About Her

271 19 2
                                    

"Selamat Pagi"

"Selamat Pagi. Silahkan duduk"

"Perkenalkan, saya Hwang Yeon Joo, Kepala Redaksi Majalah Business. Saya sangat berterimakasih anda akhirnya bersedia untuk di wawancarai. Jika saya boleh tahu, apa ada alasan tertentu yang membuat anda mau diwawancarai oleh majalah kami?"

"Tidak, hanya sedang ingin. Majalah kalian membahas apa saja?"laki-laki yang tengah duduk di kursi direktur ini mulai tertarik dengan pembicaraan, ia memajukan kursinya hingga mendekati meja.

"Kami membahas bisnis dari segala bidang. Oleh karna itu saya merasa anda sebagai pengusaha software yang sudah sukses di usia sangat muda sangat cocok dimuat di artikel majalah kami"Bobby kembali bersandar di kursinya dan menghela nafasnya sesaat. Pujian itu sudah sering kali didengarnya. Bosan. Matanya sekilas melirik ke arah kalender disudut mejanya dan tersenyum simpul sesaat.

"Apa kalian mau memuat kisah romantis?"

"Apa seorang Kim Bobby akan memperkenalkan kekasihnya lewat wawancara eksklusif dimajalah?"tanya Kepala Redaksi itu yang membuat Bobby tersenyum kecil.

"Wawancara ini akan jadi kado kecil dihari ulangtahunnya, mohon tulis yang bagus"

=0=

12 tahun yang lalu...

"Ya!...Ya!..."

"Apa sih??"

"Ibumu. Ibumu menelpon. Cepat angkat"mendengar kata-ibu-membuat Bobby meraih ponselnya dengan kecepatan cahaya. Ia langsung meninggalkan komputernya dan berlari ke toilet.

"Ya, ma?. Kenapa menelpon?"

"Bobby-aa, sepulang sekolah mampirlah di toko buku didekat sekolahmu. Ji Yoo harus membawa origami ke sekolah besok, toko buku di persimpangan tutup sejak sore. Jangan lupa belikan yaa"

"Iya, ma"jawabnya singkat mengakhiri percakapan mendebarkan itu. Untung saja ibunya tak menanyakan keberadaannya, jika tidak ia pasti sudah berbohong.

Usai menutup telpon, Bobby buru-buru meninggalkan warnet dan kembali ke sekolah diam-diam. Ia mengikuti pelajaran seperti murid lain tanpa ketahuan guru. Sepulang sekolah, ia mampir ke toko buku depan sekolahnya yang hampir tutup.

"Ahjussi, di rak bagian mana letak kertas origami?"tanya Bobby buru-buru ketika ahjussi pemilik toko buku hendak menutup tokonya.

"Origami?. Sudah habis. Baru saja seorang siswi membelinya. Tapi, besok sudah tersedia lagi, mau ku sisihkan untukmu?"

"Aniyo, aku butuhnya malam ini untuk adikku. Oh iya, siswi tadi pergi ke arah mana?"Bobby pamit dan lantas berlari ke arah yang ditunjukkan ahjussi tadi.

"Ya!"Bobby berteriak dari jauh. Ia segera menghampiri gadis yang berdiri mematung begitu teriakannya digubris.

"Maaf. Aku tidak bermaksud meneriaki mu, tapi kau jalan terus padahal aku sudah memanggil mu dari depan toko buku"omelnya.

"Aah maaf, aku mendengar musik tadi"gadis itu membungkuk, sehingga membuat bobby ikut tak nyaman dan malah ikut-ikutan membungkuk.

"Bisakah aku membeli origami mu?. Adik ku ada tugas sekolah besok, tapi kau membeli semua sisa origami di toko tadi. Tak ada toko buku lagi yang mengarah ke rumah ku"jelas Bobby, gadis itu segera mengeluarkan sebungkus origami dari tasnya.

"Berapa?"

"Gwenchana. Gunakan saja, aku membelinya bukan untuk keperluan yang penting. Kau bisa menggunakannya"gadis itu segera memakai headset nya. Langkahnya mengayun santai sambil melambaikan tangan pada mobil sedan yang berhenti di perempatan jalan.

Her Little Hope [ONESHOOT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang