Chapter1

3 2 2
                                    

Hembus angin kala itu menemaniku. Arlogi yang tersembunyi dibalik setelah jas ditanganku menyembul keluar, sepintas terlihat menunjukkan pukul sebelas malam.

Ia datang telat saat itu,tak seperti biasanya ia begini. Cemas kini mulai melanda. Kucoba hubungi dia,namun tak ada balasan.

Kini ku mulai benar-benar cemas, entah mengapa keringatku kini bercucuran amat begitu deras. Malam itu seharusnya malam terindah bagi ku dan dirinya, tak kusangka ia melupakannya dan melewatkannya.

*****

Kini malam mulai semakin gelap, lilin yang telah ku persiapkan kini hampir ditelan habis oleh api. Taburan bunga kini mulai layu tertiup angin.

Suara hening seketika sebelum seseorang datang menghampiriku.

"Pak gawat pak..", tegasnya dengan nafas tersengal.

" Ada apa ?",jawabku gemetar.

"Calon bapak mengalami kecelakaan.", lanjutnya lagi.

Seketika bak sebuah panah menancap di tubuhku, terasa sakit namun tak berbekas. Sontak aku terdiam dibalik tetesan air mata yang terjatuh menyimpan sebuah kata yang tak bisa terucapkan.

Sontak aku berlari meninggalkan seseorang itu sendirian disana dengan tergesa kukendarai mobil milikku tanpa memikirkan yang lain. Yang terlintas hanya ia, dirinya yang terbaring di Rs.

****

Tak sempat lagi sampai disana, pada akhirnya teleponku berdering, terdengar suara lelaki disana.

" maaf pak ini dengan bapak Ryu?",tanya nya.

"Ia benar", jawabku pula.

" maaf pak calon istri bapak", terhenti

"Kenapa dengan calon istri saya?", tegasku.

" istri bapak tidak bisa kami selamatkan", lanjutnya.

Seketika mobil ku hentikan,aku terdiam dengan butiran air mata yang semakin menggila berjatuhan. Tak kusangka malam indahku seharusnya denganya menjadi sebuah tragedi.

Dengan masih terpukul ku beranikan diri mengendari mobil menuju Rs.

****
"Dok dimana calon istri saya dok ?", tanyaku kepada seorang dokter di Rs itu.

"Dengan bapak Ryu?", tanya seorang dokter itu.

"Ia dok saya Ryu mana calon saya dok?", lanjutku lagi.

" mari pak saya antar", lanjutnya.

Kami berjalan di koridor Rs melewati berbagi pintu-pintu ruangan.

"Ini pak kamarnya,harap bersabar ya pak ikhlaskan", lanjutnya sebelum meninggalkanku.

Aku hanya bisa mengangguk dan membuka pintu kamar tersebut. Terbaring di sana diatas kasur seorang wanita yang sangat aku cintai, badannya kaku,dingin menandakan ia sudah tiada.



" Cintaaaa...",...

....
....





Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 05, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SHADOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang