1

3.4K 416 144
                                    

Kalau bukan karena permintaan ibuku, aku tidak akan pernah mau dekat-dekat dengannya

.
.
.


🍃🌹🍃

P A R T - 1
Annoying Skinny Brat

"For the way you changed my plans, for being the perfect distractions."

- 민원 -

Mereka sudah terbiasa melihatnya; pertengkaran sepasang lelaki yang duduk di bangku kedua dari belakang barisan ketiga. Beradu mulut sejak tadi. Memperebutkan sesuatu yang entah apa sejak bel istirahat siang.

Lelaki yang satu memiliki badan tegap berisi, sementara lelaki lainnya kurus seperti tiang. Lelaki yang satu berkulit kecoklatanㅡseksi, sementara lelaki lainnya berkulit pucat seperti vampire. Lelaki yang satu bertubuh tinggi, lelaki lainnya lebih pendek. Keduanya adalah berkebalikan. Dari segi fisik, kesukaan, sifat, jalan pikiran, tidak pernah sekalipun ada irisan yang setidak-tidaknya dapat menyatukan keduanya.

Kim Mingyu adalah nama lelaki dengan wajah yang lebih tegas, tampan dengan sorot mata tajam seperti elang. Ia tidak pernah menyukai Jeon Wonwooㅡlelaki yang sialnya menjadi teman duduknyaㅡdalam hal apapun. Baginya Wonwoo itu cerewet, menyusahkan, mengganggu; parasit. Kim Mingyu tidak pernah menyukai lelaki dengan senyuman menyebalkan itu. Tidak. Ia membencinya.

Kalau saja ibunya tidak pernah berpesan untuk berbuat baik dan berteman dengan Jeon Wonwooㅡini tidak masuk akal, tapi kenyatannya ibunya dan mendiang ibu lelaki itu bersahabatㅡtentu Mingyu tidak akan mau sebersit pun mengenal Jeon Wonwoo dalam kehidupannya. Tapi sialnya, lelaki itu ada disampingnya kali ini. Mulutnya cerewet. Rasanya sangat menggoda untuk disumpal dengan kaus kaki bau. Ini semua karena kesalahan Baek Ssaem yang memutar tempat duduknya dua minggu lalu.

Merekaㅡpara siswa kelas 2-3ㅡlagi-lagi sudah terlalu terbiasa melihat adu mulut kedua orang itu. Tidak ada yang berusaha melerai atau protes. Beberapa menganggap keduanya adalah hiburan drama yang cukup menarik.

"Tidak."

Mingyu membuka-buka buku pekerjaan rumahnya secara asal, berkata tanpa ada niatan untuk menoleh pada lelaki yang sedari tadi merengek kepadanya. Sepertinya ia sudah mengulang dua suku kata tersebut lebih dari lima kali. Namun lawan bicaranya entah tuli atau dungu, seperti tidak paham dengan kata 'Tidak' yang ia lontarkan. Karena kenyataannya lelaki dengan balutan kardigan biru diluar seragamnya itu mengulang kembali perkataan yang membuat Mingyu kesal.

"Oh, ayolah! Jangan pelit dan perlihatkan tugasmu, Mingyu!"

Lelaki berkulit pucat itu mendengus kali ini.  Tidak lagi mengeluarkan aegyo-nya seperti lima menit yang lalu. Ia sudah mati kesal dengan perlakuan menyebalkan teman sebangkunya. Maksudnya, ia hanya ingin melihat dua-tiga nomor jawaban dari tugas rumahnya yang belum selesai. Dan bukan semuanya. Tapi kenapa lelaki yang duduk disampingnya ini harus terlampau pelit?

"Sudah kubilang tidak, Wonwoo! Memangnya apa yang kau lalukan semalaman?! Mengapa tidak mengerjakan tugasmu?!" Mingyu menutup bukunya dengan kasar. Menoleh pada lelaki mulut besar yang sedari tadi mengganggunya. Didapati lelaki berwajah tirus itu hanya memasang muka polos masa bodoh tidak tahu diri.

Never Knew I NeededTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang