10

494 78 0
                                    

Rasa takut tak luput dari hatinya. Ia hanya takut kehilangan orang yang sangat ia sayangi, setelah mendiang ibunya.

.
.
.

"Aku pulang," suara husky nan khas itu membuyarkan lamunan Seongwoo yang sedari tadi berada di ruang tengah, kedua sudut bibirnya terangkat hingga membentuk sebuah lekukan senyum. Ia mulai berlari menghampiri Daniel dan memeluknya erat.

"Selamat datang, Niel."

Daniel tidak mengelak, ia tersenyum sembari membalas pelukan kekasihnya itu.

"Baby, kau belum tidur?" tanya Daniel mengingat bahwa sekarang sudah pukul sepuluh malam. Seongwoo menggeleng pelan dalam rengkuhan kekasihnya.

"Tidak, aku hanya ingin menunggu Niel-ku pulang."

"Dasar. Hyung seharusnya tidur cepat." Daniel mengecup keningnya. Tersenyum lembut penuh perhatian. Kantung hitam dibawah matanya semakin hari mulai menghilang.

Dibantu oleh penyakit tidurnya itu.

Hal itu memang bagus, tapi dada Seongwoo sedikit ngilu. Entah kenapa ia lebih suka Daniel dengan kantung hitamnya itu.

Setibanya di kamar, Daniel melepas kemeja putih yang ia pakai. Dari belakang punggung bidang berotot itu, Seongwoo menatap sendu.

Mengingat sesuatu, ada golakan kecil yang mendorong Seongwoo untuk bertanya,"Niel, kau ingat sesuatu tentang pertanyaanmu dulu dimana aku harus berkata 'iya'?"

Jantung Seongwoo berdentum tidak seirama dengan jantung Daniel.

Daniel dengan mata sayunya, melirik Seongwoo sebelum figurnya menghilang dibalik pintu klasik kamar mandi,"Yang mana, by?" jawabnya. Suaranya bukan khas dari seorang Kang Daniel. Suara itu parau.

Mendengar jawaban Daniel, Seongwoo berusaha kembali menggerakkan bibir untuk dijawab.

"Tentang," air mata terbendung dibalik kelopak mata,"Apa kau tidak ingat?"

Daniel menatapnya bingung. Lalu memasuki kamar mandi,"Jangan membuatku banyak berpikir, Baby. Aku sangat lelah."

Pintu kamar mandi itu tertutup.

TBC

Pendek ya? Sengaja kok :")

My Last..... - ONGNIELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang