Langit telah berwarna jingga. Namun, dua sejoli itu masih setia berdiri di tempat mereka. Berhadapan. Saling menatap, tanpa ada kata yang terucap.
Lama hening melanda mereka, lelaki itu akhirnya membuka suara.
"Sejak kapan lo suka gue?"
Bibir gadis itu masih rapat, seolah tak dapat menjawab pertanyaan lelaki itu.
"Ayla, sejak kapan?" Suara lelaki itu semakin mengintimidasi.
Ayla mendongak, "se-sejak semester satu, Alvaro." Bukan hal yang mudah baginya untuk jujur. Ini semua tidak akan terjadi jika Kai tidak memergoki nya sedang bergumam tentang Alvaro.
"Lo tau, gue bukan tipe cowok yang mudah buka hati untuk perempuan."
Ayla menunduk, dugaannya benar.
"Dan, lo bukan tipe gue."
Sederhana, singkat, tapi membuat Ayla merasa sakit, sedangkan cowok itu mengatakannya secara gamblang.
"Sorry, tapi gue emang gasuka sama lo. Cewek baperan, yang cuma gara-gara gue baik dan ngomong sama lo, langsung suka," tambahnya sarkas.
Tubuh Ayla gemetar hebat, ia tidak menangis, hanya menyadari betapa bodohnya ia dapat dengan mudah jatuh pada Alvaro.
"Ma-maaf, Al," balas Ayla sambil memberanikan diri menatap Alvaro.
Alvaro bedecih. "Gausah minta maaf, semua udah terjadi. Dan lo, jangan harap perasaan lo terbalas."
Alvaro berbalik meninggalkan Ayla sendiri, lalu menaiki motor ninja hitamnya. Menyalakan mesin, kemudian berlalu pergi.
Rahang Ayla sakit karena menahan tangis. Namun, ia tidak boleh menangis, menurutnya sangat tidak pantas ia menangis hanya karena seorang lelaki.
Hari itu juga, Ayla bertekat, dan berjanji pada dirinya.
Tidak akan mudah jatuh hati pada lelaki, agar tidak menanggung resiko yang sama seperti saat ini.
gimana? pendek ya? emang, hehe.
maaf baru back, dan cerita ini memang sengaja dirombak ulang.jangan lupa vote dan komen, boleh juga kritik dan sarannya. thx u.
KAMU SEDANG MEMBACA
With You
Teen Fiction-bersamamu, apakah pilihan yang tepat? hanya kisah seputar masa putih abu-abu dan dua sejoli yang terjebak dalam satu kisah yang sama. selamat datang di gerbang kisah penuh rasa, luka, dan tawa.