Alina duduk di dekat jendela kamarnya mengamati langit mendung dikota Jakarta.
Gadis belia itu hanya bisa menunduk pasrah,di usianya yang masih sangat muda ia harus rela di jodohkan oleh ibu tirinya sendiri.Ingin rasanya ia pergi meninggalkan rumah,namun mengingat bahwa usianya yang masih sangat muda menyulitkannya untuk pergi meninggalkan rumah.
Rumahnya itu adalah satu-satunya yang ia miliki setelah ayahnya meninggal setahun yang lalu.Belum lagi ia hanya bekerja ditoko roti milik tetangganya itupun hanya cukup membiayai kebutuhan sehari-hari.
Saat berbalik melangkah untuk menaiki kasurnya,tiba-tiba pintu kamarnya terbuka disana Ratna yang tak lain adalah Ibu tirinya tengah berdiri dengan wajah yang memerah menahan amarah,bibirnya tertakup rapat dengan sorot mata yang tajam.
"Beraninya kau menolak perjodohan ini jangan harap kau akan bisa tinggal lagi disini"
Ucapnya marah.Gadis itu hanya bisa terdiam tak ingin menghiraukan Ratna.
Ia kembali duduk ditepian ranjang hendak menidurkan diri,namun perlahan dia mendengar langkah terburu-buru dari arah pintu kamarnya,ia tau jika Ratna kini tengah berjalan kearahnya.
Namun tubuhnya yang tak bertenaga itu tak mampu berbuat apa-apa saat Ratna dengan kemarahannya menarik rambut milik gadis itu hingga tubuh rapuh itu terjatuh dari atas kasurnya ke lantai."Awww maa,ampun..."
Gadis itu memohon ampun saat dirasakannya kepalanya semakin sakit saat Ratna memperkuat jambakan nya.Perempuan itu tak menggubris teriakan bahkan permohonan dari sang gadis yang kini semakin histeris.
"Dengar gadis bodoh kali ini aku hanya ingin membantumu dari kesulitan hidup kita yang melarat ini,asal kau tau perjodohan ini akan menguntungkan mu,kau tidak perlu bersusah payah mencari uang untuk biaya sehari-hari,dan kau akan sebanding dengan orang kaya kau hanya cukup menikah dan menjadi istrinya,selebihnya kau akan hidup mewah dan kita tidak akan di hina lagi oleh tetangga-tetangga yang mulutnya selalu menyambar kesana kemari"
Ratna lantas melepaskan jambakannya dengan sekali hentakan sehingga gadis itu tersungkur tepat di depan kaki si Ibu tiri."Itu bukan untuk kebaikanku,tapi untuk kebaikan mama"
Jawab sigadis itu masih berteriak ditengah isak tangisnya,namun Ratna tak menggubrisnya Ratna justru meninggalkan anak tirinya yang kini tengah menangis meraung.Hujan menjadi saksi kekejaman seorang Ibu tiri.
Gadis itu menangis tanpa suara dengan hanya memeluk kedua lututnya.
Gadis itu berdiri dan melangkah memasuki ruang tengah yang disana Ibu tirinya sedang duduk di atas sofa.
"Jika perjodohan ini akan membuat mama berhenti menyakitiku,maka aku bersedia menjadi barang yang kau tukar dengan kekayaan yang kau inginkan"
Gadis itu memandang Ratna dengan pandangan sedingin es.Ratna beralih memandang gadis yang berdiri dihadapannya dengan wajah yang bosannya.
"Setelah perkawinanmu usai maka saat itu pula aku menganggapmu bukan anakku lagi,dan asal kau tau menjodohkanmu adalah sumber kekayaan untukku"
Dan setelah itu hanya terdengar suara pintu yang berdegum keras.[Keesokan harinya]
Ratna memanggil Alina dengan senyum lebar menghiasi wajahnya.
Ceklek~~~
Pintu terbuka,gadis itu kini berdiri dengan wajah datarnya
"Jangan menunjukkan ekspresi wajah yang sangat mrenjijikan itu bodoh"
Bisik Ratna geram.Ratna menggandeng tangan Alina menuju ruang tamu,disana tengah duduk dua orang laki-laki dan Alina yakini jika salah satunya adalah calon suaminya dan disana juga ada seorang wanita paru baya yang terlihat cantik dan menawan di usianya yang tak lagi muda.
Wanita itu tersenyum begitu melihat Alina yang tersenyum kikuk.
"Hallo sayang,kamu sangat cantik ternyata jika dilihat secara langsung dari pada difoto"
Alina kembali tersenyum kikuk mendapat candaan seperti itu dari calon mama mertuanya.
"Terimakasih tante..."
Jawab Alina sedikit gugup.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Road to Me [ONE SHOT]
Фанфик[Cerita pendek] Menceritakan tentang kehidupan Alina seorang gadis yang harus rela di jodohkan oleh Ibu tirinya sendiri. 21++ @Roskim