Bang Doyoung cuman nganter didepan gerbang, iya karena diakan udah alumni.
Gue jalan pelan, gak berarah. Karena ga tau mau kemana.
"Eh lu yang sama bang doyoung itukan"
Gue diem, nyerna kata-kata bocah yang ada disamping gue ini.
"Heh dia lagi ngomong sama lo" satu lagi, gue jalan barengan sama dua cowok asing.
"Siapa ya?"
"Lo siapanya bang Doyoung?"
"Gue harus ke ruang yayasan"
Gue ngeluyur aja, padahal gatau dimana tempatnya.
Dan sekarang gue gatau dimana ini. Pusing bor, sekolahnya kegedean.
Gue frustasi, eh tiba-tiba nemu kantin. Mampir bentar boleh lah ya. Walo tadi udah sarapan.
"Bu air mineral satu dong"
"Neng anak baru?"
Gue cuman ngangguk sambil nerima air dari ibu kantin.
"Oh sama dong sama mas mas itu"
Ibunya nunjuk ke meja yang cuman ada seorang aja. Iya. Cowok. Kayak pernah kenal.
But,
Bodo amat.
"Oh ya bu ruang yayasan mana ya? Ini dari tadi muter-muter pusing"
"Oh bentar"
Gue ngira ibunya mau nginget arahnya, maklum sekolah kayak komplek perumahan.
Tapi dia ga jawab pertanyaan gue tambah
"FeLix~~~"
Dia manggil orang, kayaknya sih siswa sini juga.
Doakan cewek.
"Iya bu"
Speechleez gue bu.
"Anterin mbak ini ke Ruang Yayasan gih. Kasian"
"Oh dia? Yaudah ayo"
Gue matung ditempat. Si Felix diem aja, nih anak cool amat. Awas ntar ketahuan bobroknya. Namanya tertera di nametagnya kawan.
"Ayo!"
Gue jalan pelan, ngekor dibelakang si Felix. Berasa babu sih.
"Itu didepan, gue duluan"
"Makasih"
"Hm"
Gue mau masuk, tapi ada cowok yang nyerobot gue dan bikin gue jatuh. Hari ini saoloh.
Gue sabar kok.
Pas mau berdiri, ada yang nyoba nolongin gue.
"Lo gapapa"
Gue cuman liat wajahnya, ini kenapa kayak ada sinar yang keluar disana.
"I...iya"
"Hyunjin nyolong start anjir"
Gue bersihin seragam trus masuk.
"Oh Kim Noura?"
"Iya"
"Sebentar tunggu dulu, duduk disamping cenle sana"
Cenle? Oh yang nyerobot tadi cenle. Nih wajahnya ga asing.
"Maaf bu apa saya ganggu?"
Itu cowok tadi. Dia masuk sama temennya berempat dan ada Felix disana.
"Sebentar, kumpulkan bukunya di meja saya."
"Oh baiklah bu, saya undur diri"
Mereka berempat keluar tinggal kita bertiga, si ibu-ibu yayasan dan cenle tentunya gue.
"Kalian apa saling mengenal?"
Sip, kami geleng barengan. Pada irit ngomong.
Gue sih males, dan gue emang gasuka banyak omong.
" mari ibu antar ke kelas kalian"
"Perkenalkan diri kalian, mulai dari cenle dulu"
"Ya, nama saya cenle. Salam kenal"
"Noura"
"Gue Noura, terima kasih"
Yang gue baru tau, gue sekelas sama anak empat yg ada felixnya itu.
Dan, kalo ga salah dua orang yg tanya gue siapanya bang doyoung.
"Kalian berdua duduk di belakang sana untuk sementara"
Cenle duluan duduk, trus gue.
Ini sejarah, membosankan pastinya.
"Lo utang jawaban ke gue!"
"Lah?"
"Sapanya bang doyoung lu"
Itu cenle yg tanya.
"Gue...?"
"Iya elo"
"Ih apaan sih kepo"
"Hei cewek cowok di belakang ngomongin apa?"
Mpus.
Cenle plonga-plongo kayak ga punya salah, gue udah nunduk ga tau mau ngemeng apa.
"Ayo kalian perhatikan kedepan"
"Iya pak!"
"Elo nih!"ketus gue.
"Ih elo yg mulai"
"Kan elo bego"
"Elo bodoh amat"
"Ish elo"
"Elo"
*brak*
Gue kaget. Sumpah ga boong.
"Kalian berdu keluar!"
"Nih elokan!"
"Udah impas"
"Ish"
"Keluar sekarang!!"
Belibet dah.
Yg liat dikit, sedih. Voment juseyo 😍

KAMU SEDANG MEMBACA
Belibet (Cenle NCT)
Short Story"diem napa suara lo bikin kuping sakit tau gak" "bodoh amat, gini-gini suara gue ngangenin" -oct,2017.