2

1.7K 318 99
                                    

Kim Mingyu memperhatikan lelaki berambut hitamㅡteman sebangkunyaㅡyang tertidur ketika Park Ssaem menjelaskan konsep hukum Archimedes di depan kelas. Lelaki kurus bermata rubah itu menyilangkan lengannya di depan dada. Tubuhnya masih tegak menghadap ke arah papan tulis namun matanya telah terpejam entah sejak kapan. Kepalanya seperti mau patah karena tertekuk. Bibir tipisnya terbuka sedikit. Terdengar dengkuran halus berasal dari sana.

Dari wajah, Kim Mingyu kemudian beralih memperhatikan baju seragam yang dikenakannya. Kali ini lelaki itu mengenakan kardigan berwarna abu sebagai luaran baju seragam. Entah berapa macam baju hangat yang dimiliki oleh lelaki itu, seperti tidak ada habisnya. Satu hari ia akan mengenakan yang berwarna merah. Maka di hari lainnya ia akan mengenakan yang berwarna oranye. Mungkin apabila dibuka, isi lemarinya akan seperti warna pelangi.  Mingyu tidak ingin membayangkannya.

Suasana dalam kelas cukup hening. Hanya terdengar suara Park Ssaem yang berbicara. Tiga perempat siswa kelas 2-3 hampir dapat dipastikan tidak menaruh perhatian pada pengajar berumur pertengahan lima puluhan itu. Begitu pula Kim Mingyu. Lelaki berambut hitam tersebut kemudian menguap bosan, mengalihkan pandangannya dari teman sebangkunya, menuju buku yang berada di genggamannya; L'eau et Le Vin. Dengan pelan, Mingyu mulai menyibak halaman demi halaman buku tersebut. Mingyu memang tidak menaruh perhatian pada materi pelajaran sejak dua puluh menit yang lalu. Lagipula menurutnya, hukum Archimedes adalah pelajaran yang dapat ia pelajari sendiri. Bukan hal sulit baginya.

Suara milik Park Ssaem mulai melambat dan lama-lama menghilang. Suasana kelas mendadak hening. Sebagai gantinya Mingyu mendengar suara benturan ringan yang cukup keras persis di sampingnya. Dan kemudian di susul dengan suara mengaduh dari seseorang.

CTAK!

"Aduh!"

Mingyu menoleh ke arah teman sebangkunya. Jeon Wonwoo telah terbangun dari tidurnya, mengaduh, sembari mengusap kepalanya pelan. Tutup spidol marker yang digunakan oleh Park Ssaem entah sejak kapan telah berada di atas meja milik mereka.

"JEON WONWOO!" Suara Park Ssaem  kembali terdengar dari depan. Berteriak.

"KALAU KAU HANYA TIDUR DALAM PELAJARANKU, SILAHKAN TIDUR DI LUAR KELAS SANA SAMBIL BERDIRI!"

.
.
.



🍃🌹🍃

P A R T 2
How Our Thoughts are Different

"For the way you took the idea that i have, of everything that i wanted to have, and made me see there was something missing."

- 민원 -

Minggu ke dua bulan Juli adalah waktu dimana SMA Yeorim mengadakan festival kesenian tahunan. Festival tersebut berlangsung selama satu minggu. Senin sampai kamis, setiap kelas dituntut untuk mengadakan pameran yang di lakukan di dalam kelas masing-masing. Bentuknya bermacam-macam, tergantung sejauh apa imajinasi dan kreasi siswa tiap kelas. Dari mulai mini kafe sampai rumah hantu, semuanya dikembalikan kepada kelas masing-masing.

Puncak dari festival kesenian tersebut adalah pada hari Jum'at. Seluruh siswa SMA Yeorim dari setiap tingkat akan dikumpulkan ke dalam gedung serbaguna, dan dituntut untuk menampilkan kreasi seni. Lagi-lagi bentuknya diserahkan pada masing-masing kelas. Waktu tampil adalah dua puluh menit. Kelas dengan penampilan terbaik akan mendapatkan hadiah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 06, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Never Knew I NeededTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang