan hitam. Namun, kucing itu memiliki warna putih sebagai warna yang dominan di tubuhnya. Kucing itu mengeong sebagai pertanda bahwa ia kelaparan. Kami berdua tidak tahu apa maksud dari kucing itu. Kucing itu pun mengeong lagi dan pada akhirnya Carissa pun tahu bahwa kucing itu kelaparan. Dia pun segera membelikan makanan kucing di sebuah supermarket yang dekat dengan rumahnya sedangkan aku menghibur kucing yang kesepian itu. Aku mengajaknya main di teras depan rumah Carissa. Beberapa menit kemudian, Carissa pun datang dan diambilkannya sebuah tempat makan kucing yang ia belikan juga sembari membeli makanan kucing. Ditaruhnya makanan kucing di tempat makan yang telah ia sediakan. Lalu, kucing itu segera memakannya dengan lahap. Carissa membelai kepala kucing tersebut. Carissa berniat untuk merawat kucing tersebut dan menjadikannya hewan peliharaannya. Setelah kucing itu makan, dimandikannya kucing tersebut olehnya di rumahnya. Ternyata Carissa sempat memelihara kucing anggora tetapi kucing anggora ini mati karena umurnya yang sudah tua. Jadi, ia masih menyimpan alat mandi serta sabun di rumahnya. Lalu, kucing itu sudah bersih kembali dan Carissa akan mencuci badannya dahulu dan aku disuruhnya untuk menunggu di home cinema room yang bergaya minimalis modern miliknya di lantai dua. Aku segera kesana dengan membawa kucing itu. Aku duduk di salah satu bangku dan kucing itu berlari kesana kemari. Beberapa menit kemudian, Carissa pun datang dengan tangan yang penuh dengan camilan. Kami berdua pun nonton seperti nonton di bioskop. Selama kurang lebih dua jam, film itu pun selesai. Aku menikmati film itu. Setelah menonton film, aku memesan makanan di salah satu restoran melalui aplikasi dan aku akan mentraktir Carissa. Beberapa menit kemudian, pesananku akhirnya tiba. Kemudian, kami memakannya di ruang makan yang letaknya berada di lantai satu. Setelah memakan makanan yang kupesan dan merapikan meja makan yang berantakan, aku berpamitan kepada Carissa untuk berpamitan pulang. Ketika ingin pulang, telepon genggamku bordering dan aku melihat di layar teleponku bahwa yang meneleponnya itu calon tunanganku. Aku pun langsung mengangkat panggilan teleponnya dan dia berkata dia yang akan menjemputku karena ia ingin mengajakku ke suatu tempat. Aku menunggunya sembari aku berbincang-bincang dengan Carissa. Beberapa menit kemudian, terdengar suara pintu mobil dari kejauhan. Aku segera melihat ke depan apakah yang datang itu calon tunanganku apa orang lain dan ternyata orang itu bukanlah calon tunanganku melainkan sahabatnya Carissa sedari kecil yang bernama Khanza Azkadina Mandana Malika. Ya Nadine nama panggilannya. Kini, Malika merupakan seorang desainer terkemuka yang telah mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. Aku pun membukakan pintu untuknya dan aku memperkenalkan diri bahwa aku sahabatnya juga. Ia pun membalasnya dengan suara yang lembut. Lalu, kami bertiga mulai bercengkerama sembari aku menunggu calon tunanganku datang. Nadine merupakan orang yang lembut, cantik, dan juga ramah. Aku merasa cocok denganya. Beberapa menit kemudian, terdengar suara klakson mobil dari depan rumah Carissa. Lalu, aku melihatnya lagi apakah yang datang itu calon tunanganku atau bukan. Setelah kuperiksa, ternyata yang datang adalah calon tunanganku dan aku segera berpamitan kepada Carissa dan juga Nadine.
Kemudian, aku langsung masuk ke dalam mobil calon tunanganku. Aku kira di dalam mobilku itu hanya ada aku dan calon tunanganku dan ternyata ada Dzaki yang terlelap di bangku mobil di belakang bangku pengemudi. Aku bertanya kepadanya kemana ia akan membawaku pergi? Namun, ia tidak menjawab pertanyaanku melainkan menaikkan pundak yang pertanda tidak tahu. Karena hari telah malam, aku tidak sengaja ketiduran di mobilnya karena aku mengantuk setelah seharian ini ia berpergian dengan Sweet Girl’s. Aku disuruh olehnya untuk merebahkan bangku mobil agar aku tidur dengan nyaman. Beberapa menit kemudian, aku dibangunkan olehnya karena tempat tujuan sudah sampai. Aku menerka di sedang berada di daerah mana. Lalu, aku bertanya kepadanya apakah ini berada di Kemang? Lalu, ia mengangguk. Aku tahu ini di daerah Kemang karena SMP aku juga berada di Kemang jadi aku dengan mudah menerka. Tapi, di depankku bukanlah restoran ataupun pusat perbelanjaan melainkan sebuah rumah yang bergaya scandinavian. Aku berada di rumah siapa? Aku bertanya kepadanya dan dia pun menjawab bahwa aku berada di rumahnya. Dia menjelaskan bahwa sebenarnya aku pengin diajak olehnya ke tempat desainer baju pernikahan yang berada di kawasan Panglima Polim. Namun, dia tidak jadi kesana karena melihatku kelelahan dan tadinya ia mengantarkanku pulang tetapi rumahku berada di Kelapa Gading yang terlalu jauh dari kawasan Panglima Polim. Jadi, ia membawaku ke rumahnya yang lebih dekat. Ternyata ia memiliki banyak rumah. Rumah induknya berada di Menteng. Namun, karena aku kelelahan jadi aku dibawakan ke rumahnya yang berada di Kemang agar aku bisa istirahat disana. Jadi, aku memasuki rumah itu dengan mengawali salam dan ditunjukkan sebuah kamar yang akan aku tempati. Aku membuka pintu kamar tersebut dan sungguh luar biasa kamar ini bergaya modern elegan yang berwarna cokelat. Lalu, aku terbaring di kasur karena aku sudah tidak bisa menahan rasa kantukku lagi dan dia berkata akan keluar sebentar karena ada urusan. Sebenarnya ia keluar untuk membelikan baju untukku buat besok pagi ke kantor televisi. Ketika ia tiba di sebuah toko pakaian wanita, ia bingung harus memilih baju yang mana. Dia melihat-lihat dan dia mengetahui warna kesukaanku yaitu warna putih. Karena setiap kali aku ke kantor televisi ia memperhatikanku diam-diam bahwa aku lebih sering menggunakan baju yang berwarna putih. Lalu, ia menemukan sebuah jumpsuit putih yang menurutnya akan cocok denganku dan dia pun membelinya. Kemudian ia segera kembali ke rumahnya. Ketika tiba di rumahnya, ia memeriksa keadaanku dan menaruh belanjaan di atas meja yang dekat dengan kasur. Dia terkejut! Karena anaknya, Dzaki, tidur di sebelahku. Dia pun senang melihat Dzaki yang akrab denganku. Lalu, ia menuju ke kamar tamu yang berada di sebelah ruang tamu. Sebenarnya kamar yang di tempatiku itu merupakan kamar tidurnya! Calon tunanganku pun tertidur.
Keesokan harinya, aku terbangun dari tidurku. Aku melihat Dzaki masih tidur di sebelahku dan aku membelai kepalanya. Aku sangat menyayanginya layaknya anak kandungku. Aku membangunkannya karena sudah waktunya untuk beribadah dan aku juga membangunkan calon tunanganku untuk mengingatkan bahwa sudah waktunya untuk beribadah. Calon tunanganku, aku, dan Dzaki melaksanakan ibadah bersama di musholla yang berada di halaman belakang. Setelah itu, aku membuatkannya sarapan pagi dengan bahan-bahan yang telah di sediakan di rumahnya. Walaupun di rumahnya ada asisten rumah tetapi aku ingin membuatkan sarapan pagi untuk calon tunanganku dan Dzaki. Setelah memasak dan makan bersama, calon tunanganku berkata kamu jangan pulang ke rumah untuk mengambil pakaian karena aku telah menyiapkannya untukmu. Aku pun merasa bersyukur karena aku mendapatkan seseorang yang begitu perhatian. Aku bersiap diri untuk berangkat ke kantor bersama calon tunanganku. Ketika semuanya sudah siap dan masuk ke dalam mobil yang telah disediakan oleh supir pribadinya. Sebelum pergi ke kantor, sang supir akan mengantarkan Dzaki sekolah di daerah Kemang sama seperti biasanya. Tibalah di sekolahnya Dzaki dan ternyata bangunan di sebelah sekolah dasarnya itu adalah bangunan SMP aku dahulu. Bentuk bangunan SMP aku tidak berubah sedikit pun yang berubah hanya adanya sebuah masjid diantara gedung sekolahku dan sekolanya Dzaki, lahan parkir juga sudah luas dan tertata rapi. Kemudian, kami menuju ke kantor televisi yang berada di daerah Setiabudi, Jakarta Barat. Aku memberi tahu agendaku bahwa pada tanggal 14 Oktober 2017 akan ada kegiatan sosial di sebuah yayasan kanker di daerah Cilandak, tanggal 28 Oktober 2017 aku akan berkumpul dengan Sweet Girl’s dengan menggunakan baju adat, dan tanggal 29 Oktober 2017 aku akan ada kegiatan menanam seribu pohon di Malang kepada calon tunanganku. Dia mengatakan bahwa ia belum pasti bahwa pada tanggal 14, 28, dan 29 Oktober 2017 itu akan kosong. Jadi, dia belum pasti mengikutiku. Lalu, aku cemberut dan dia mengatakan bahwa dia akan berusaha untuk ikut denganku. Aku pun tersenyum kembali. Akhirnya kami pun tiba di kantor televisi dan melakukan kegiatan seperti biasanya.
Hari telah berganti dengan cepat dan hari ini merupakan hari jumat. Ketika aku selesai membawakan acara Din’s Care, aku menghubungi sang desainer yang mengharumkan nama Indonesia, Nadine. Ya, aku pengin bertemu dengannya di sebuah restoran Jepang yang berada di daerah Kemang untuk konsultasi kepadanya. Gaun pernikahan yang cocok di tubuhku. Ketika tiba di restoran tersebut, aku memesan makanan Jepang sembari aku menunggu Nadine datang. Ketika aku sedang memesankan makanan, calon tunanganku meneleponku dan bertanya aku berada dimana dan dia akan menghampiriku. Aku pun berkata aku berada di restoran Jepang yang berada di Kemang. Dengan segera, ia menghampiriku secepatnya. Setelah pesananku datang, Nadine pun turun dari mobilnya yang terparkir di depan restoran dan dia segera masuk ke restoran. Aku pun menyapa Nadine dan dia pun menyapaku balik dan aku menjelaskan kepadanya bahwa aku sebentar lagi akan menikah dan aku memintanya untuk membuatkan sebuah sketsa gaun pernikahanku nanti. Lalu, Nadine sepakat bahwa ia ingin membuatkan sebuah gaun pernikahan untukku. Kemudian, datanglah calon tunanganku dan duduk di sampingku. Calon tunanganku terkejut karena orang yang berada di depanku ini desainer yang akan ditemuinya di daerah Panglima Polim bersamaku waktu itu! Lalu, aku tertawa karena ini hanyalah sebuah kebetulan. Nadine pun mengatakan bahwa pada malam itu ia tidak berada di Panglima Polim karena ia menemui sahabatnya, Carissa. Calon tunanganku berkata bahwa untung saja, saya tidak jadi ke Panglima Polim karena tunangan saya kelelahan jadi saya membatalkan pergi kesana.  Lalu, kami bertiga memulai perbincangan mengenai gaun pernikahanku. Satu jam kemudian, akhirnya telah sepakat bahwa gaun pernikahanku akan berwarna putih dan untuk bentuk gaunnya itu masih dirahasiakan. Setelah bertemu dengan Nadine, aku diajak oleh calon tunanganku berpergian di malam sabtu. Kemudian, aku diantarkan pulang ke rumahku.
Keesokan harinya, aku bangun di pagi yang cukup cerah ini.  Hari ini akan ada kegiatan sosial di sebuah yayasan kanker di daerah Cilandak. Sebelum berangkat, aku harus berolahraga dahulu dan melakukan rutinitas di pagi hari. Kemudian, aku bersiap-siap untuk berangkat ke rumah Shali. Karena Sweet Girl’s akan berkumpul di rumah Shali. Rumah Shali tidak terlalu jauh dan juga tidak terlalu dekat dari rumahku, jadi aku akan berangkat kesana dengan menggunakan taksi. Selama di perjalanan, aku menghubungi calon tunanganku dan mengatakan bahwa aku akan menuju ke rumah Shali dan aku bertanya apakah ia akan menemaniku disana atau tidak? Lalu, ia pun mengatakan bahwa dia akan menemaniku tetapi ia harus bertemu dengan seseorang yang sangat penting dahulu. Aku sedikit kesal tetapi aku tetap senang bahwa ia akan meluangkan waktunya untukku! Beberapa menit kemudian, tibalah aku di rumah Shali yang bergaya Bali modern (karena ia menikah dengan seorang chef terkenal dari Bali). Aku mengetuk pintu dan mengucapkan salam ketika aku melangkahkan kakiku ke dalam rumahnya. Aku dan Shali menunggu di teras belakang sembari mendengarkan gemercik air mancur di dekat kolam renangnya. Lalu, Diana dan Bella Helen datang secara serempak. Setelah itu, Carissa pun turun dari mobilnya dan ada seseorang juga ikut turun dari mobilnya. Seseorang yang kukenal namanya Nadine sembari memperkenalkannya dengan anggota Sweet Girl’s yang lain dan Carissa mengatakan bahwa ia adalah anggota baru Sweet Girl’s. Diana, Shali, dan Bella Helen menyapa sang desainer, Nadine. Karena semua telah berkumpul, kami segera berangkat ke Yayasan Kanker Jakarta yang berada di daerah Cilandak. Selama di perjalanan, kami bercanda gurau dan bernyanyi bersama. Sungguh mengasyikkan! Lalu, kami tiba di Yayasan Kanker Jakarta. Kami disambut hangat oleh anak-anak yang memiliki penyakit kanker sejak kecil. Disana kami berbincang-bincang dengan anak-anak kanker. Mereka senang bahwa kami datang mengunjungi mereka. Aku sebagai dokter memeriksa sebagian anak-anak tersebut. Setelah aku memeriksa kondisi mereka, Diana dan Shali membagikan sekotak makanan untuk mereka masing-masing. Mereka pun memakannya dengan lahap. Kami sangat senang melihat mereka makan begitu lahap. Beberapa menit kemudian, datanglah seorang lelaki yang ditangannya penuh dengan tas yang berisikan berbagai hadiah di dalamnya. Lelaki itu adalah calon tunanganku  dan ia segera membagikan hadiah tersebut kepada anak-anak. Anak-anak pun mengambil hadiahnya secara bergiliran. Aku memperhatikannya dengan perasaan bangga dan juga bersyukur karena aku memiliki seorang laki-laki yang memiliki hati lembut dan saling berbagi satu sama lain dan lelaki itu akan menjadi pendamping hidupku. Anak-anak pun segera membuka hadiah. Ada yang mendapatkan sebuah baju, sebuah buku gambar serta peralatan menggambar, dan berbagai macam hadiah yang tak kalah menarik. Lalu, tunanganku bercengkerama dan tertawa bersama bersama mereka. Aku baru menyadari kalua tunanganku menyayangi anak kecil seperti diriku. Waktu berjalan begitu cepat, aku dan Sweet Girl’s serta calon tunanganku berpamitan pulang kepada mereka.  Di tengah perjalanan pulang, telepon genggam milik Shali berdering dan dia mengangkat panggilan teleponnya itu. Dia mendapatkan kabar bahwa neneknya telah pulang ke surga. Dia nangis tersedu-sedu. Kami pun turut berduka cita atas kematian neneknya. Pada akhirnya, kami semua pergi melayat ke rumah neneknya. Setelah melayat, kami pun pulang ke rumah masing-masing kecuali Shali. Ia masih tidak percaya dan tidak rela bahwa neneknya telah pulang selama-lamanya.
