"Ayo Rein, pulang, udah malem nih." ajak Aldy -sahabat kecilku-.
Aku pun hanya diam dan tak membalas ajakan Aldy sedikit pun.
"Reina! Kamu denger gak sih?" ajaknya lagi.
Dia sahabat kecilku. Sudah 10 tahun kita selalu bersama. Dia yang selalu menemani dan menjagaku. Aku tidak tahu sampai kapan dia akan bertahan bersama orang yang bandel seperti aku. Tapi aku tetap bersyukur, Tuhan telah mengirimkan penggantimu, Sa. Walaupun tak akan ada yang bisa menggantikan ketulusanmu sebagai sahabat.
"Iya aku denger. Kenapa?"
"Ya elah, masih tanya lagi. Ayo pulang lah"
"Oh.. Pulang? Pulang aja sendiri."
Seketika raut wajah Aldy berubah menjadi datar.
"Ya udah kalau itu maumu. Aku pulang." Aldy langsung berjalan menuju motor ninjanya itu.
Aku pun mencoba berpikir sejenak.
"Ehh iya deh aku ikut pulang"
Aldy yang sudah duduk di motornya itu seketika langsung menengok kebelakang. Ke arahku. Dan melepas helmnya.
"Apa? Aku gak denger"
"Aku ikut pulang!"
Aldy pun langsung turun dari motornya dan menghampiriku.
"Yakin kamu mau pulang? Biasanya gak secepet ini"
"Iya yakinn"
"Ya udah ayo."
Aku pun langsung membonceng di belakang. Dan tanpa lama, Aldy langsung melaju dengan cepat. Angin malam membuatku semakin mengingat kepergianmu, Sa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dibalik Mimpi
Teen FictionSemua kesesakan ini muncul karena satu nama. Satu nama yang sebenarnya sudah mati-matian kulupakan. Tetapi mengapa kau datang lagi? Mencoba untuk menghiburku lagi? Kau bahkan tidak tahu, betapa gelapnya langit malam bila tak ada sinar bulan yang men...