"Aduh... Nana capek" keluh Kirana. Ia merebahkan dirinya diatas sofa yang empuk yang berada di ruang tengah. "Non Nana mau dibuatkan jus alpukat?". "Bi Ipah? Bibi kapan dateng? Nana kangen masakan Bibi". "Ahh..non ini. Katanya nyonya, non Nana kan mau ikut casting iklan di majalah. Pesan nyonya, non Nana sekarang ganti baju terus makan siang dan siapin barang-barang yang mau dibawa". "Ok bik!"
Kirana melakukan persis apa yang disuruh oleh Bi Ipah tadi. Lalu tiba-tiba...
"Yuhu Kirana sayang. Kamu udah siapkah? Berangkat yuk!"
"Iya, Ma. Entarr"
"Make up, baju ma yg lainnya udah disiapinkan?"
"Udah ma. Ayuk jalan"
"Go!!!"
Kirana memulai karirnya didunia modeling sejak kelas 4 SD. Menjadi model adalah cita-cita mamanya untuk dirinya. Ia juga terlihat menikmati karirnya menjadi model. Ia dipilih untuk mengikuti lomba-lomba karena postur tubuhnya yang ideal dan wajahnya tak kalah cantik dari seorang Monalisa.
"Wahh..anakku cantik banget"puji Cara. "Iya bu. Anak Ibu cantik banget"sambung salah satu staf disana. "Ma, pulang yuk! Udah lese nih" Kirana mengajak mamanya pulang.
*"Sayang, mama mau ngomong sama kamu. Kamu janjikan mau nerima keputusan mama?" tanya Cara penuh pengharapan.
"Iya, janji"
"Gini mulai besok yang nganterin kamu ke sekolah itu Boy. Yang nganterin pulang juga. Mama udah bicara tadi kok sama Boy 'en dia mau-mau aja"
"Hah?! Mama..mama gak salah ngambil keputusan kan?"
"Enggak sayang. Mama minta, kamu gak perlu ngebantah omongan Mama, keputusan Mama"
"Aaa..mama gak best deh. Pak Udi kan bisa anter Kirana ngapain Boy?!"
"Pak Udi udah ganti tugas, sekarang dia harus nganterin Mama ke kantor lebih awal. Maaf ya sayang"
"Hih..mama jahat!!"
"Udahlah sayang. Kan bisa sekalian pdkt. Ya kan Bik"
Bi Inah yang sedang membersihkan rumah ikut angkat bicara.
"Iya tuh non. Boy itu menurut bi Inah anak yang baik, sopan, lumayan ganteng. Cocok sama non Nana"
"Hah? Ganteng? Baik? Sopan? Menurut Nana itu salah. Boy itu suka ngejek Nana bi, ma. Dia sering ngejek Nana "miss jutek" !!"
"Ya..mungkin kamu nya aja emang jutek..hihihi"
"Aaa..mama jahat!"
"Udah diem kamu. Mama gak denger nih suara TV nya"
Malam telah tiba, Nana termenung di tempat tidurnya. Memikirkan bagaimana nasibnya yang setiap hari akan diantar ke sekolah dan pulang ke rumah oleh Boy, orang yang sangat ia benci." Sial, bodoh, kacau deh, tadi di sekolah Bu Palvi doain pacaran..ehh sekarang dirumah mama nyuruh sekalian pdkt. Ahh..bomat. Gue tidur aja, baik mikirin pelajaran ma karir. Hoamm.."gumam Kirana sembari menarik selimut sebelum terlelap dalam dunia alam bawah sadar*
Kringg...kringg..kringg..bunyi alarm membangunkan Kirana ditengah tidurnya yang lelap. Ia segera merapikan tempat tidurnya dan bersiap-siap. Tak butuh waktu lama cukup 20 menit saja, ia telah siap dan turun kebawah untuk sarapan, "Natural "kata Nana.
"Mama mana Bi?"
"Nyonya udah duluan non"
"Ohh.."
Tok..tok..tok.."Permisi"
Bi Inah membukakan pintu "Ehh..nak Boy. Nyari non Kirana ya? Non Nananya masih sarapan. Monggo sarapan dulu". Boy hanya tersenyum, "Alahh..nggak usah bi. Boy tunggu diluar aja ya"
"Ya, udah. Tunggu aja"
Selang waktu 5 menit, Kirana pun keluar.
"Ehh..sayang udah lese sarapan?"goda Boy.
"Apa lo sayang-sayang? Emang gue pacar lo apa---"bentak Kirana.
Jari telunjuk Boy menutup bibir Kirana. Tak sampai 5 detik mereka saling memandang satu sama lain. Hidung saling bersentuhan, masing-masing mata saling menatap. Senyum yang terpancar dari kedua belah pihak kembali menghangatkan. Namun akhirnya Kirana membiyarkan pandangannya.
"Apa-apaan sih lo?"
"Ihh..galak amat. Ciee..pipi lo semerah apel. Manis lagi"
"Emang lo pernah nyobain pipi gue?"
"Cihh..ngomong-ngomong lo cantik juga ya. Ahayy!"
"Cepet ke sekolah nanti lambat lagi"
"Iya..iya"*
"Akhirnya nyampe juga" kata Kirana sembari membuka helm yang telah ia gunakan diperjalanan tadi. "Makasi"ujar Kirana sambil memperlihatkan senyum manisnya. Boy balik tersenyum "Iya cantik". Kirana berlalu dan memasuki kelas yang disambut oleh sahabat-sahabatnya. Tanpa Boy sadari, kelima sahabatnya yaitu Gani, Yoga, Yudhi, Glen dan Adit mengendap-endao ingin mengejutkan Boy. "Satu" kata Yoga, "Dua" lanjut Glen, "Tiga" sambung Adit "Darrr!!"
"Aaa...we tolong!"
Saking terkejutnya Boy, ia sampai jatuh dan tertimpa sepeda ninjanya. Sungguh sial....
"Wee.. dasar. Awas kalian. Gue males traktir kalian lagi! Cepet bantuin" Boy mulai marah, itu sangat memalukan. "Hahaha..udah bro. Ayo kita tolong bos besar dari mautnya..hahaha"kata Gani sembari tertawa.
"Brengs*k kalian"
"Udah-udah sabar Boy" kata Glen menenangkan Boy dari amarahnya.*
"Ehh..biasanya sih.. benci itu bisa tumbuh menjadi cinta," kata Asha sembari melirik Kirana yang sedang membaca buku. Anya menjawab seolah-olah ia tahu apa yang dimaksud oleh Asha, "Bukan biasa lagi Asha, udah terbukti lho disekolah ini, seorang model yang awalnya benci malah jadi cinta sama seorang kapten basket"
Asha dan Anya, gadis cantik yang doyan gosip. Mereka paling benci sama yang namanya Kate Callie Avigail Candra Kirana. Entah apa yang membuat mereka benci pada Kirana, ada yang bilang mereka benci karena mereka iri Kirana menjadi model, ada juga yang bilang mereka iri karena Kirana anak orang kaya dan juga blasteran antara Inggris, Amerika, dan Indonesia. Wow banget. Sesering apapun Anya dan Asha menggosipi Kirana yang tidak-tidak, Kirana benar-benar tidak peduli, paling-paling ia hanya berkata "Bodo amat".Wait :"
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Jutek
Teen Fiction"Menurut gue sejutek-juteknya lo. Lo itu tetap manis dan cantik" Boy