From letter

Part 1

Pov Prilly

Aku bener-bener menyukai Ali pada saat aku melihatnya main basket, pada saat itu tatapanku beralih padanya, seakan-akan didunia hanya ada Ali. Bagiku Ali itu sempurna, udah ganteng, baik dan jago main basket, siapa yang cewe yang tidak tergila-gila dengannya, kurasa cewe tidak menyukai Ali adalah cewe yang bodoh. 

Sebenarnya aku takut untuk mengungkapkan perasaanku pada Ali. Aku takut kalau dia akan menolakku lalu menjauhiku seperti cowo yang lain, seakan-akan aku sampah bekas hang diambil lalu diambil, itu sangat sakit dari yang aku bayangkan. Sebenarnya aku minder sih, mana mau sih Ali, cowo tampan apalagi jago main basket, suka padaku, itu sangat mustahil bagiku. 

Tapi dengan cara, aku kirim surat ke Ali, aku tidak akan malu, dibandingkan aku menembaknya langsung, gila aja, cewe nembak cowo itu sangat tidak mungkin, segila-gilanya aku pada Ali, aku tidak akan bikin diriku malu.

Gue pun menaruh surat kecil di meja sambil tersenyum sejenak, lalu aku menuju ruang kelas aku, karena ruang kelas aku dan Ali sangat berbeda, Ali itu sebenarnya kakak kelas aku, walaupun beda 1 tahun umurnya denganku.

*********

Ali yang berjalan ke arah meja, melihat ada surat di atas mejanya, ia merngernyit heran. Siapa yang kasih surat padanya? Kok bisa surat ini ada disini?

Tiba-tiba salah satu teman Ali menepuk pundak Ali. Ali pun menengok. Teman Ali pun mengambil surat yang sedari tadi ada di tangan Ali.

"Bro, ini surat dari siapa?" 

"Mana gue tahu, tiba-tiba ada di meja." Jawab Ali seadanya. Ia sangat malas berurusan dengan temannya yang selalu kepo.

"Masa lu ga tau, wehh ternyata lu punya fans haha." Ledek Joni teman Ali dari kecil. Mereka sudah bersahabat sangat lama sudah 2 tahun lebih kayaknya, tapi mereka kalau ada masalah, mereka mengahadapinya bersama-sama.

"Gue gak tau lah, emang gue dukun apa." Joni yang mendengarnya tertawa.

"Iya lu dukun haha." Ali yanb mendengarnya pu. Menginjak kaki Joni, Joni pun kesakitan akibat injakan Ali yang sangat sakit rupanya.

Bersambung