“Azura-chan, ada pesan untuk kamu nih.”
Panggilan kakakku ku dengar saat aku melihat kembali foto-foto yang kami ambil saat kami berjalan-jalan ke Everland tiga hari lalu. Betapa senangnya aku, ketika ribuan bunga seolah menyergap mataku. It’s amazing! Bagaimana tidak, warna-warni ribuan bunga ada di depan mataku. And my dreams come true. Keinginanku untuk mengunjungi Everland saat musim bunga akhirnya terwujud.
“Hai, ani. Chotto matte kudasai!”
Aku bergegas keluar dari kamar. “Ada apa?” tanyaku kemudian.
Akira-kun memberiku sebuah bingkisan dalam bentuk kado berbentuk kubus yang di tengahnya dihiasi pita berwarna gold, menambah cantik tampilannya. Terlebih lagi, seikat mawar putih berwarna senada dengan warna kotak, menyertainya juga. Aku bingung menerima bingkisan manis itu. Aku ingat-ingat, hari ini bukan hari ulang tahunku, dan aku pikir juga, siapa pula orang yang mengirimiku bingkisan itu?
“Dari siapa, ani?” tanyaku.
Akira hanya tertawa mendengar pertanyaanku.
“Akira-kun, aku serius nih! Dari siapa?” lanjutku dengan kesal.
“Azura-chan, aku juga nggak tahu. Orang yang tadi ngirim itu cuma kurir. Buka aja kadonya, siapa tahu ada namanya.” kata Akira sambil tertawa.
Akhirnya, aku turuti juga saran kakakku. Dia terus mengamati gerak-gerikku saat membuka bingkisan itu. Sepertinya, rasa ingin tahuku dan rasa ingin tahu kakakku itu sama-sama besar. Bingkisan itu telah membuat suasana apartemen ini ramai.
Sengaja aku lakukan slow motion saat membukanya. Mataku melirik ke arah kakakku yang begitu antusias ingin tahu isinya.
“Aa..” sorakku.
Akira sempat kaget mendengar suaraku yang seperti bicara pada jarak sejauh 5 meter.
“Apaan sih! Udah di buka belum?” gemasnya padaku.
“Wah, cokelat! Dari siapa ya?” lanjutnya sambil mengintip kartu ucapan yang terselip diantaranya.
“Eeiitss, aku duluan yang baca!”
Pan gapseumnida.
Aku hanya bisa memasang tampang bingung setelah membaca tulisan itu. Ya jelas saja, aku tidak mengerti arti dari kalimat itu.
“Ciiyee.. Punya penggemar misterius nih. Nggak usah bingung gitu, itu artinya si pengirim senang berjumpa denganmu.” candanya dengan tatapan genit padaku.
Aku makin kesal. Antara senang, bingung, juga malu pada kakakku yang aku rasakan sekarang. Rasa penasaran sama si pengirim lebih-lebih menguasai pikiranku. Aku masih terpaku memandangi barisan cokelat yang ada di dalam kotak, rangkaian bunga mawar yang tampak cantik, juga sebuah kartu yang berisi pesan dengan bahasa Korea.
“Azura-chan, nggak usah dipikirin itu dari siapa. Yang jelas, si pengirim pasti orang baik-baik. Belum kenal kamu tapi udah ngasih ini semua.” ujar Akira seolah bisa membaca apa yang ada di dalam pikiranku saat ini.
Tapi, memang benar juga kata Akira, untuk apa dipikirkan terus-menerus. Biar saja kalau maunya jadi misterius person. Akhirnya, ku putuskan untuk menikmati lezatnya cokelat pemberian secret admirer ini bersama kakakku.
**
Mawar putih yang ku terima kemarin, kini sudah menghiasi kamarku. Warnanya cantik, senada dengan seisi kamarku.
“Azura-chan, ada kiriman lagi nih. Dari yang kemarin mungkin.” panggil Akira.
Aku berjalan menuju tempat dimana Akira berada. Ku lihat bingkisan di genggaman tangan kanan kakakku itu. Sedangkan di jemari kirinya, ku lihat seikat mawar merah di genggam kakakku.