Prolog

61 2 0
                                    

"You can be my guiding light
Keep me, company in the night
That's all I need, all I want
Is for you to stay a little longer now
With arms around me, like a border"

Lagu the ocean milik mike perry itu berhasil membuat dayra terbangun dari tidurnya yang lelap, segera diraihnya ponsel yang tak begitu jauh dari jangkauannya lalu membuka layar yang dikuncinya dengan bentuk pola itu dan mematikan lagu yang bersumber dari alarm hp nya yang telah mengusik tidurnya tersebut. Setelah memastikan alarm itu tidak akan berbunyi lagi, dayra dengan lincah menggeser setiap menu tampilan hp nya dan mencek setiap notifikasi yang masuk setelah hampir 7jam diabaikan. Tidak ada notif yang special tentunya karna hp dengan ukuran 4.5inch itu hanya dipenuhi dengan kehebohan grup chat yang tergabung dengan gc kelas, gc absurd (yang membernya beranggotakan orang² kuker yang nggak habisnya ngomongin hal yang gak penting) dan gc alumni smp 56 yang merupakan tempat ia bersekolah dulu. Dayra kembali meletakkan ponselnya tanpa merespon satupun chat yang masuk.

Dingin yang disisakan oleh hujan semalam membuat dayra malas untuk bangkit dari tempat tidur yang telah menjadi temannya selama bertahun-tahun itu. Kembali ia raih ponselnya dan mencek notif yang baru saja masuk

"1 new message"
Mput
Bangun woiii.. Hari pertama masuk sekolah yakin mau telat? 😒
Reply

Segera ia balas chat dari sahabatnya itu

"iya bawel, udah bangun daritadi juga 😜"
Send

Putri adalah satu-satuhya sahabat dayra yang selalu ada dari sekian teman yang selama ini ia kategorikan sebagai "sahabat". Sudah 4tahun mereka sahabatan, saling support dan tentunya tidak pernah pergi disaat salah satunya berada dalam titik rapuh sekalipun, tingkah putri yang konyol dan terkadang bijak itu mampu membuat dayra selalu nyaman menghabiskan setiap waktu bersamanya.

Tak menunggu lama lagi dayra bergegas mempersiapkan diri untuk segala kebutuhan di awal semester ganjil ini.
Setelah kurang lebih 45 menit ia bersiap di kamar, kini dayra telah berada di depan pintu seraya mengenakkan sepasang kaus kaki putih yang telah lama lekat di kakinya itu

"Dayraa..
Fathuurr..
Ayok cepat sarapan nanti telat loh"

Teriakan ibu yang bersumber dari dapur terdengar jelas di telinga dayra, segera ia bergegas ke meja makan dan lagi lagi ia didahului oleh anak kecil yang seakan telah bersiap untuk lomba makan nasional itu.

"Eh anak kecil, sarapan yang banyak biar jadi anak yg pinter ya" ucap dayra dengan nada menyindir

"Apasih lo kak, gue gak liat anak kecil selama duduk disini" jawab fathur ketus

Selama ini ia memang Tidak suka dengan panggilan "anak kecil" yang diberikan kakak nya itu, fathur merasa ia bukan anak kecil lagi yang disuapin kalo lagi makan dan didongengin kalo mau tidur. Ya.. Fathur sekarang memang bukan anak kecil lagi, umurnya telah menginjak 14th dan ia sekarang telah menjadi kakak kelas tertinggi di kalangan siswa putih biru itu. Fathur adalah satu-satunya adik dayra yang lahir di dunia dari adik² perempuan lain yang ia harapkan.

"Udaaahh ayoo makan jangan berantem terus.."

Tiba-tiba ibu datang di sela-sela obrolan singkat kakak beradik itu

"Iya bu, makan yang banyak ya adek" ucap dayra sambil tersenyum kecil

Fathur pun mengepal tangannya sebahu sambil merapatkan gigi tanda kekesalannya pada dayra

Ibu hanya bisa menggelengkan kepala dengan tingkah kedua anaknya yang selalu ia saksiskan setiap paginya di meja makan.

Setelah berpamitan dayra dan fathur langsung menuju halte biasa tempat menunggu angkot, dari kejauhan tampak anak bangsa berseragam dari putih merah sampai putih abu-abu sedang terjebak di hiruk pikuk pagi kota Jakarta dengan niat yang sama menuju sekolah masing-masing.
Dayra telah terbiasa dengan kondisi ini, setidaknya hanya butuh 1th untuk penyesuaian dengan ibukota Indonesia yang dicap kota metropolitan yang telah menjadi tempat hidup keluarga dayra setelah ditinggalkan lelaki yang pernah singgah di kehidupannya.

"Kak, gue duluan ya angkotnya udah datang" ucapan itu membuyarkan lamunan dayra

"Yang rajin belajarnya" ucap dayra kepada fathur

Sekolah dayra dan fathur memang beda arah, jadi mereka hanya menunggu di halte yang sama untuk angkot yang berbeda.
Setelah angkot yang ditumpangi fathur pergi begitu saja, dayra melihat jarum jam berwarna biru di sisi kiri tangannya itu dan kembali memfokuskan fikiran kembali mengamati setiap mobil yang lewat, tak perlu menunggu lama, angkot yang biasa ia tumpangi pun telah melaju menuju halte tempat ia menunggu sekarang, siswa yang telah lama menunggu angkutan itupun ikut berbondong memasuki angkot yang baru berisikan beberapa orang tsb.

Next? Vote+coment
Maaf kalau ceritanya nggak Bagus, maklum baru pemula 😂🙏

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 11, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hijrah?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang