If ever comes a day when we can't be together, keep me in your heart, I'll stay there forever –Winnie the Pooh
Andrea
Pernah dengar cinta pertama?
Apa, sih, cinta pertama itu?
Atau yang sederhana dulu, apa itu cinta?
Katanya cinta itu menyenangkan, membebaskan, sebuah rasa manis yang jujur, satu-satunya hal di dunia yang diinginkan sejuta umat, benar tidak? Correct me if I'm wrong.
Mereka bilang, kalau kalian sudah jatuh cinta, kalian buta, tuli, atau membisu secara tiba-tiba pada segala hal? Betulkah?
Cinta katanya datang secara tiba-tiba, tanpa mengenal waktu, tempat, keadaan, atau hal lainnya, we can't deny it. Benarkah aku?
Tahapan mencintai bisa bermacam-macam. Mulai dari rasa benci, rasa sakit akibat memendam, rasa galau, rasa percaya diri bahwa dia juga memiliki rasa yang sama, atau yang awalnya pura-pura tapi jadi suka, atau segala macamnya yang sulit kutuliskan disini, karena setiap orang memiliki cara dan pilihannya sendiri untuk jatuh cinta.Sekarang topik selanjutnya. Cinta pertama. Apa sama halnya dengan arti cinta, atau bisa jadi akan berbeda?
Begini, aku tahu ini dari orang terdahulu yang sudah merasakan bagaimana cinta pertama itu sangat berpengaruh juga rupanya. Ibaratnya seperti kamu pergi ke suatu tempat yang baru pertama kali kamu injak, anggap saja ini tempat wisata yang photoable, kamu akan terkesima dengan pemandangan yang disajikan di sana, kamu ingin tetap berada di sana hingga kamu tak ingin pulang. Sampai ketika kamu harus balik dari tempat itu, memorimu akan memberi tempat untuk segala kenangan yang terjadi di tempat wisata itu. Aku agak buruk dalam hal pengandaian ini. Yah, intinya cinta pertama itu akan membekas dan akan memberikan ruang di hati dan pikiranmu dan akan tersimpan rapi-rapi. Even though you are in a new relationship, kamu akan sulit melupakannya. Kira-kira begitulah cinta pertama.Baiklah, aku agak sedikit muak sebenarnya dari tadi menuliskan kalimat 'cinta'. Karena bagiku, cinta itu, ya kalau gak disakiti, ya menyakiti. Mudah, bukan? Daripada bertele-tele bilang cinta itu indah, cinta itu seperti di bawa terbang, cinta itu buta, cinta itu blablabla. Kalau sudah disakiti nanti bilang, semua laki-laki itu sama berengseknya, atau aku tak percaya adanya cinta, atau di dunia ini tidak cukup hanya cinta, cinta itu bullshit. Like, you said you know how to fall in love, but when love want to test you more, you give up on love.
Believe it or not, aku punya cinta pertama. Parah memang aku ini, sudah mengejek cinta, tapi pernah juga merasakan cinta. But from that's experience, I learned a lot.
Okay then, sekarang akan kuceritakan bagaimana pengejek cinta ini merasakan cinta pertamanya.
*****
Hai Readers! Maaf kalau ada typo, ya. Vote dan comment terus, jangan jadi silent reader oke? Sorry for slow update soon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Point of Regret
Teen FictionDia mengajarkanku tentang teori cinta. Tentang ketulusan, menghargai, dan peduli. Lalu, dia melengkapi. Tapi, yang aku tahu, cinta itu munafik. -Andrea Arsyakayla Ketika cinta tak di balas. Ketika harapan di patahkan. Ketika rasa sayang dianggap per...