1

66 5 0
                                    

Awal kelas 12 dan mulai berpikir serius tentang dimana saya akan melanjutkan pendidikan tidak terpikirkan untuk kuliah di UNNES. Saya delu berkeinginan kuliah di UNDIP dengan jurusan Teknik Elektro atau Akuntansi. Alasan saya ingin kuliah di UNDIP karena saya berkeinginan untuk satu almamater dengan ayah saya. Saya juga berkeinginan untuk berkuliah di UGM dengan jurusan Akuntansi. Untuk alasan, siapa yang tidak ingin berkuliah disana? Namun kedua orangtua saya berkeinginan agar saya berkuliah di Semarang saja. Jadi dengan ikhlas saya melepaskan cita-cita saya untuk kuliah di UGM. Saya tidak lolos seleksi 50% sekolah untuk kuota SNMPTN. Sekitar bulan April pembukaan pendaftaran SBMPTN dibuka. Pada pendaftaran SBMPTN ini orangtua membebaskan saya untuk memilih universitas dan jurusan, tentu saja universitas yang ada di Semarang . Saya memilih UNDIP dan UNNES, dengan prodi Akuntansi dan PBSI. Sebenarnya saya tidak memiliki cita-cita menjadi guru, karena menurut saya guru bukanlah passion saya. Jurusan PBSI merupakan pilihan orangtua saya yang berkeinginan agar saya menjadi guru. Mereka tidak pernah memaksa saya untuk memilih PBSI, namun saya berfikir apa salahnya saya memilih jurusan yang orangtua saya inginkan. Mungkin prodi tersebut memang  berkah untuk saya. Ketika pengumuman SBMPTN saya takut gagal kembali setelah sekian kali saya tidak diterima di Politeknik maupun Kedinasan. Terutama saya takut mengecewakan kedua orangtua saya. Saat itu saya berpikir, bila saya diterima walaupun tidak di Akuntansi dengan kata lain saya diterima di PBSI saya sangat bersyukur . Saya bersyukur karena usaha dan doa saya selama ini dijaba oleh Allah. Pukul 14.00 pengumuman SBMPTN, saya tidak langsung membuka. Ternyata yang saya harapkan benar-benar terjadi. Saya diterima di UNNES dengan prodi PBSI, saya bersyukur dan sangat bahagia.

Aku dan PBSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang