The More I Know You (Kwak Aron)

26 2 0
                                    

Gue gatau seberapa besar cinta dia ke gue,

Sampai pada akhirnya dia meneteskan air matanya untuk pertama kalinya di pundak gue.

-----

Selama 25 tahun gue hidup, baru kali ini gue nemuin cewek yang bener-bener gue cinta. Yang bener-bener gue yakinin, she's the person I want to live with for the rest of my life. Natalie Kim, my fiancé.

Kita udah pacaran selama 2 tahun, dan saat anniversary ke 2, gue memantapkan diri untuk melamar dia. Of course, she said yes. Setelah kita resmi bertunangan, kita pun minta restu ke ortu. And yes, our parents approved and our wedding will be hold in 3 months.

Selama 3 bulan ini, kita berdua sibuk dengan wedprep. Yang dimana gue bakal sering ngehubungin dia. Which is, rare. 2 tahun kita pacaran, kita gak pernah nelpon satu sama lain sesering ini. Weird, isn't it? Gue juga mikir gitu, kok.

Bukan, bukan gue yang jarang ngehubungin dia. Kita emang sepakat untuk ngabarin satu sama lain pas weekend, pas kita ngedate. Dan dating spot kita cuma ada 3, rumah gue, rumah dia, dan café deket kantor gue. Paling jauh cuma ke Itaewon, itupun cuma sekali.

Gue gak ngerti kenapa date kita bisa sedangkal dan se-boring itu. Setiap gue tanyain kenapa gak ke tempat lain aja, dia cuma bilang,

"No, darl. Aku males."

4 kata itu yang selalu gue terima. Akhirnya gue ikutin keputusan dia. Oh iya, soal kenapa kita jarang ngabarin satu sama lain. Dia juga cuma bilang,

"Biar kita fokus sama kerjaan kita."

Gue tuh bingung. Rata-rata orang pacaran itu pasti pengen tau keadaan satu sama lain waktu lagi jauh kan, tapi Natalie itu beda. Gue bahkan sampe negative thinking, that she cheated on me. Untungnya dia gak sebobrok itu. Atau mungkin, dia sebenernya terpaksa pacaran sama gue?

Hari ini, gue bener-bener mau ngomong sama Natalie. Biarpun sekarang kita udah tunangan, gue masih perlu penjelasan dari dia. Penjelasan tentang perasaan dia ke gue.

"Hi babe, masih di kantor?"

"Masih. Habis ini mau ke Bridal shop, mau liat-liat dress. How 'bout you, darl? Kerjaan di kantor masih banyak?"

"Bentar lagi selesai kok. Nanti chat aku ya kalo udah di rumah. We need to talk"

"Okay, darl. See ya."

"See ya. Love you"

Dan dia langsung nutup telponnya. Seperti biasa. Kenapa kayaknya susah banget buat dia bilang "love you too". Tapi ya udahlah. Mau gimana lagi.

1 jam berlalu. Natalie udah di rumah. Gue yang daritadi cuma ngutak-atik komputer langsung kemas-kemas dan cabut. Barengan sama Jonghyun yang juga mau pulang. Waktu di lift, we have a conversation yang gak disangka bakal mengubah hubungan gue sama Natalie.

"Gimana bro wedprep nya?"

"Lancar jong"

"Duh jadi pengen nyusul, tapi gak punya calon"

Gue cuma ketawa.

"Tapi kok gue ngerasa gue doang yang excited sama pernikahan ini"

"Lah kenapa lagi bro?"

"Gatau, gue ngerasa Natalie itu terpaksa gitu sama gue. Or I don't know, mungkin perasaan gue aja"

"Lu abis ini ketemu sama dia kan?"

"Yoi"

"Give her a hug, bro. A comfortable hug."

Gue bingung dengan perkataan Jonghyun.

"Maksud lu?"

"Cewek itu gak melulu minta hal-hal romantis dari cowok. Sometimes, they need someone to lean on. Orang yang bikin dia nyaman juga udah cukup. Gaperlu something complex. Hal-hal sederhana udah cukup. Natalie itu cuma perlu seseorang yang bikin dia ngerasa aman dan nyaman, karena yang gue tau kerjaan dia jadi akuntan juga berat, bro. Pasti ada kalanya dia ngerasa stres dan butuh seseorang yang selalu ada disampingnya"

Entah kenapa, gue ngerasa kayak ditampar.

"Lu juga udah sering cerita sama gue. Dan gue ngerasa Natalie itu tulus sama lu. Diliat dari dia yang gak mau terus-terusan ngehubungin lu, biar lu gak terganggu. Asal lu tau banyak cewek diluar sana yang posesif banget sampe ngespam cowoknya waktu lagi kerja, dan lu beruntung bisa kenal sama Natalie yang pengertian sama lu. Dan masih banyak ketulusan dia yang gak bisa gue sebutin sekarang, you find it yourself lah. Sekarang lu buang jauh-jauh pemikiran negatif, keluar dari sini langsung tancap gas ke rumahnya dan langsung peluk dia."

"Well, I'll try my best"

Kita pun sampe di basement. Gue dan Jonghyun pun berpisah di parkiran dan gue langsung menuju mobil gue. Rasanya pengen cepet-cepet ke rumah Natalie.

Akhirnya gue sampe di apartemen Natalie. Gue pun langsung ke lantai 17 dan membuka pintu apartemen Natalie. Gue bisa liat dia duduk di sofa nonton TV. Dia pun noleh waktu gue masuk. Tanpa basa basi, gue langsung merentangkan tangan, dan

"Wanna hug, babe?"

Natalie agak terkejut, tapi tanpa ragu dia langsung lari dan meluk gue. Gue pun balik meluk dia. Ini sih emang bukan pertama kalinya gue pelukan sama dia, but it feels so different. So warm. Dimana gue bisa melihat sisi lain dari Natalie Kim yang gue kenal selama 2 tahun lebih.

Gak kerasa, pundak gue basah. Untuk pertama kalinya, dia nangis di pelukan gue. Natalie yang gue kenal itu cewek yang strong dan mungkin, dingin. Dan sumpah ini pertama kalinya dia nangis depan gue. Hati gue bergetar. Seakan udah sadar, dia sayang sama gue. Dia cinta sama gue. Cuma cara dia menyatakannya beda dari gue yang cuma dari mulut. Dia beneran dari hati, dan gue baru sadar itu.

"Don't cry, babe. It's all my fault. I'm sorry."

"I love you, Aron Kwak. I love you, from my deepest heart. That's it."

Ucapan Natalie makin menyayat hati gue. Entahlah, gue jadi merasa bersalah.

Setelah Natalie mulai tenang, kita pun duduk di sofa. Cuddling. Kayak yang biasanya kita lakukan tiap weekend. Bedanya, ini masih hari Selasa. Dan perasaan kita pun juga beda. We love each other, more than yesterday.

Random One ShotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang