Chapter 2

795 128 13
                                    

Summary : Kaktus. Seperti itulah sejarah hidup SasufemNaru. Caci maki, saling bertukar deathglear dan beradu tinju, mewarnai hidup keduanya. Tak ada kata damai untuk keduanya. Tapi mereka akhirnya setuju, melakukan gencatan senjata sementara waktu. Kini saatnya Sasuke membalas surat cinta Naruto, musuh abadinya.

SasufemNaru.

DISCLAIMER : Naruto Belongs to Masashi Kishimoto

Genre : Romance dan Friendship

Rating : T

WARNING : FemNaru

Pair :

Author Note :

Sebenarnya ide fic ini bukan murni milik Ai. Ai terinspirasi dari membaca fic di fandom Harry Potter. Begitu mengesankan. Jadi Ai pun bertekat membuat two shoot. Tak ada niat melanjutkan. Capek soalnya.

Bikin multichapter itu menguras energi dan emosi. Dan lagi nggak jamin mood Ai bakal terjaga hingga akhir. Makanya utang Ai banyak, updatenya telat mulu. Ai kehilangan feelnya di tengah jalan. Untung kebanyakan fic Ai udah mau tamat. Jadi nggak terlalu repot.

Ini khusus untuk reader yang sengaja meninggalkan jejak di kotak review, memfollow, dan memvote. Thanks.

Ps : Sebelum baca, lihat warning. Pairing SasufemNaru. Jangan tertipu ya.

Chekidot.

Don't Like Don't Read

Chapter Two

Seumur hidupnya selama 11 tahun ralat 10 tahun setengah sekolah, Sasuke tak pernah sekalipun, saling bertatap muka dengan Naruto, tanpa saling mengutuk dan saling mencekik satu sama lain. Selama itu pula, Sasuke terus berfikir apa yang harus ia lakukan untuk membuat gadis itu kesal dengan sikapnya. Entah mengapa, ajang membuat Naruto kesal menjadi hiburan favoritnya, semenjak mereka memproklamirkan diri sebagai musuh?

Ia tahu Naruto tak pernah melakukan hal-hal menyebalkan padanya. Tapi melihatnya berjalan tanpa alis mata yang berkerut, iris safirnya yang berkilat marah, atau nafas yang tak beraturan menahan amarah, membuat gatal tangan dan mulut Sasuke untuk menjahilinya. Salahkan saja sifat arogan Uchiha yang mengalir deras dalam darahnya.

Lucunya, meski sudah terkenal sebagai sepasang musuh abadi, mereka masih saja dise-kelaskan, dise-bangkukan, dan disatu-kelompokkan di semua tugas sekolah. Entah orang gila mana itu yang mengaturnya. "Uhuk uhuk uhuk..." Seorang kakek berambut putih panjang dikuncir jadi satu, dengan wajah mesum terbatuk-batuk, merasa tersindir. Rupanya pelakunya itu Jiraiya, sang Kepsek. "Buat inspirasi novelku." Katanya memberi alasan konyol.

Untungnya mereka tak pernah gagal menyelesaikan tugas kelompok itu. Tentu saja setelah melewati berbagai adegan adu mulut, beberapa sikutan dan injakan kaki, tugas itu terselesaikan dengan sempurna. Sungguh mengejutkan banyak orang. Di luar ekspektasi banyak pihak.

Tapi Sasuke tak mau berkomentar. Ia malah bersyukur. Setidaknya hari-harinya tak lagi membosankan dengan kehadiran si pirang idiot di sampingnya itu. Dipastikan hidupnya akan lebih hidup dan variatif. Daripada ngeliatin muka ngantuknya Shika, atau muka malasnya Utakata atau yang lebih parah muka temboknya Gaara dan Neji, jelas Naruto lebih unggul.

Kini diluar dugaan keduanya bertukar surat, tepatnya surat cinta. LUAR BIASA. Dari musuh kini bertukar surat cinta. Meski ini bukan surat cinta betulan, alias surat cinta abal yang dipaksakan Kakashi–sensei-sialan. Yup ini masih tugas sekolah juga, sobat.

Jadi jangan ngarep ada kisah romantis yang terlahir dari keduanya. Jangan ngelihat dua orang itu dengan mata love-love mengharapkan keduanya menjelma jadi sepasang kekasih. Hell, no. Keduanya jelas bukan penganut madzab Batas-Cinta-dan-Benci-itu-tipis. Keduanya itu sepakat menganut madzab Sekali-Benci-Selamanya-Tetap-Benci.

Cinta Seindah KaktusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang