Seorang Gadis di Kebun Binatang

84 1 0
                                    

Matahari pagi yang mulai meninggi, sinarnya masuk ke celah-celah ranting. Sinarnya menerpa wajah seorang gadis yang asik menatap harimau putih. Sinar mentari melebur bersama auranya, sangat cantik.

Cukup lama aku menyadari ada hal tak biasa darinya. Dahiku mengernyit melihat penampilan gadis itu. Apa yang dilakukan seorang gadis di kebun binatang? sendirian dengan rok span selutut dan blazer berwarna hitam elegan, tampilannya semakin formal dengan sepatu heels serta tatanan rambut disanggul rapi.

Khawatir, itu yang sesaat kurasakan. Akupun menghampirinya, "Maaf, ada yang bisa saya bantu?". Dia menatapku sebentar dan berkata, "Tidak ada, terima kasih." Sepertinya aku tidak puas dengan jawaban itu. Lisanku begitu saja berurai, "Lalu apa yang anda lakukan disini?". Yah, emosi gadis itu memuncak, "Kenapa? Ini tempat umum kan?!". Ya ampun, aku benar-benar kesal. Gadis itu benar, seharusnya sebagai pegawai aku paling mengerti hal tersebut. "Mbak, saya minta maaf. Saya pamit, ada beberapa hewan yang belum diberi makan."

Lalu gadis itu tiba-tiba bertanya, "Sekarang aku yang akan bertanya, kamu siapa?". Sulit untukku fokus pada ucapannya. Wajah gadis itu sebenarnya sudah cantik meskipun tidak memakai riasan tersebut. Pakaian dan penampilannya terlihat sangat formal. Tapi melihat situasinya secara keseluruhan, gadis itu, ditempat ini, sedang bermain-main.

"Saya petugas disini." Aku pun akhirnya menjawab setelah cukup lama termenung. Tak ada lagi yang ingin kusampaikan pada gadis itu. Aku berjalan menuju kandang flamingo, kususuri jalan setapak yg becek. Dari genangan air aku melihat gadis itu kesulitan mengikutiku.

"Aawh!" dia berteriak. Akhirnya aku berbalik dan menghampirinya. Tatapannya mengiba, dia berkata, "Aku ingin memberi makan hewan dan juga membersihkan kandangnya". "Baiklah, tapi tidak dengan sepatu itu, pakailah ini." Lalu akupun melepaskan sepatu bootku yang lusuh untuknya. Gadis itu terlihat sangat senang dengan hal yg kukira tak cocok untuknya.

Aku menuju ke pos perlengkapan untuk mengambil sepatu boot yg lain. Namun saat kembali, gadis itu tidak ada di kandang flamingo. Memang sebelum pergi aku tak berpesan apapun pada gadis itu. Dan sekarang dia tak ada disini, sepatu heels miliknya ditinggalkan begitu saja. Apa ini? Cinderella? Di kebun binatang??

Gadis itu mengaduk-aduk logika sehatku. Aku menenteng sepatu heels itu sambil menghitung flamingo. Bukan tak mungkin dia pergi sambil menggendong flamingo dgn kedua tangannya.

Ketika mengunci kembali kandang flamingo, perasaanku campur aduk, antara khawatir kemana gadis itu dan perasaan lega bahwa dia tak menculik satwa. "Hei! Hehehe" Suara gadis itu seperti menggodaku mencarinya. Itu dia! dia hendak bersembunyi, berlarian dengan boot kebesaran.

Gadis itu sangat riang, senyum dan tawanya yang lepas, aku ingin menangkap kebahagiaannya. Kemana gadis itu pergi setelah mengajakku dalam permainannya? Dia terus berlari dengan riang.

Aku bisa dengan mudah menemukannya, tapi lebih senang melihatnya merasa menang atas permainannya sendiri. Dia menatapku, tersenyum, tertawa, berlari.

Semua yang terjadi hari ini rasanya tak masuk akal. Tapi hal itu kini menjadi sangat indah. Lebih tak masuk akal lagi, rasanya aku tak mau melepaskannya.

"Aku sudah menemukanmu. Jangan pergi lagi." Gadis itu terdiam menatapku dalam. Seperti memang itu yang ingin dia dengar.

Bersama bayangan matahari diatas kepala, datang seorang pria yang menghampiri kami. Dia memiliki semua untuk dikatakan tampan, lengkap dengan kharismanya. Dia hanya menatap, tatapan yang menghapus lingkar senyum gadis itu.

"Aku.. harus kembali bekerja.." Gadis itu mengatakannya dengan kesedihan, dia kembali murung. Gadis itu berjalan menjauh bersama pria yg meredupkan kilaunya. Hanya beberapa jam, tapi aku merasa sudah sangat lama, waktu yang kulalui dengan gadis itu.

Ah.. aku merindukan gadis itu bermain-main disini. Kapan dia akan kembali? Apa dia akan kembali?

Oh, benda ini.. aku baru ingat sepatu heels-nya masih disini. Tak ada yg sadar, atau mungkin tak ada yg peduli, dia pergi memakai bootku. Mungkin, heels ini bisa jadi alasannya untuk kembali.


Seorang Gadis di Kebun BinatangWhere stories live. Discover now