First meeting

836 102 14
                                    


Dikeheningan malam, sunyi, tidak ada satupun bintang yang menerangi malam kota Seul, seakan mengerti dan paham dengan apa yang dirasakan oleh lee sungmin atau lebih tepatnya cho sungmin.

Sungmin berdiri di dekat jendela kamarnya. Jejak-jejak air mata masih terlihat di pipi putihnya. Sungmin mengingat semua kenangan di saat bersama kyuhyun, meski kenangan itu, bukanlah kenangan yang indah. Sungmin akan tetap menyimpan kenagan itu di hati terdalamnya.

Dengan memejamkan mata, sungmin merapatkan kedua tangannya untuk berdoa.
" Ya tuhan, jika dengan kepergianku oppa akan bahagia, berikan kesehatan untuknya, berikan seseorang yang mencintainya melebihi diriku."

Butiran bening meluncur melewati pipi putihnya, di saat sungmin berdoa, sungmin merasa takut, sangat takut jika dia tidak bisa hidup tanpa kyuhyun, tapi apa daya, kehadirannya hanya benalu bagi kyuhyun, meski dengan berat hati sungmin akan tetap pergi dari kehidupan kyuhkyun untuk selamanya.

Dengan langkah pelan sungmin membawa koper miliknya keluar kamar, yang selama tiga tahun ini menjadi saksi bisu kisah cintanya yang miris. Pandanganya menelusuri satu persatu foto yang tertempel di dinding, terdapat banyak foto kelurga kyuhyun, akan tetapi tidak ada satupun foto dirinya dan kyuhyun, bahkan foto pernikahan merekapun juga tidak ada.

Jam menunjukkan pukul 2 saat sungmin meninggalkan Mention cho, tidak ada satupun yang tau jika sungmin akan pergi, dan mungkin tidak akan pernah kembali lagi.

*
*

Saat tiba di bandara, sungmin menangis dengan diam di setiap langkahnya. Seulgi yang melihatpun ikut sedih, dia menyangka. Pasti sungmin berat meninggalkan negara kelahirannya.

Pelukan ringan seulgi berikan untuk sungmin, sambil menepuk bahunya dengan lembut dia berkata.
"minie-ah, sudahlah jangan sedih. Semua akan baik-baik saja".

Sungmin merasa tenang dalam pelukan seulgi, setidaknya ada seorang yang masih peduli terhadapanya. Senyum tulus dia berikan untuk seulgi.
"terimakasih seulgi-ah" ucapnya berterimakasih.

Keduanya tersenyum dengan tulus, dan melanjutkan langkah mereka menuju tempat pemberangkatan. Hidup baru, negara baru, teman baru, dan hal beru lainnya menungu keduanya di London. Ya, mereka berharap semoga kebahagiaan datang pada mereka.

*
*

Dengan malas kyuhyun membuka matanya. Dilihatnya jam yang menunjukkan jam 06:00. Seperti biasa kyuhyun bangun dengan merentangkan tangan dan bersiap untuk mandi. Se malas apapun kyuhyun, dia tetap bertanggung jawab dengan perkerjaannya. Jadi tidak heran dia termasuk bisnisman yang di segani dan terhormat dimata masyarakat.

Tidak tau saja mereka, bahwa orang yang mereka hormati adalah orang yang tidak bertanggung jawab terhadap istrinya sendiri.

Saat menuruni tangga kyuhyun merasa aneh. Dia berhenti di anak tangga terakhir, mata onixnya menelusuri meja makan, kyuhyun merasa seperti ada yang kurang, tapi dia tidak tau apa yang kurang? .

' kenapa terasa sepi' pikirnya, tapi karena takut terlambat, akhirnya kyuhyun melanjutkan langkahnya untuk pergi ke kantor. Mengabaikan perasaan aneh yang dia rasakan.

*
*

Kyuhyun pulang dengan rasa lelah yang terlihat dari raut wajahya, dari pagi yang buruk hingga masalah kantor yang menimpanya.

Kyuhyun ingin cepat membaringkan tubuhnya, melupakan segala masalah yang terjadi.

Tapi sekali lagi, kyuhyun merasa aneh, kenapa mentionya redup? Seperti tidak berpenghuni. Tapi karena dilanda lelah, akhirnya kyuhyun hanya mengabaikannya, dia memilih masuk dan menghidupkan lampu di ruang tamu. Setelah itu kyuhyun menaiki tangga untuk tidur di kamarnya yang nyaman.

She Is My Wife Not YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang