[7] Being a Big Boy

1.6K 166 2
                                    

Perjalanannya sedikit lama, jadi Sehun memastikan Lulu membawa Prince Hunnie untuk menghibur dirinya sendiri. Mendengarkan Lulu bermain dengan bonekanya adalah hal yang paling menenangkan yang pernah Sehun dengar, itu lebih baik daripada radio manapun.

"No silly, I'm a big boy." Lulu terkikik pada Prince Hunnie.

"Oh, baiklah. Halo, tuan." Lulu berkata dengan suara lebih dalam saat dia berbicara dengan Prince Hunnie. Sehun menggelengkan kepalanya dan tertawa, bayinya sangat konyol. Akhirnya mereka sampai di rumah sakit itu.

"Baiklah baby, aku ingin kau meninggalkan Prince Hunnie di sini. Inilah saatnya kau bertingkah seperti anak laki-laki yang sudah besar. Kau bisa melakukan itu untukku kan?" tanya Sehun dan Lulu mengangguk. Sehun tersenyum padanya dan mengulurkan tangannya agar Lulu mengambilnya. Sambil berpegangan tangan, mereka berjalan masuk ke dalam gedung dan di sana dia melihat seorang wanita muda cantik di meja utama.

"Hai, ada yang bisa aku bantu?" Tanyanya.

"Aku di sini untuk wawancara." Sehun mengatakan kepadanya dan matanya melebar.

"Omo! Kau adalah Oh Sehun. God. Kau sangat tampan." Katanya dan matanya melebar saat dia menyadari apa yang telah dia katakan.

"Maafkan aku, aku tidak bermaksud begitu. Ini adalah beberapa dokumen yang perlu kau isi dan atasanku akan menghubungimu sebentar lagi." ujarnya sambil tersenyum.

Sehun mengangguk dan duduk. Lulu tidak mau duduk sehingga dia mendapati dirinya masih berdiri di dekat meja.

"Bagaimana aku bisa membantumu pria kecil?" Dia bertanya kepada Lulu yang terlihat sangat muda.

"I'm not a little guy, silly. Aku adalah anak laki-laki yang sudah besar." Lulu memberitahunya.

Sehun mendongak dari surat-suratnya dan memandang Lulu untuk memastikan dia tidak mengganggu sekretaris itu. Lulu terlihat sangat senang bisa berbicara dengannya sehingga dia kembali mengisi kertas ditangannya.

"Oh, aku minta maaf, bagaimana aku bisa membantumu big boy?" Tanyanya main-main.

Lulu menempelkan jarinya ke dagunya dan berpikir sejenak, lalu dia memikirkan sesuatu.

"Apakah kau memiliki lolipop? Setiap kali aku pergi ke kantor, aku selalu mendapatkan permen lolipop." Tanya Lulu.

"Lulu, kenapa kau tidak ikut duduk dan meninggalkan wanita cantik itu sendirian?" Sehun memberi tahu Lulu. Lulu mengerutkan kening.

"Baiklah daddy." Lulu berkata dengan sedih dan mata Sehun melebar saat Lulu memanggilnya daddy. Sehun menatap gadis itu, tapi sepertinya dia tidak keberatan.

"Dia tidak mengganggu aku, Mr. Oh" katanya dan Sehun mendesah dan mengangguk.

"Jadi kalau itu daddymu, seharusnya kau adalah Luhan." Tuturnya, mengingat nama anak laki-laki yang dibawa Sehun. Lulu mengangguk senang.

"Nah, aku akan memberitahumu sebuah rahasia. Aku tidak pernah memberi anak-anak lolipop karena mereka selalu bertingkah, tapi karena kau adalah anak yang baik, aku punya lolipop disini untukmu!" Katanya dan dia menyerahkan Lulu permen lolipop.

"Yay! Oh, terima kasih banyak!" jeritnya gembira saat dia berjalan ke tempat duduk dan mulai menjilat permen lolipopnya. Sehun menyelesaikan dokumennya dan membawanya kembali ke meja kerja.

"Ini semua dokumennya, dan terima kasih sudah bersikap baik padanya." Sehun memberitahunya. Dia tersenyum.

"Tidak masalah, dia anak yang imut. Aku akan mengajukan ini dan Mr. Do akan segera bersamamu.

[HUNHAN] "DADDY" (Sequel CMD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang