02

3.5K 74 11
                                    

Jangan lupa tinggalkan Vote 🌟 dan Coment 💬
.
.
.

"Mau kemana Far?" Tanya Kalea saat melihat sohibnya itu melangkahkan kakinya menjauh dari kelas.

Farren melirik kearah Kalea.
"Gue mau ke ruang guru bentar. Mau ambil buku matematika gue. Kemaren kayaknya kebawa ama Bu Etik deh." Balas Farren.

"Kalo gak salah sih." Lanjutnya dengan dahi berkerut.

"Ya udah gue langsung ke tempat biasa aja ya." Kata Kalea. Farren mengangguk sebelum melangkahkan kakinya menuju arah yang berlawanan dengan Kalea.

Akhirnya mereka di usir dari kelas. Mereka memutuskan buat nongkrong di tempat biasa, gazebo belakang sekolah. Kebetulan setelah jam fisika adalah waktu istirahat jadi mereka bisa di bilang dapet jam istirahat lebih awal.

Jangan tanya kemana 5 orang siswa yang sudah terusir terlebih dulu dari pada mereka. Kantin pastinya.

Dengan santai Farren melangkahkan kakinya menuju ke pintu bercat cokelat di hadapannya.

-oOo-

"Nah anda sudah di terima sebagai guru baru di sini" pemuda bertubuh tinggi tegap itu mengangguk dan tersenyum sopan kearah kepala sekolah.

"Terimakasih."

"Saya harap anda bisa bekerja dengan baik dan tidak mengecewakan saya."

"Tentu saja, saya akan bekerja sebaik yang saya bisa."

"Baiklah, tentu anda sudah mengetahui di mana ruangan anda. Anda sudah bisa mulai mengajar setelah jam istirahat."

"Terimakasih banyak. Saya permisi."

"Ya silahkan."

Akhirnya pemuda itu keluar dari ruang kepala sekolah, setelah berada di luar ruangan dia menghela nafas pelan.

Tak lama kaki jenjangnya berjalan kearah ruangan yang akan di tempatnya selama bekerja di sekolah ini.

-oOo-

Farren keluar dari ruang Bu Atik, tangannya menenteng buku bersampul merah. Kakinya melangkah santai, tatapan matanya lurus kearah sepatunya memperhatikan kotak-kotak keramik yang di lewatinya. Mencoba agar kakinya menempati bagian tengah keramik tanpa menyentuh garis pinggirnya, bibirnya pun menyenandungkan lagu-lagu abstrak.

'BRUKK'

Tanpa sadar dia menabrak seseorang. Keras, hingga membuatnya terhuyung dan hampir terjatuh.

'BUKK'

Bukan hampir, tapi memang terjatuh. 😑

"Anjir, sakit." Umpat Farren, dia meringis kecil merasakan pantatnya yang sedikit nyeri.

'Gue harap tulang pantat gue gak retak.' batin Farren. Dia mengelus sedikit bagian pinggangnya yang terasa sakit.

"Ehem!" Deheman kecil itu membuat Farren tersadar dari lamunan, Farren mendongak.

Seorang pemuda tampan memandangnya dengan senyuman kecil di sudut bibirnya. Sekilas, Farren merasa terpesona. Tapi jangan panggil dia Farren kalo hanya karena di depannya adalah lelaki tampan dia akan lupa bahwa pemuda itu yang menabraknya dan membuat pantatnya retak.

Oke, bukan pantatnya, tapi tulang pantatnya. Sejak kapan pantat bisa retak?

Abaikan.

"Butuh bantuan?" Tanya pemuda itu sambil mengulurkan tangannya. Farren mendengus.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 14, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Teacher Is My MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang