Senja

14 2 0
                                    

1 bulan kemudian..

Setiap manusia memiliki kenangan dalam hidupnya.
entah itu sesuatu yang indah atau menyakitkan sekalipun.
Ada yang begitu merindukan kenangan itu kembali terjadi tapi ada juga yang ingin membuangnya sejauh mungkin.
Hidup adalah pilihan.tentu saja setiap orang tau itu,tapi terkadang kita salah memilih jalan dan berakhir dalam sebuah lubang yang membuat kita kembali terjebak dengan kenangan masalalu.

Almira sedang duduk disebuah bangku yang berada di halte bus. Hari ini tidak hujan,langit terlihat indah dengan warna orange yang mendominasi. Dan jalanan juga sedang tidak terlalu padat.
sore yang terlalu indah untuk dilewati sendirian.pikir Almira ketika ia bergegas menaiki bus yang baru saja tiba.
Al,turun disebuah halte dekat toko buku.hari ini rencananya dia ingin membeli buku sebelum pulang ke kost annya. Lagi pula Nadia masih belum kembali dari rumahnya di Bogor.
Al,mendorong pintu kaca itu dan kini berada diantara deretan buku buku penuh cerita. Ia mulai memilih dan membaca satu persatu sinopsis dibagian belakang buku buku itu.
hampir semuanya tentang kisah cinta yang menyedihkan.
"kisah ku lebih menyedihkan sepertinya" gumamnya pada diri sendiri sambil tersenyum pahit.
matanya tertuju pada satu buku berjudul "Almira" dan sebuah kutipan kecil yang tertulis dibawah judul buku itu "kisah yang berakhir tanpa sebuah awal" . Al tertawa kecil,tapi matanya mulai berkaca kaca karenanya.
Almira melihat siapa penulis novel itu dan disana tertulis ARDAN.
"Kok kaya nama radio di Bandung sih" dia pun tertawa dan akhirnya membeli buku itu.
entahlah tapi buku ini membuatnya sedikit tertarik,apalagi jika bukan karena namanyalah yang menjadi judul disana.

Pukul 20.45

"Iya,besok jadi gue gak usah jemput nih beneran.....
yaudah sih,tapi kabarin yah pas mau nyampe...
see you Nad"
sambungan telpon terputus,Kemudian Al melanjutkan aktivitasnya.
ia mengambil buku yang tadi dibelinya setelah selesai memoleskan masker diwajahnya.lalu ia duduk di atas tempat tidur dan bersandar pada bantal yang ditumpuk tiga.
"ini baru namanya me time" gumamnya sambil tersenyum berusaha membuat dirinya sesantai mungkin.
Al mulai membuka halaman pertama novel tersebut,ia sengaja melewat bagian pengantar yang berupa sambutan dari si penulis.percayalah itu memang kebiasaan buruk Almira.
"Hari ini sedang hujan saat aku menulis semua tentang kita. Hujan yang masih terasa sama seperti saat kau menghilang dari pandanganku. Almira "
paragraf pertama yang singkat tapi membuat kesan sangat dalam untuk Al,ia melanjutkan bacaannya hingga melupakan masker wajahnya yang mulai mengering dan harus segera dibersihkan.
tapi sepertinya di area sudut mata masker itu masih terasa basah,dia menangis hanya karna sebuah novel yang di tulis oleh lelaki bernama Ardan.

"Bagaimana bisa kita bertemu lalu berpisah tanpa sebuah pesan? Aku tak menyalahkan mu,namun penjelasan mungkin itu terdengar adil bagiku yang masih merasa bingung dengan keadaan" Al menutup bukunya dan bergegas ke kamar mandi.
waktu menunjukan pukul 21.56 ,

Bahkan ketika langit tak menampakan hujan hari ini dan bintang bintang terlihat begitu indah bertaburan.
tetap saja Al merasa suasana hujan sangat begitu dominan disekitarnya hanya karena sebuah novel yang ia yakini adalah curahan hati si penulis.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 31, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DistanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang