Part 7 : That Drugs

418 54 21
                                    

Woohyun berdiri di depan cermin, melihat pantulan dirinya yang terlihat rapi hari ini. Tentu saja, ia sudah memiliki pekerjaan sekarang. Dan ia harus giat agar tidak dipecat oleh namja manis pemilik kafe tersebut. Berhubungan dengan atasannya tersebut, Woohyun masih menerka-nerka. Siapa sebenarnya Tuan Kim itu.

Setelah memperbaiki pakaiannya yang sedikit lusuh, ia pun keluar. Dari jauh ia melihat ayahnya bersama Sungyeol tampak berbicara serius. Ia mempunyai ide jahil, ia akan mengagetkan Sungyeol.

Ia memperlambat langkahnya, berusaha memendam suara agar tidak disadari oleh mereka. Hingga ia hendak berlari dan berteriak, ia harus menghentikan kegiatannya saat ayahnya mengatakan hal yang berhubungan dengan Sunggyu.

"Apakah kau benar-benar memberikan obatnya kepada Woohyun?!", wajah ayah Woohyun tampak cemas.

"Tentu saja aku melakukannya tuan Nam, dia tidak akan mengingat kejadian tersebut".

"Sebenarnya ada yang ingin aku katakan, ini penting!"

"apa itu tuan?"

"Calon isteri Woohyun tidak meninggal"

"?!!"

'Calon isteriku? Siapa? Aku tidak mengetahuinya?', Woohyun yang menguping saat itu. Ia rasa selama ini ia tak pernah hendak menikah dengan siapa pun.

"L-lalu apa yang terjadi sebenarnya?"

"Untung dia cepat ditangani, laporan kematian tersebut merupakan permintaan orang tua Sunggyu."

"?!!"

.

.

"S-sunggyu, maksud tuan...", Sunggyeol menggantungkan

"Kau pasti berpikir jika itu adalah atasannya Woohyun"

"..."

Keheningan tercipta di pagi buta itu. Dan Woohyun berusaha untuk diam, jantungnya berdegup sangat kencang saat mendengar berita tentang Sunggyu.

"Saya harap mereka orang yang berbeda"

"Aku harus menanyakan ini pada Sunggyu, aku akan menemuinya sekarang"

"Jangan!! Kita tidak boleh gegabah, kita harus merencanakan sesuatu".

Woohyun mengeluarkan sesuatu dari saku kemejanya, Ada 2 macam obat yang ia minum. Sungyeol mengatakan jika ini adalah obat penenang untuknya. Tapi mendengar pernyataan barusan ia merasa obat ini ada yang aneh.

.

.

.

"Ini memang obat penenang, tapi yang ini....", pria berjas putih itu menggantungkan kalimatnya.

"Ini obat penghilang memori"

Woohyun bukan orang bodoh yang tidak bisa mencerna apa yang dikatakan sahabat sekaligus seorang apoteker itu. Ia hanya tidak percaya bahwa Sungyeol bekerja sama dengan Ayahnya mengenai hal ini.

Dan ia penasaran bagaimana hubungan mereka berdua, dulu...

.

.

.

.

"Kenapa kau terlambat?!"

Woohyun ngos-ngosan, sedangkan orang yang ada di hadapannya memasang wajah garang, tangannya ia lipat di depan dada, kakinya ia hentak-hentakkan.

"Kau telat 15 menit!", ujar Sunggyu.

"Maaf Tuan Kim, saya ada urusan"

"Urusan apa?!!"

EgoismWhere stories live. Discover now