59; snow white [2] [series discontinued]

667 64 21
                                    

Lari,

Lari,

Dan lari.

Sehun hanya terus berlari, di hutan yang suram ini. Ya, setelah lama berlari, ia malah tersesat di hutan. Sehun berhenti, bermaksud mengambil nafas dan beristirahat.

"Sudah sejauh ini, aku yakin ayahku tidak akan menemukan ku..." Sehun bermonolog. Ia mendudukkan dirinya di sebuah batu yang lumayan besar.

Angin berhembus pelan, menggelitik tengkuknya. Sehun yang awalnya tidak takut sama sekali dengan hutan ini, sekarang membuat dirinya berpikir ia ingin pulang.

Hendak berdiri dan melanjutkan 'pelarian'nya lagi, Sehun dikejutkan dengan tepukan pelan di bahunya. Dirinya takut untuk menoleh kebelakang, melihat sosok yang menepuk bahunya sembarangan. Sehun memberanikan dirinya dan-

"Neng, ngapain di hutan gini neng?"

"NENG BAPAK LU NENG!"

Sehun tidak jadi takut. Ia malah marah tak ketentuan. Pasalnya, 'orang' ini baru saja menyebutnya dengan sebutan neng.

Tunggu dulu, ada yang aneh rasanya. Suara 'orang' ini melengking sekali untuk seorang manusia dewasa. Um, apa dia manusia?

"Pasti nanya 'kan, kenapa suara gua melengking gini?"

"Cenayang ya lu-"

"Gua kurcaci. Tau gak? Percaya gak? Yaudah kalo enggak gapapa. Akang ganteng mu ini mau pulang dulu neng, dadah!"

"Eh, woi!"

'Orang' yang mengaku kurcaci tadi menghentikan langkahnya, menoleh kembali kearah Sehun dengan pandangan bertanya.

"A-aku ikut dong. Plis plis nanti aku bakal ngelakuin apa aja deh!"

'Kurcaci' itu berpikir, mengelus-elus dagunya pelan. Lalu ia tersenyum kearah Sehun.

"Boleh juga! Lu mau 'kan, masak buat kami di rumah? Yaudah yuk ikut!"

Hah? Kami? Sehun membatin. Kalau kami berarti lebih dari satu dong-

Tanpa persetujuan Sehun, Jongdae menariknya, entah kemana.

Yang pasti itu adalah rumah sang kurcaci jadi-jadian itu.

Sehun mau tak mau, ia hanya pasrah diseret oleh kurcaci yang daritadi menyanyi entah apa.

Apa ini hidup barunya? Apa hidupnya akan berubah?


abang → pcy + osh [✔]Where stories live. Discover now