Hari telah berganti, hari ini aku akan berencana untuk mengundang Sweet Girl’s ke rumahku. Karena di rumahku akan ada pertemuan keluarga besarku dan keluarga besar dari calon tunanganku. Tetapi, aku akan melakukan rutinitas pagi sebelum acara dimulai. Setelah itu, Shali pun datang ke rumahku.  Seharusnya Shali masih di rumah almarhumah neneknya, tetapi karena ia itu anak yang kuat. Jadi, ia akan lebih baik jika ia datang ke rumahku untuk menghibur dirinya. Karena ia datang lebih awal, aku meminta dia untuk membuat kue dan mengajariku cara membuatnya. Shali pun membuat sebuah kue kesukaan tunanganku, kue brownies yang diatasnya terdapat baluran krim keju.  Aku memperhatikan agar aku bisa membuat kue untuk suamiku kelak. Setelah selesai, aku akan memperhias kue itu agar terlihat cantik dan aku  menaruh kue tersebut ke lemari pendingin agar tidak mencair. Beberapa menit kemudian, datanglah Diana, Carissa, Nadine, dan Bella Helen. Mereka membantu ibuku untuk merapikan rumahku. Setelah selesai, kami istirahat sebentar. Lalu, Diana, Bella Helen, Shali, Carissa, dan Nadine akan mengganti pakaian yang lebih formal sedangkan aku memakai kebaya berwarna nude yang dirancang oleh Nadine. Beberapa jam kemudian, tibalah saatnya untuk memulai acara. Kedua keluarga telah duduk berhadap-hadapan. Lalu, dimulailah acara lamaran aku dengan sang direktur. Satu setengah jam telah berlalu, acara lamaran ini pun selesai dan dilanjutkan dengan makan makanan yang telah disediakan. Namun, beberapa undangan ada yang mengucapkan selamat sebelum mereka makan. Sweet Girl’s memberikan selamat kepadaku dan juga tunanganku. Tiba-tiba mereka memberikan sebuah hadiah kepadaku. Aku tidak menyangka dan aku terharu bahwa mereka akan memberikanku hadiah. Aku sangat senang memiliki sahabat seperti mereka. Dzaki pun mendatangiku dan diberikannya sebuket mawar putih untukku dan ayahnya menepuk bahu anaknya dan mengatakan bahwa Dzaki kamu pintar, ayah bangga sama kamu Dzaki! Aku tersipu malu sekaligus aku senang. Lalu, aku, Dzaki, dan tunanganku makan bersama. Sweet Girl’s pun ikut makan bersama. Beberapa menit kemudian, satu per satu para undangan pun berpamitan pulang dan mengatakan kepadaku dan tunanganku bahwa semoga langgeng ya sampai kakek dan nenek.  Lalu, tunanganku dengan semangat menyerukan aamin, aamin terima kasih ibu dan bapak. Aku pun membalasnya dengan senyuman manis dan berkata aamiin, terima kasih ya ibu dan bapak. Setelah semua undangan pulang, Dzaki dan tunanganku juga pulang karena ia tahu bahwa aku kelelahan dan dia menyuruhku untuk istirahat dan ia tidak akan menggangguku. Aku pun mematuhinya, aku dengan segera masuk ke kamarku dan aku pun beristirahat.
Keesokan harinya, aku bangun dari tidurku dengan senyuman manis pada pagi hari yang cerah ini. Aku pun bersiap diri untuk pergi ke kantor televisi. Namun, pagi ini akan berbeda dengan pagi yang sebelumnya. Pada pagi ini, tunanganku akan menjemputku! Beberapa menit kemudian, ia pun datang ke rumahku ketika aku makan pagi dengan keluargaku. Lalu, aku persilahkannya untuk masuk ke rumah dan bertemu dengan orang tuaku. Ia pun mengatakan salam ketika ia menginjakkan ruang tamuku dan ia mencium tangan kedua orang tuaku sama halnya seperti ia mencium kedua orang tuanya. Ayahku mengajak tunanganku untuk makan pagi bersama. Lalu, kami pun makan pagi bersama. Setelah itu, aku dan tunanganku berpamitan dengan kedua orang tua untuk pergi berangkat bekerja. Lalu, kami tiba di kantor dan melakukan kegiatan sehari-hari seperti biasanya.
Hari telah berganti begitu cepat, esok hari adalah hari sabtu tanggal 28 Oktober 2017. Pada esok hari, Sweet Girl’s akan berkumpul bersama di kediaman Bella Helen. Pada malam hari sabtu, aku mencari baju adat Betawi, Baju Kurung. Setelah menemukan baju itu, aku segera merapikan baju, perlatan mandi, dan perlengkapan untuk dimasukkan ke dalam koper yang berukuran kecil. Lalu, aku memesan tiket pesawat ke Malang untukku, Diana, Bella Helen, Shali, Carissa, dan Nadine untuk hari sabtu malam. Aku segera menghubungi tunanganku bahwa pada sabtu malam aku akan menuju ke Malang dengan menggunakan kapal terbang. Setelah kuhubungi, ia masih ingat bahwa agendaku pada hari minggu akan ada menanam seribu pohon di Malang dan ternyata ia sudah memesan sebuah kamar hotel berbintang lima untukku. Aku terkejut! Karena ia masih mengingatnya, kalau aku menjadi dirinya mungkin aku sudah melupakan agenda tunangannya itu. Namun, ia masih ingat. Aku pun mulai beranjak ke tempat tidurku karena aku rasa kantuk sudah datang.
Hari Sabtu, tanggal 28 Oktober 2017, pun tiba. Hari ini adalah Hari Sumpah Pemuda. Aku melakukan rutinitas pada pagi hari sebelum berangkat ke kediaman Bella Helen. Beberapa menit kemudian, aku bersiap diri dan berpamitan kepada kedua orang tua bahwa hari ini aku akan pergi untuk merayakan Hari Sumpah Pemuda bersama sahabat-sahabatku. Dalam perjalanan menuju kediaman Bella Helen, aku menghubungi tunanganku bahwa aku dalam perjalanan menuju kediaman Bella Helen dan dia mengatakan bahwa hati-hati di jalan. Aku pun sudah tiba di kediaman Bella Helen karena jalanan begitu lengang pada pagi hari ini. Aku pun dibukakan pintu pagar serta pintu rumahnya oleh petugas keamanan yang ada di kediaman Bella Helen. Lalu, aku memasuki rumahnya sembari mengucapkan salam. Dari dalam terdengar bahwa ada seseorang yang menjawab salamku. Orang itu adalah Bella Helen yang sedang memberi makan pada anaknya yang masih belia. Bella Helen terpana olehku. Ia mengatakan bahwa aku cocok sekali menggunakan pakaian dan make-up seperti ini. Ia mengatakan pada hari ini aku terlihat beda seperti biasanya yang sering ia lihat di televisi ketika acara Din’s Care ditayangkan. Lalu, Shali, Nadine, dan juga Carissa datang bersamaan. Shali menggunakan baju adat Palembang yaitu Aesan Gede, sedangkan Nadine menggunakan baju adat Padang yaitu Baju Batabue, dan Carissa menggunakan baju adat Sumatera Utara yaitu Kain Ulos. Mereka menyapa dengan Bella Helen tetapi ia tidak menyapa padaku. Mungkin karena hari ini aku memakai make-up yang berbeda daripada yang biasanya sehingga mereka tidak mengenaliku. Lalu, Carissa pun bertanya Dina belum datang? Aku pun menjawabnya hei, aku dari tadi disini.  Mereka semua menoleh ke arahku dan mereka tercengang melihatku. Mereka mengatakan bahwa aku berbeda seperti pada biasanya. Mereka mengatakan bahwa make-up yang kupakai hari ini sangatlah indah dan cocok di wajahku. Beberapa menit kemudian, seorang fotografer itu pun datang dan kami pun memulai foto untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda dan dapat diabadikan di media sosial agar masyarakat bisa mengetahui kalau geng sosialita mempunyai kegiatan positif. Beberapa jam kemudian, akhirnya kami pun selesai. Kemudian, kami berbincang-bincang tentang kegiatan menanam seribu pohon di Malang esok hari. Setelah itu, kami pulang ke rumah masing-masing untuk mengambil barang-barang yang akan dibawa ke Malang. Lalu, kami pun segera ke Bandar Udara Soekarno Hatta dan kami pun tiba di Bandar Udara Soekarno Hatta. Lalu, kami segera check-in tiket pesawat. Masih ada waktu selama empat puluh lima menit sebelum masuk ke dalam pesawat, aku pun berjalan-jalan sendirian. Ketika berjalan, aku dihubungi oleh tunanganku yang ingin mengetahui kondisiku dan mengatakan hati-hati di jalan. Tunanganku tidak bisa datang ke bandar udara karena ada suatu perihal yang harus diurus olehnya. Aku tidak akan marah dan memaafkannya untuk kali ini saja. Empat puluh lima menit telah berlalu, kami pun segera masuk ke dalam pesawat karena pesawat akan lepas landas. Lima menit kemudian, pesawat pun lepas landas. Doakan kami ya untuk selamat sampai tujuan!
Satu jam tiga puluh menit telah berlalu, kami sekarang sudah berada di Bandar Udara Abdul Rachman Saleh, Malang. Lalu, kami pun berangkat ke sebuah hotel yang telah dipesan masing-masing ketika masih di Jakarta. Setelah sampai di hotel, kami pun langsung beristirahat karena kami butuh energi untuk esok hari.
Kami pun terbangun dari tidur karena untuk melakukan ibadah pada pagi hari. Lalu, aku berenang di hotel, Shali berlari di sekitaran hotel, Diana masih bersantai di kamar dengan Nadine, dan Bella Helen serta Carissa sedang memesan makanan untuk makan paginya di restoran hotel tersebut. Beberapa menit kemudian, kami sudah siap untuk melakukan kegiatan “Menanam Seribu Pohon bersama Gubernur Malang serta Pemuda/I”. Lalu, kami pun berangkat ke tempat menanam pohon tersebut. Ketika sampai disana, kami disambut oleh gubernur Malang yang akan mengalungkan kalungan bunga. Kami pun senang sekali melihat pemuda/i Malang yang semangat untuk melakukan kegiatan menanam seribu pohon. Bahkan ada masyarakat Malang yang membuat sebuah spanduk yang berjudul dengan “SELAMAT DATANG DI MALANG, MY SWEET GIRL’S”. Aku dan juga anggota Sweet Girl’s yang lain merasa terharu sekaligus senang karena betapa sayangnya mereka kepada kami. Setelah itu, kami memulai menanam pohon yang telah dipandu oleh pemandu acara ini. Ternyata cukup mudah untuk menanam pohon. Untuk merawat dan menjaga pohon juga tidak begitu sulit. Tetapi mengapa kebanyakan orang sulit sekali untuk menanam beberapa pohon di perkarangan rumahnya? Dan mengapa kebanyakan orang menebang pohon sembarangan ataupun membakar hutan? Bukankah pohon itu memiliki peran yang sangat penting? Seperti misalnya pohon dapat menghasilkan oksigen dan oksigen tersebut akan kita hirup dan juga pohon juga dapat menyerap polutan sehingga mengurangi terjadinya pemanasan global. Aku heran melihat orang-orang yang tidak tahu betapa pentingnya peran pohon bagi kehidupan manusia. Waktu berjalan begitu cepat, hari mulai senja dan kami beserta gubernur malang dan juga pemuda/i pun telah menanam seribu pohon dan aku berharap pohon ini tidak akan ditebang maupun dibakar oleh orang yang bertangan jahil dan tidak bertanggung jawab. Kami pun diajak makan malam bersama oleh gubernur Malang. Kami pun bercengkerama oleh gubernur sembari makan malam. Aku pun makan dengan lahap karena aku sedang kelaparan. Setelah makan malam, kami pun berpamitan dengan gubernur Malang dan segera menuju ke hotel. Ketika kami sampai di kamar hotel masing-masing, kami dengan segera mandi. Setelah itu, Sweet Girl’s akan berkumpul di kamarku untuk mengevaluasi tentang kegiatan ini. Dan hasil evaluasi kami, kami akan melakukan sebuah kampanye tentang aksi peduli lingkungan. Kampanye ini berisikan tentang penggalangan dana dan dana tersebut akan diberikan kepada suatu organisasi yang cinta terhadap lingkungan. Kampanye itu akan dilakukan dari tanggal 04 Desember 2017 hingga 28 Januari 2018. Aku serta Sweet Girl’s akan mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk ikut bergabung bersama kami. Lalu, kami pun tertidur di kamarku karena kami kelelahan setelah seharian melakukan kegiatan.
Keesokan harinya, kami terbangun dari tidurnya dengan senyuman manis yang akan memulai aktivitas hari ini dengan semangat. Kami pun berenang bersama. Lalu, kami mandi. Kemudian, kami makan pagi bersama. Setelah makan pagi, kami akan mengelilingi kota Malang. Kami mengelilingi Alun-Alun Merdeka Malang. Kami hanya sebentar disana dan kami berangkat menuju Pantai Tamban yang elok dan juga tidak kalah dengan Pantai Kuta, Bali. Disana kami pun mengabadikan foto, bermain, berlari, dan bernyanyi bersama. Karena kami semua menyukai petuangalan maka dari itu kami akan menuju ke Rafting Kasembon setelah dari pantai. Beberapa jam kemudian, kami pun cukup puas untuk berjalan-jalan di Kota Malang yang tidak kalah menariknya dari kota-kota yang lain. Lalu, kami bergegas menuju ke hotel dengan segera. Ketika sampai disana, kami pun beristirahat lebih awal karena kami akan pulang ke Jakarta pada pagi buta.
Pada pagi buta sekali, kami sudah berada di Bandar Udara Abdul Rachman Saleh dan kami sudah berada di dalam pesawat yang sebentar lagi akan lepas landas menuju Jakarta. Satu jam tiga puluh menit kemudian, kami pun telah sampai di Bandar Udara Soekarno Hatta. Lalu, kami pun terpisah satu sama lain untuk pulang ke rumahnya masing-masing. Ketika aku pengin memanggil taksi di bandara, telepon genggamku berdering dan yang meneleponku adalah tunanganku. Lalu, aku pun menjawab panggilan itu. Dikatakannya bahwa tunanganku ini sudah sampai di Bandara Soekarno Hatta untuk menjemputku. Lalu, aku mencari mobilnya itu. Setelah aku menemuinya, aku pun masuk ke dalam mobilnya dan kami pun menuju ke rumahku. Selama di perjalanan, aku mulai menceritakan pengalaman yang seru bersama Sweet Girl’s di Malang. Lalu, ia mengatakan maaf bahwa ia tidak bisa ikut ke Malang bersamaku. Lalu, aku mengatakan bahwa aku akan ada kegiatan kampanye tentang aksi peduli lingkungan pada tanggal 04 Desember 2017 hingga 28 Januari 2018. Setelah itu, ia mengatakan bahwa aku harus menjaga kesehatan karena aku memiliki kegiatan yang begitu banyak dan aku mengucapkan terima kasih kepadanya karena ia telah memperhatikanku. Lalu, tibalah di rumahku. Pada hari ini, tunanganku mengatakan bahwa hari ini aku tidak akan menjadi pembawa acara di Din’s Care karena ia menginginkanku untuk beristirahat. Lalu, aku akan menuruti perkataannya dan seharian ini aku akan berada di rumah untuk beristirahat.
Keesokan harinya, aku bangun pagi dengan wajah yang segar dan semangat untuk membawakan acara Din’s Care. Aku pun bersiap diri dan aku akan berangkat ke kantor televisi. Pada hari ini, aku kembali lagi untuk menjadi pembawa acara di Din’s Care. Lalu, aku menjalani aktivitas seperti biasa.
Hari-hari demi hari telah kulewati dengan begitu cepat. Hari ini adalah hari Sabtu 04 November 2017. Pada hari ini, aku akan bertemu dengan tunanganku untuk membicarakan tentang acara mengikat jani suci kami yang akan dilaksanakan pada tanggal 01 Desember 2017. Kurang dari sebulan, kami akan mengatur acara ini dengan menggunakan sebuah wedding organizer ternama. Lucy Wedding Organizer telah kupilih untuk menjadi wedding organizer di acaraku nanti. Banyak yang mengatakan bahwa Lucy Wedding Organizer akan mengatur pernikahan dengan hasil yang baik dan bagus walaupun ia mengerjakannya kurang dari sebulan.  Lalu, kami pun ke tempat Lucy Wedding Organizer untuk memperbincangkan tentang makanan yang akan dihidangkan, dekorasi ruangan, dan masih banyak hal yang akan diperbincangkan. Enam jam kemudian, akhirnya kami sudah menyelesaikan tentang acara pernikahan untuk pengikatan janji suci yang akan diselenggarakan di Masjid Pondok Indah, pada tangggal 01 Desember 2017. Setelah sepakat dengannya, kami pun menuju ke tempat sang desainer baju pernikahan untuk pengikatan janji suci, Nadine. Aku ingin memeriksa bagaimana baju pernikahanku untuk acara pengikatan janji suci, apakah akan bagus di mataku atau sebaliknya? Tetapi, aku akan percayakan kepada Nadine yang akan membuatkan baju pernikahanku untuk acara pengikatan janji suci. Ketika tiba disana, aku melihat sebuah baju pernikahan berwarna putih yang dibalurkannya manik-manik yang akan mempercantik baju pernikahan tersebut. Aku bertanya bagaimana baju pernikahanku apakah sudah selesai apa dalam pemrosesan? Lalu, ia menunjuk ke sebuah baju pernikahan yang sudah kulihat tadi ketika tiba disini. Aku sangat menyukai baju pernikahan baju itu. Aku bertanya lagi apakah baju pernikahan untuk calon suamiku telah selesai atau dalam pemrosedan? Dia mengatakan bahwa baju pernikahan untuk calon suamiku belum selesai namun dalam tahap penyelesain. Jadi, sekitar satu minggu lagi baju pernikahan untuk calon suamiku akan selesai.  Setelah itu, aku dan calon suamiku ini akan berjalan-jalan pada malam minggu yang indah ini. Setelah selesai berjalan-jalan, ia akan mengantarkanku pulang ke rumah.
Keesokan harinya, aku melakukan rutinitas pagi seperti biasanya. Setelah itu, aku mulai belajar untuk mengikuti tes kedokteran empat bulan lagi. Empat jam kemudian, aku telah selesai untuk belajar untuk mengikuti tes kedokteran. Setelah itu, aku berangkat ke rumahnya Diana untuk membicarakan tentang kampanye aksi peduli lingkungan lebih lanjut. Lalu, aku pun tiba di rumahnya. Aku disambut hangat oleh keponakannya yang sedang menginap di rumahnya. Kemudian, Diana dan aku pun mulai membicarakannya. Ternyata Diana sudah menyuruh seseorang untuk mengatur segalanya untuk kampanye ini. Aku pun bisa bernapas lega karena ia telah menyuruh seseorang untuk mengatur segala untuk kampanye aksi peduli lingkungan. Pada sore hari, aku pun pulang ke rumahku setelah seharian ini bermain dan berbincang-bincang dengan Diana. Ketika sampai di rumah, aku segera ke kamarku dan aku pun terbaring di tempat tidurku. Lalu, aku pun tertidur di tempat tidurku yang nyaman ini.
Hari telah berganti, hari ini hari Senin pada tanggal 06 November 2017. Hari ini aku akan menjalani seperti biasa. Karena aku memiliki aktivitas yang banyak, hari telah kulewati dengan cepat. Hari ini sudah hari sabtu lagi dan pada hari ini aku dan calon suamiku akan pergi ke tempat Nadine untuk melihat baju pernikahan untuk calon suamiku. Ketika sampai disana, aku meilhat baju pernikahan untuknya yang letaknya berada di samping baju pernikahanku. Aku kagum dengan hasil karya Nadine karena ia begitu pandai dalam membuat baju yang indah. Pantas saja ia membuat harum nama Indonesia di kancah dunia internasional  khususnya di bidang pakaian. Setelah itu, kami membayar baju pernikahan kami kepada sahabatku ini, Nadine. Kemudian, aku diajak oleh calon suamiku untuk pergi ke rumahnya yang berada di Menteng, Jakarta Pusat. Ketika sampai di rumahnya, Dzaki menyambutku dengan riang dan ia mengatakan bahwa ia rindu kepadaku. Aku pun bermain di rumahnya hingga petang. Lalu, calon tunanganku beserta Dzaki akan mengantarkanku pulang.
Hari telah berganti dengan sangat cepat, tidak ada yang menarik untuk diperbincangkan. Hari ini adalah hari kamis tanggal 30 November 2017. Hari ini aku akan melakukan perawatan kulit untuk dilulur seperti khalayak orang yang akan menikah bersama Sweet Girl’s. Hari ini dan esok aku akan mengambil cuti. Karena aku akan segera menikah jadi aku harus beristirahat lebih banyak. Setelah luluran, aku dan Sweet Girl’s akan melakukan manicure dan juga pedicure. Setelah itu, kami merapikan dan merawat rambut kami agar terlihat lebih menawan khususnya untukku. Karena pada esok hari, aku akan menjadi pusat perhatian jadi aku akan merapikan rambutku. Setelah itu selesai, mereka pun mengantarkanku pulang. Di tengah perjalanan, mereka memberikan wejangan-wejangan untukku. Lalu, kami pun tiba dan aku pun segera turun dari taksi. Aku pun beristirahat lebih awal untuk menjaga kesehatanku pada esok hari.
Aku terbangun dari tidurku. Aku sangat senang bahwa hari ini adalah hari pernikahanku. Hari ini aku akan berolahraga sebentar. Lalu, aku akan membersihkan badanku. Lalu, aku dan keluarga besarku berangkat menuju ke Masjid Pondok Indah. Ketika sampai disana, aku akan dipakaikan riasan diwajaku dengan stylist dari Lucy Wedding Organizer. Setelah dipakaikan riasan di wajaku, aku memakai baju pernikahanku yang berwarna putih. Setelah itu, Sweet Girl’s datang untuk melihat apakah riasan di wajahku ini bagus atau tidak. Lalu, mereka sontak menyerukan Dinaa, kau sungguh-sungguh cantik! Kau bukan Dina pada biasanya! Aku sangat senang mendengar bahwa mereka mengatakan bahwa aku sungguh-sungguh cantik dan aku bersyukur karena aku telah memilih wedding organizer yang tepat. Beberapa menit kemudian, acara pegikatan janji suci pun dimulai. Hatiku dag dig dug sama seperti halnya ketika aku pertama kali di depan pintu ruangan direktur. Akankah aku dengan dia menjadi sepasang suami istri? Lalu, ia pun mengucapkan ijab kabul dengan lancar dan para saksi mengatakan sah. Aku bersyukur aku telah mejadi istrinya. Istri dari Muhammad Adam Aldrich Hamizan yang merupakan seorang direktur dan juga ayah dari Dzaki. Lalu, aku pun masuk ke ruangan ijab kabul dan aku duduk disampingnya. Kemudian, aku dipasangkannya sebuah cincin berlian yang sangat artistik di jari manisku. Begitu pula denganku, aku memasangkan sebuah cincin berlian di jari manisnya. Lalu, aku mencium tangannya sebagai seorang istri untuk pertama kalli dalam seumur hidupku. Anggota Sweet Girl’s pun mengabadikan momen kebahagiaanku. Beberapa menit kemudian, para tamu undangan pun memberikan selamat menempuh hidup baru dan mendoakan aku dan suamiku agar menjadi pasangan yang  saling menenteramkan, saling mencintai, dan juga saling menyayangi satu sama lain sepanjang masa. Lalu, Dzaki memperkenalkan ibu kandungnya kepadaku. Untuk pertama kalinya aku melihat ibu kandungnya dan ia pun mengatakan selamat menempuh hidup baru dan mendoakan aku dan suamiku agar menjadi pasangan yang  saling menenteramkan, saling mencintai, dan juga saling menyayangi satu sama lain sepanjang masa dan dia pun memberikan senyuman manis kepadaku walaupun aku belum pernah bertemu dengannya. Lalu, aku membalas senyumnya itu dengan senyuman manis. Lalu, para tamu undangan pun memakan makanan yang sudah dihidangkan dari pihak catering. Setelah itu, Sweet Girl’s pun juga memberikan ucapan selamat dan medoakanku agar keluargaku yang baru ini menjadi keluarga yang harmonis. Kemudian, Sweet Girl’s memberikan sebuah hadiah untukku. Aku pun menerimanya. Beberapa jam kemudian, pernikahan ini pun selesai. Lalu, aku, Adam, dan kedua orang tuaku dan juga kedua orang tua Adam pun makan bersama sembari bercengkerama. Setelah itu, kami pun pulang ke rumah masing-masing. Namun, kini aku menjadi seorang istri dari Adam. Jadi, aku akan pulang ke rumahnya. Ketika sampai di rumahnya Adam, aku pun langsung tertidur di tempat kasur miliknya.
