Prologue

1.2K 94 41
                                    

"Mom, apakah benar jika sudah berusia tujuh belas tahun aku akan tahu siapa mateku?" tanya gadis kecil dengan surai dark brown itu pada ibunya.

"Ya, Evelyn. Kau akan bisa merasakan siapa matemu nanti," jelasnya pada sang buah hati sembari mengelus pucuk kepala gadis kecil itu.

"Tapi aku bisa merasakannya sekarang, Mom." Evelyn yang sebelumnya menidurkan kepala pada paha ibunya pun langsung terbangun dan menatap wanita cantik itu.

Clara tertawa mendengar penuturan dari malaikat kecilnya tersebut. Ini sudah yang ke berapa kali Evelyn mengatakan hal yang tak masuk akal itu. Gadis cilik itu pasti terlalu bersemangat sampai-sampai bersugesti demikian.

CKLEK

"Evelyn, kau belum tidur? Ini sudah malam." Seorang lelaki masuk ke dalam kamar gadis kecil itu.

"Aku belum mengantuk, Dad." Evelyn kecil pun mengerucutkan bibirnya. Oh ayolah, ia baru saja bangun sore tadi.

Lelaki bertubuh tegap yang diketahui adalah ayah dari Evelyn itu pun mendekat pada putrinya. Ia ikut duduk di tepi tempat tidur kemudian mengacak rambut coklat gadis kecil itu.

"Putri ayah masih membahas tentang mate?" tanyanya dengan tersenyum.

Evelyn pun mengangguk dengan kuat. Sementara itu, Clara hanya tersenyum melihat kedekatan ayah dan anak tersebut. Walaupun mereka berbeda jenis kelamin, namun di mata Clara keduanya tampak mirip.

"...dan Mom tidak percaya padaku, Dad." Evelyn masih terlihat cemberut sambil melirik sang Mommy.

"Eh? Mommy salah?" tanyanya dengan nada meledek.

Tak lama tawa kedua orang dewasa di dalam kamar itu pun pecah. Evelyn tidak mengerti apa yang ditertawakan oleh orangtuanya. Padahal ia berkata jujur.

"Baiklah, kami percaya padamu. Nah, sekarang pergilah ke alam mimpi. Besok kau harus bangun pagi, bukan?"

Mendengar perkataan ayahnya, Evelyn pun mengangguk. Ia menarik selimutnya dan dibantu oleh Clara. Gadis kecil itu pun mendapatkan dua kecupan singkat di kening dari kedua orangtuanya.

"Selamat tidur, Eve."

Evelyn mendengar ibunya memanggil nama kecilnya. Dulu ia sering dipanggil dengan sebutan tesebut. Lampu kamar pun dimatikan. Gadis kecil itu menatap langit-langit kamarnya.

"Kenapa tidak ada yang percaya padaku? Aku mengatakan yang sebenarnya."

Ya, Evelyn memang berbeda dengan werewolf yang lain. Jika mereka bisa merasakan matenya pada umur tujuh belas tahun, maka dirinya sudah bisa merasakannya sejak dua tahun yang lalu.

Evelyn tidak tahu kenapa itu bisa terjadi. Sekarang ia sudah berumur dua belas tahun. Hanya tinggal lima tahun lagi dirinya akan diakui dewasa oleh werewolf yang lain.

DEG

Lagi-lagi ia merasakannya. Ia merasakan jika matenya berada di dekatnya. Tapi ia tidak akan mencarinya karena pasti tidak akan ada yang percaya pada gadis kecil itu.

"Lebih baik aku tidur."

***

Sesak. Takut. Semua bagaikan mimpi buruk bagi gadis kecil itu. Bagaimana bisa ia menjadi satu-satunya yang hidup di antara semua serigala di packnya?

Evelyn menarik nafasnya yang memburu. Air matanya mengalir tanpa diperintah. Ia menjadi saksi bisu pembantaian terhadap packnya sendiri.

"Mom..." Gadis itu mengguncangkan tubuh ibunya yang tergolek dengan berlumuran darah.

Dengan tubuh yang bergetar hebat gadis itu kembali mengguncangkan seseorang lain yang berada di samping ibunya.

"Dad..."

Tidak ada jawaban dari orang yang ia panggil. Ia memandang ke sekitarnya. Packnya hancur. Werewolf yang lain pun sudah tergeletak di mana-mana. Bahkan Alpha di packnya juga sudah dikalahkan oleh pelaku utama yang membuat kekacauan ini.

"Uhuk... Eve..."

"Mom! Jangan bergerak, aku akan menyembuhkanmu dengan teknik yang diajarkan paman Jason padaku." Evelyn menaruh telapak tangannya pada perut ibunya.

Clara menggeleng. "Aku... tidak akan... bertahan, Eve."

"Tidak! Jangan katakan itu!" Evelyn menggeleng dengan kencang.

"Kau... harus hidup... uhuk demi kami, Evelyn..."

Senyuman di wajah Clara pun hilang. Evelyn membelai pipi ibunya. "Mom... Bangunlah, jangan bercanda..." suara gadis itu terdengar datar namun menyakitkan.

Isakan pun berubah menjadi tangisan yang terdengar lebih keras. Erangan penuh emosi gadis itu pun keluar untuk melampiaskannya di tempat itu. Tidak hanya dirinya, melainkan wolf dalam diri Evelyn pun ikut mengamuk.

Setelah puas mengeluarkan semuanya, tatapan Evelyn pun menjadi kosong. Apa yang harus ia lakukan sekarang? Sudah tak ada harapan lagi. Semuanya telah pergi meninggalkannya sendirian.

"Masih ada yang hidup rupanya."

DEG

Evelyn menoleh ke sumber suara. Tidak. Tidak mungkin dia, kan? Gadis itu paham betul siapa lelaki yang sedang berjalan ke arahnya.

'Eve, dia mate kita!' suara serigala dari dalam tubuh Evelyn.

Dia adalah Glenn. Orang yang selama ini dirasakan Evelyn sebagai matenya. Auranya berbeda. Dia bukan werewolf? Kenapa bisa?

"Kau... siapa?"

Glenn menatap datar gadis serigala itu tanpa minat.

"Kau bukan werewolf? Kenapa ada di pack kami? Kenapa kau menyamar? Kenapa kau lakukan ini? Kenapa kau... membunuh mereka?" tanya Evelyn dengan putus asa.

Lelaki itu berdecih. Raut wajahnya tampak tak suka dengan Evelyn. Ia merasa risih dengan adanya bocah serigala itu di sana.

"Berisik sekali," katanya dengan nada dingin.

"Aku akan membunuhmu!" raung gadis kecil itu dengan tatapan penuh dendam.

'No! Dia mate kita, Eve!' serigala di tubuh Evelyn menolak dengan keras.

"Aku tidak peduli! Dia pembunuh!" teriak gadis itu untuk meyakinkan dirinya dan juga serigalanya.

Melihat hasrat membunuh yang besar dari gadis kecil itu, membuat Glenn terkesiap. Ia menghindar saat serigala kecil itu menyerangnya dengan kuku-kuku yang panjang.

Dengan hanya menjentikkan jarinya, mudah bagi Glenn untuk membuat gadis kecil itu berhenti.

"Dengar, bocah. Aku adalah iblis pemakan jiwa-jiwa mereka yang datang meminta kepadaku. Musuh dari pack ini yang mengajukan permohonan untuk melenyapkan semuanya."

"A... Apa?" sorot mata benci itu masih tersirat di sana.

"Kalau kau sangat ingin membunuhku, datanglah saat kau sudah mampu untuk mengalahkanku."

Sosok iblis itu mundur lalu menghilang. Evelyn bisa melihat seringaian makhluk itu sebelum ia menghilang dalam kegelapan.

'Eve...' serigalanya ragu dengan keinginan dari Evelyn.

"Aku akan balas dendam pada iblis itu!"

***

/Minggu, 5 November 2017/

My Mate is DemonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang