Luka lama...? Apa kalian mengerti rasanya memiliki luka lama... Akibat dari mencintai seseorang dan di tinggalkan begitu saja...? Setelah itu..
Ada seseorang yang membantu mu bangkit dari luka itu.. Dan membuat luka yang baru..? Betapa perihnya...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Tiga minggu terakhir semesta tampak menciptakan jarak antara aku dan dia, aku larut dalam maklum yang terlalu sampai begitu aku menyadari kami sudah sebegini parah.
Dia sudah begitu jauh dan tak lagi tergenggam.
Sudah kuduga ini akan terjadi, kali terakhir bertemu perasaan begitu tak karuan tanpa alasan, tapi kuabaikan.
Aku terlalu sibuk jatuh cinta sehingga terlalu istimewa menerjemahkan begitu banyak pertanda yang sebenarnya biasa. Ya, saat jatuh cinta perhatian sekecil apapun akan terasa begitu istimewa.
Aku ingat malam itu.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Aku tidak pernah berniat menggagalkan kita", itu katamu. Aku masih ingat tatapan matamu malam itu, genggaman tanganmu, aku berusaha percaya walau aku meragu. Hangat namun kelu.
Aku tak pernah jemu menyayangmu, sekalipun aku tak pernah bisa menguraikan satu per satu alasanku.
"Bagaimana aku bagimu? Setidaknya dari penampakan luar atau baik burukku? Menurutku aku bukan orang yang baik"
"Aku tidak bisa menjelaskan itu. Makanya pinjamkan aku buku-bukumu yang banyak itu, aku perlu banyak referensi untuk mengungkapkannya"
"Ayolah, apa? Aku jarang mau tanya beginian ke orang lain"
"Terus kenapa kamu tanyakan hal ini ke aku?"
"Karena kamu penting buatku"
Dia mengeratkan genggamannya pada jemariku. Aku terharu, sebab tidak pernah tau bahwa seistimewa itu arti aku baginya.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
***
Saat pulang, seperti biasa dia mengantarku sampai depan gang. Lama dia tidak melepaskan genggaman tanganku setelah ku mencium punggung tangannya. Tak seperti biasa juga, dia memandangku begitu lama, aku masih ingat, sangat ingat.
Nafasku beradu dengan gelisah.
"Ada apa?" tanyaku.
"Tidak apa, kalau-kalau nanti ga bisa ketemu lagi" seraya tersenyum, seperti biasa, penuh tanya.
Aku hanya menatapnya, selalu penuh harap akan ada pertemuan berikutnya.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Saat-saat seperti ini yang selalu aku benci, setiap harus melihatnya berpaling dan menyaksikan punggungnya perlahan menjauh meninggalkanku pulang. Setiap seperti ini dalam hatiku nyaris selalu penuh tanya,
"Entah kapan lagi akan mendapatkan kesempatan seperti ini?"
Waktu bersamanya terlalu berharga buatku, karena aku selalu ingat berapa lama aku menunggu kesempatan ini dan sepenuhnya aku menyadari, aku tidak benar-benar pantas untuk kesempatan ini.