Keesokan harinya dan hari minggu tanggal 03 Desember 2017, aku akan menghabiskan waktu seharian di rumah bersama keluarga baruku ini. Aku bermain dengan Dzaki, aku membuatkan makan pagi, makan siang, makan malam, hingga camilan untuk Dzaki dan juga Adam. Waktu berjalan begitu cepat, dan pada akhirnya kami pun tidur karena sudah larut malam.
Tanggal 04 Desember 2017 hingga tanggal 28 Januari 2018, Sweet Girl’s akan mengadakan kampanye. Kampanye ini tentang penggalangan dana yang akan diberikan kepada sebuah organisasi pecinta lingkungan. Sweet Girl’s pun berharap bahwa akan ada perubahan terhadap lingkungan. Perubahan itu berupa banyaknya pohon-pohon di daerah yang tandus dan mereboisasi hutan-hutan yang gundul maupun yang telah dibakar. Aku sangat sibuk untuk mengurus kampanye ini dari tanggal 04 Desember 2017 hingga 29 Desember 2017. Namun, pada tanggal 30 Desember 2017 rejeki pun datang kepadaku. Aku diberitakan oleh dokter kandungan bahwa aku telah mengandung setelah aku merasakan pusing dan aku sering mual dan juga muntah-muntah. Aku dan Adam sangat gembira dan sangat bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena-Nya aku mendapatkan rejeki yang sangat membahagiakan hatiku. Aku akan memberikan kabar gembira ini kepada kedua orang tuaku, kedua orang tua Adam, dan seluruh kerabat dekatku khususnya Sweet Girl’s, dan juga keluarga besarku. Karena aku mengandung dan aku dilarang oleh suamiku untuk berkampanye lagi tetapi Adam telah menyuruh karyawannya untuk menggantikanku berkampanye serta ia juga akan mengumumkan kampanye itu di perusahan televisinya itu. 
Keesokan harinya, aku diberikan hadiah oleh Adam. Hadiah itu berupa berlibur di Bali selama seminggu untuk merayakan perayaan penggantian tahun baru sekaligus untuk menghilangkan kepenatan. Selama seminggu disana aku menghabiskan waktu di hotel yang berada di pantai yang langsung menghadap ke laut. Aku sangat menikmati lliburan itu. Liburan kali ini sangat spesial karena aku berlibur dengan orang terkasih dan anaknya layaknya anak kandungku sendiri, Dzaki.
Waktu berjalan dengan sangat cepat, kini sudah tanggal 28 Januari 2018. Hari ini adalah hari terakhir penggalangan dana. Pada hari ini sudah terkumpul dana sebanyak satu miliar sembilan ratus juta tiga ratus ribu lima puluh lima ribu dua ratus lima belas rupiah. Aku berharap akan ada seseorang mengirimkan seratus juta untuk mencapai dua miliar. Beberapa jam kemudian, seseorang telah mengirimkan seratus juta. Lalu, aku dan dari pihak organisasi pecinta lingkungan telah sepakat akan memberikan dana tersebut di tempat yang telah kutentukan pada esok hari. Detik demi detik telah kulewati, hari sudah berganti.  Aku sangat berterima kasih sekali dengan orang-orang yang telah mengirimkan dana seikhlasnya untuk kampanye peduli lingkungan. Aku hanya berpesan bahwa jika seseorang sudah menanam pohon dan merawat pohon maka orang lain dengan tolong untuk menjaga dan merawat pohon itu dengan baik. Jangan membuat pohon itu ditebang apalagi dibakar. Pohon sangat berarti di kehidupan kita. Janganlah membuang sampah sembarangan. Hal ini yang menjadi perkara di Indonesia. Banyak orang yang masih membuang sampah sembarangan.
Lalu, tanggal 03 Februari 2018 pun tiba. Pada hari ini, aku akan menggelar pesta pernikahanku di sebuah hotel berbintang lima, aku mengajak anak-anak dari yayasan kanker dan gubernur Malang untuk ikut hadir di pesta pernikahanku. Hari ini aku menggunakan sebuah gaun berwarna nude dan Adam memakai jas berwarna hitam. Pernikahanku dan Adam bak seperti pernikahan pangeran dan princess. Banyak artis terkenal, penyanyi ternama, dan para pengusaha diundang olehku dan Adam. Sweet Girl’s pasti hadir di pesta pernikahanku sebagai bridesmaid. Mereka pun menyumbangkan sebuah lagu untuk memeriahkan pesta pernikahanku ini. Pada pesta pernikahan kami begitu semarak. Lalu, aku melemparkan buket bunga kepada para undangan termasuk bridesmaid. Setelah itu, aku melihat Nadine mendapatkan buket bunga dariku. Banyak yang bilang bahwa jika mendapatkan buket bunga dari pengantin maka orang itu juga segera menikah. Lalu, siapakah pendamping hidup Nadine? Bagaimana mereka bisa dipertemukan hingga mereka naik di atas pelaminan? Tunggu cerita selanjutnya yaa.. xoxo 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 28, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Me and My Sweet Girl'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang