AN ORAI

41 1 1
                                    

“Hei luna cepat, kau harus kesana!” Teriak seorang lelaki bernama Finno memiliki rambut hitam, lensa matanya biru laut, menenangkan hati sisapapun yang menantapnya.

Luna memasukkan buku – buku nya kedalam tas punggung berwarna coklat yang bertuliskan “MOODY”. How Great! Lagi lagi aku harus kesana, bisa mampus kalo telat.  Luna keluar menarik tangan Finno. “Antar akuuu” ujarnya setengah berteriak.

Mereka berlari bagai dikerjar hantu, tak perduli berapa banyak orang yang telah mereka tabrak, ataupun beberapa umpatan yang terlontar untuk mereka. Mereka sampai dengan nafas tersengal – sengal. Mata luna mencari – cari seseorang yang di tuju. Ia menghapiri orang tersebut. “Sorry Mr, Saya telat.. hosh.. hosh”.

Wajah itu kembali terlihat menyeramkan, aura kegelapannya terasa hingga membuat bulu kuduk berdiri. Ya, Mr. Zacky tak menyukai orang telat karena ia terlalu displin waktu sehingga tak menyukai orang orang yang tak disiplin waktu. “Fyi, apa mau mu. Kau selalu telat, kau tak disiplin waktu. Lebih baik kau enyah dari hadapanku”. Luna menatapnya tak percaya, kemudian ia berbalik badan dan meninggalkan tempat tersebut.

“WHAT ? ARE YOU KIDDING ME? AKU SUDAH BERLARI PENUH TENAGA NAMUN SEKARANG DIA BILANG ‘ENYAHLAH DARI HADAPANKU’. YAKS, MR. ZACKY KAU TAU BERAPA SUMPAH SERAPAH ATAUPUN UMPATAN YANG TERLONTAR KE AKU HANYA KARENA MENGIKUTI PELAJARAN BODOHMU” teriak Luna ketika sampai di kamarnya, melempar tas ke atas kasur. Dengan wajah merah penuh marah, Luna meminum air dengan kasar.

Finno duduk di samping Luna, mencoba menenangkannnya. “Santai saja Lun, kau bukan satu – satunya murid yang telat pas pelajaran Mr. Zacky dan aku ingin meluruskan sesuatu”

Luna membaringkan tubuhnya di atas sofa, dengan melipat kedua tanganya dibelakang kepala. Ia menatap Finno dan berujar tenang. “Apa?”

“Pelajaran Mr. Zacky bukan perlajar bodoh. Justru pelajaran itu yang aku sukai, Pertahanan Diri”. Finno tampak bersemangat namun Luna hanya memutarkan kedua bola matanya. “Dan sesekali kau harus mencobanya”

“Yeah, in your nightmare. Kau tak ada jadwal ?”

“Ada tapi Sore nanti. Kenapa ?”

“Nothing, cuman aku bosan melihatmu. Apalagi setelah kau bilang pelajaran Mr. Zacky menyenangkan itu membuatku muak” Luna mengangkat salah satu sudut bibirnya. Finno memalingkan muka.

“Oh, kau mengusirku ? Baiklah aku pulang”. Luna menahan tawa saat melihat Finno salah tingkah, Luna senang menggodai Finno wajahnya akan pucat pasi atau menenggang saat dirinya membuat salah tingkah.

Luna berjalan mendekati Finno. Tanganya meraih pudak Finno, Sejurus kemudian ia tertawa meledak. “Hahaha.. kau terlalu serius, santai bro. Kau bisa bersantai – santai dulu disini”. Luna menyuruhnya duduk.  “Aku akan membuatkan mu sesuatu special” Bisik Luna dengan nada seksi, dan pastinya Finno akan mengenggang. 

-------------------------------------------------------------------

Luna menyerumput White Coffe-nya. Dengan headset yang bertengger ia menjetikkan jemarinya mengikuti alunan musik, menatap air hujan yang turun menggenangi rerumputan menciptakan kesegaran jernih.

Luna berpakaian casual, sneakers hitam dipadu dengan jeans selutut, tanktop hitam dan kemeja biru dongker. Di sekitarnya ramai para remaja atau yang seusianya sendang nongkrong, suasana caffe yang cozy dan menghadap ke danau banyak peminat ditambah dengan harga yang sesuai dengan katong para remaja lalu fasilitas Wi-Fi yang kencang akan membuat kenyaman bertingkat.

Seorang wanita menggunakan gaun merah selutut tanpa lengan dan high heels hitam datang menghampiri Luna. Luna mendongkakkan kepalanya sejurus kemudian ia mempersilahkan duduk. Inilah seseorang yang akan memberinya tugas, ya.. bukan tugas yang mudah biasanya yang mememberikan tugas kepadanya seorang lelaki atau sebuah alat pesan namun ini wanita, tumben sekali.

Wanita tersebut mengeluarkan Amplop Coklat, disitu hal – hal penting tersimpan demi kelancaran tugasnya. “Selesaikan tugas ini dalam dua bulan, jika kau sudah selesai maka hubungi klan kami”

Luna mengangguk. “Baiklah Ma’am. Terima kasih telah datang membantuku”

Wanita itu berdiri lalu menjabat tangan Luna kemudian meninggalkan Luna. 

-------------------------------------------------------

Luna membaca isi Amplop tersebut, ia akan memulai lagi tugasnya. Berat bagi seorang manusia namun terlalu berbahaya bagi seorang wanita. Ia mengeluarkan bukti - bukti dan mengamati dengan teliti. Setiap lembaran foto yang ia buka akan memuat petunjuk, dan bola kaca yang akan membawanya dalam pencarian. 

Masalah yang akan ia tangani tersangkut kematin Raja dari klan klien, yang dianggap tak wajar kemudian penuduhan yang klan klien kepada klan musuh pun di anggap Luna tak masuk akal karena kurangnya bukti - bukti yang akurat, serta kemungkin lain yang mungkin terjadi. 

Di tengah kosentrasinya memecahkan masalah, seseorang mengetuk pintunya. Ia dengan terburu - buru membereskan dan menyembunyikan amplop ini. "Tunggu sebentar !" 

Luna mendapati Revan. 'Yeah, mahluk ini mengganguku saja'. "Oh hei Revan, ada apa ?" Luna membalas senyuman Revan. Terakhir kali Revan kesini ia meminta nomer kator polisi dengan alasan yang tak masuk akal.

“uhmm.. apa kau punya bahan – bahan pasta ?” Tanyanya. Luna mengerutkan dahinya. “Aku kekurangan bahan untuk membuat pasta"

“Masuk dan tunggu di dalam aku akan segera mencarikannya di dapur. Tunggu sebentar”

 Luna berlari kecil menuju dapur, mencari beberapa bahan. Tetangganya yang satu ini memang sedikit menyusahkan tapi bagaimana, dia satu satunya orang yang bisa dititipkan kunci saat tugas.

“Uhm.. Aku memiliki bawang bombay dan beberapa danging cincang. Kau mau ?!”

“Boleh Juga”

Luna membawa bahan tersebut dan meletaknya di meja tamu. “ Uhmm.. cukup ?”

Revan memasukkan bahan ke dalam kantong kertas  “Cukup sekali. Thanks.” Ucapnya dengan tersenyum. membuat hati Luna sedikit bergetar, diakuinya Revan ganteng. Dengan rambut hitam kelam, tubuh tegap dan tinggi di tambah mata hitam yang seperti elang. Membuat setiap wanita terpesona.

Luna membalas senyuman tersipu dan salah tingkah. “memang ada acara apa ? tumben sekali kau masak, biasanya kau makan di restaurant”

Revan berjalan keluar, berhenti sejenak di depan pintu. “Ada beberapa teman dari kampung halaman ku yang berkunjung. Kurasa keren menghindangkan sesuatu yang tak pernah mereka rasakan. Bye” setelah berucap Revan berjalan menjauh dari rumah Luna. 

-----------------------------------------------------------------------

Luna berjalan di lorong kampusnya. Melihat orang orang sekitarnya yang tengah membicarakan ataupun di sibukkan dengan kejadian kampus kemarin. Seorang wanita tergeletak tak berdaya, tanpa luka di sekujur tubuh namun keanehan pada jasad tersebut sebuah pesan yang pelaku tinggalkan. ‘MAAF KU AMBIL JIWANYA UNTUK MENGGANTIKAN JIWA YANG HILANG DI KELOMPOKKU. JIWANYA TIDAK MENINGGAL DAN JASADNYA TAK BERGUNA LAGI. JANGAN BERSEDIH AKU TELAH MENGGANTIKAN DENGAN SEBUAH DIAMOND, BERIKAN ITU KEPADA KELUARGA KORBAN’. Aneh bukan ? bahkan tak masuk akal namun itu seperti sebuah pertanda bahwa kelompok dari dimensi lain dengan sengaja masuk ke dimensi manusia dengan kepentingan yang cukup aneh ‘mengantikan jiwa yang hilang di kelompokku’, atau mungkin kelompok tersebut sedang krisis. Entahlah.

Hari ini Luna menghadiri pelajaran Mr. Zacky. Luna sebenarnya malas untuk hadir dalam pertemuan ini namun ia terancam tidak lulus.

Mr. zacky datang dan menatap Luna seram. Sedangkan Luna berpura pura tak tahu. “Hari ini kita ujian praktek, kalian akan melawan teman samping kalian dengan peralatan yang sudah di sediakan di arena. dan kau” menunjuk ke arah Luna. “melawan ku”

 It’s going be fun. Ayo kita sedikit bermain dengan kemampuanmu Mr. Zacky, batin luna

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 02, 2014 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AN ORAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang