Eight

6.4K 681 8
                                    

"Terima kasih, karena sudah mengantarku pulang."

"Tidak masalah."

Jisoo tersenyum pada Jinyoung sebelum membuka pintu mobil dan keluar dari sana. Ia sedikit melambaikan tangannya pada pria itu sebelum mobil itu akhirnya pergi dan tak terlihat kembali dalam pandangannya.

Jisoo beranjak berjalan mendekati rumahnya dan saat dia sampai di depan pintu, ia menghentikan langkahnya.

"Ah, aku tidak tahu password rumahnya."

Jisoo pun mengambil ponselnya di dalam tas kecil yang menggantung di bahunya, mencari satu nama yang sedang ada dalam pikirannya saat ini. Namun, ia terhenti saat dirinya akan menelpon kontak tersebut.

Wanita itu akhirnya memilih mengurungkan niatnya tersebut dan memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas.

Jisoo bersandar pada pintu rumah dan mulai mendudukkan dirinya di lantai teras rumah. Memeluk dirinya sendiri saat udara dingin malam mulai menyeruk ke seluruh tubuhnya.

Jisoo kembali mengingat saat dirinya yang tidak sengaja melihat pemandangan Seokjin dengan wanita yang tidak ia kenal. Memikirkannya kembali membuatnya ingin menangis juga saat ini. Namun, ia menahannya saat mengingat kembali perkataan Jinyoung padanya.

Benar kata pria itu. Jisoo harus bisa mendengar penjelasan dari Seokjin terlebih dahulu. Bukannya malah pergi seperti tadi dan tak mendengarkan Seokjin begitu saja.

Jisoo beralih menatap sebuah mobil yang mulai memasuki garasi rumah. Dengan cepat, wanita itu beranjak berdiri dan berlari menuju ke seseorang yang baru saja keluar dari mobil tersebut.

Seokjin cukup terkejut saat melihat Jisoo yang berlari ke arahnya dan keterkejutannya semakin bertambah saat wanita itu akhirnya memeluknya.

"Maafkan aku, karena aku tidak mendengarkanmu dan pergi begitu saja." Ucap Jisoo di sela-sela pelukannya.

Seokjin perlahan melepas pelukan Jisoo dan menangkup wajah wanita itu.

"Kenapa kau yang minta maaf? Aku disini yang bersalah. Kau salah paham padaku, Jisoo. Aku--"

"Sudahlah. Aku tidak mau mengungkitnya lagi. Yang aku butuhkan sekarang adalah semua tentangku yang tidak kuingat. Semuanya."

.

.

"Jadi, kau mau mulai darimana?"

Jisoo sedikit berpikir. Jari telunjuknya mengetuk dengan pelan dan berkali-kali pada pipi kirinya. Sedangkan Seokjin, pria itu hanya bisa tersenyum tipis melihat Jisoo yang menurutnya sangat menggemaskan dimatanya saat ini.

Keduanya saat ini duduk bersila dan saling berhadapan di atas ranjang mereka. Memakai piyama pasangan mereka karena Jisoo yang tidak sengaja melihat itu saat dirinya membuka lemari pakaian.

"Bagaimana kita bertemu pertama kalinya?"

"Hmm, kau tidak sengaja menjatuhkan sebuah pot bunga di kepalaku."

"Mwo? Bagaimana bisa?"

"Harusnya aku yang bertanya seperti itu padamu. Bagaimana bisa kau dengan cerobohnya menyenggol sebuah pot bunga dan membahayakan orang lain?"

"Aku juga tidak mengingatnya. Apa kau lupa?" Kesal Jisoo dan mengerucutkan bibirnya.

"Lalu, bagaimana kita memulai hubungan kita?"

"Untuk itu, aku--"

"Kau harus cerita. Atau aku tidak akan memaafkanmu untuk masalah tadi."

"Kau mengancamku?"

back to 17 ❌ jinsooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang