KRINGGG...
Bel istirahat berbunyi, semua murid berhamburan keluar kelas...
"Ay! Hari ini kita ga usah ke kantin, ya?" ucap seorang perempuan berambut panjang tergerai yang duduk tepat disebelah Ayyara.
Ayyara menghela napas sambil memasukkan bukunya kedalam tas, "Kenapa lagi sih, Dee?"
"Gimana lagi ya, habisnya gue masih sebel sama kejadian yang kemarin, males lah kalo ketemu Panji," balas perempuan yang bernama Dea itu dengan kesal.
"Gue laper Dee, lo mau nitip apa?" tanya Ayyara.
"Ih, gue ikut aja deh," jawab Dea.
Ayyara menatap temannya itu dengan bingung, "lah? tadi katanya--"
"Ayo, Ay!" potong Dea sambil berlari keluar kelas.
Aneh, batin Ayyara.
--
"Psttt..."
"Ada Ayya, guys!"
"Cantik banget sih!"
"Stt.. Ayya tuh"
Para murid berbisik ketika Ayyara dan Dea memasuki kantin.
Ternyata kantin begitu ramai, Ayya kira tak akan seramai ini.
"Ay, gaada tempat lagi nih, gimana?" tanya Dea sambil melihat-lihat apakah ada tempat duduk yang kosong.
"Kita pesen makan aja du--"
"WOY, DEANDRA!!" ucap seorang laki-laki yang duduk di pojok belakang kantin tempat para cowok yang di cap 'cogan-cogan' di sekolah duduk.
"Mati gue, Ay!" ucap Dea.
"DEANDRA DISINI ADA KURSI KOSONG!!" lanjut laki-laki itu.
"Gue males, Ay! mending kita cabut aj--"
"Gue kan bilang gue laper, udah deh kita duduk disitu aja," potong Ayya.
Ayyara berjalan ke kursi kosong yang berada di pojok kantin dengan diikuti Dea di belakangnnya.
"Ay, gue mau balik secepatnya, lo mau makan apa buruan," ucap Dea.
"Hmm, siomay bu Atik aja deh sepuluh ribu ya," ucap Ayya.
"Okey," ucap Dea singkat seraya berjalan ke stan siomay bu Atik.
Ayyara memainkan handphone nya sambil menunggu Dea datang.
"Eh, Rey. Adek lo cakep juga," ujar Satya sambil menyisir rambutnya dengan tangan.
Reynald menoleh dengan tatapan datar, "If you touch her, i'll kill you,"
"Waduh ampun Rey, bercanda doang kok, hehe," ucap Satya.
"Siapa namanya? lupa gue." Lanjut Panji.
"Ayyara," jawab seseorang dengan wajah datar.
"Wuihh.. kok lo tau, Do?" tanya Satya. Padahal, Panji sudah membuka mulutnya, bersiap untuk mengajukan pertanyaan. Pertanyaan yang sama tentunya.
"Semua orang tau dia," jawab Valdo santai sambil memainkan game di handphone nya.
"Gue kan lupa, Do. Gue ingetnya Deandra," jawab Panji cengengesan.
Valdo hanya bisa memutar bola matanya karena para sahabatnya itu.
"Oiya, Rey. Kok lo jarang ngobrol sama Ayya sih? gak biasannya adek kakak gitu, apalagi satu sekolah," tanya Panji penasaran.
"Gak juga," jawab Reynald singkat.
Dibelakang mereka, Ayyara masih duduk memainkan handphone nya dengan bosan.
"Eh, ada Ayya, kok sendirian?" ucap seorang laki-laki yang baru datang bersama teman-temannya. Arga.
Ayyara hanya menatapnya sekilas lalu kembali fokus ke handphone nya.
"Ay, kok gue dicuekin sih?" ucap Arga seraya duduk di hadapan Ayyara.
Lagi-lagi, Ayyara hanya diam tidak tertarik dengan Arga.
"Ay, pulang sama gue, ya?" tawar Arga.
"Ga," balas Ayyara singkat.
Arga mendekatkan dirinya pada Ayyara, "Ay, gak usah jual mahal sama gue."
"Apaan sih?" ucap Ayyara risih.
Reynald yang melihat hal itu mengepalkan tangannya seraya berdiri ingin menghampiri Ayyara.
"Gue aja," tahan Valdo ketika Reynald ingin menghampiri Ayyara.
"Sorry, Ayya pulang sama gue," ujar Valdo yang berada di samping Ayyara dan Arga.
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue
Short Story[Anything it takes to make you stay] Konflik percintaan dan konflik keluarga yang rumit. Semua itu dialami oleh Ayyara Aurelia Revanza yang berada dalam satu lingkungan dengan kakak kandungnya namun tak pernah berkomunikasi sama sekali dengan lelaki...