Aku lelah tapi rasa takut kehilanganmu terus menghantuiku. Dan bahkan aku pun bingung dengan perasaanku yang sebenarnya. Dulu kamu menyuruh Aku menulis nama mu di hatiku dengan spidol permanen sedangkan kamu hanya menulis namaku di hatimu dengan pensil. Lantas jika kamu bosen kamu tinggal menghapusnya dengan mengganti yang baru. Sedangkan aku? Tak dapat sedikitpun menghapus coretan spidol permanen ini.