"Tania apa yang sedang kamu lakukan?"
Aku berbalik dan mendapatkan Rena, gadis itu tertawa ceria lepas tampa beban yang membuatku sedikit iri dengannya.
"Aku sedang makan" jawabku seadanya
Rena mengaguk dan tersenyum lagi "Boleh aku makan dengan mu Tania?" tanyanya masih dengan senyuman yang sama. Begitu ceria lagi-lagi membuatku iri.
"Kenapa tidak," Rena segera mengambil nampan berisi makanan dan duduk di hadapan ku. aku sedikit binggung dengan Rena yang sedari tadi tersenyum apa bibirnya tidak kering.
Karena rasa penasaranku yang begitu besar aku bertanya kepadanya "kenapa kau tersenyum terus. apa bibir mu tidak kering?"
Rena tidak menjawab pertanyaan ku dia malah tersenyum semakin lebar membuat ku merinding.
Aku segera menghabiskan makananku dan ingin cepat pergi dari nya "Rena aku deluan ya," kata ku
"Ya sayang sekali padahal Aku masih mau bersamamu Tania," kata Rena kecewa.
"Maaf."
Aku meninggalkan Rena dan berjalan menuju kelas.
Aku mendapati Andika, lagi-lagi dia sedang tertidur di mejanya.
Aku penasaran lalu, memutuskan untuk melihat wajahnya yang sedang tertidur. Astaga wajahnya sangat tampan. hidung mancung, mata hitam pekat, bibir tipis sangat sempurna.
"Apa yang kau lakukan?"
Aku kaget mendengar suara itu Otakku seperti berhenti berkerja. Apa yang harus kulakukan saat ini? Ah iya Aku harus kabur dan semoga saja dia tidak mengenaliku.
Andika terus meneriaki ku berulang kali. itu membuatku takut.
Seharusnya aku tidak melakukan hal bodoh. Pasti dia mengira aku ini orang aneh. Aku tidak boleh melakukan kesalahan lagi.
Saat ini aku bersembunyi di balik dinding. Pelan-pelan aku mengintipnya. Dia terlihat lelah. Aku merasa bersalah telah mengganggunya. Dengan perasaan bersalah aku pergi meninggalkan kelas. Hari ini tak akan ku lupakan.
"Tania.." sepertinya ada yang memanggilku.
Bersambung....
