1

24 1 0
                                    

Namaku senja , menurut orang-orang disekitarku , duniaku hanya berputar disitu saja , kata mereka aku seperti tidak mempunyai kehidupan lain selain menulis puisi dan melihat senja sebelum langit mulai gelap. Semenjak papaku meninggal 4 tahun lalu , aku tidak seperti ini . Aku ceria , aku sangat mudah bergaul kepada siapapun . Tapi entah mengapa aku sangat merasa kehilangan dan sekarang jadi seperti ini. Menjadi perempuan yang sangat irit bicara kepada siapapun , tidak pernah mengenal apa namanya cinta , padahal untuk ukuran anak jaman sekarang , kelas 2 SMA seharusnya sudah merasakan manis pahitnya cinta , tapi tidak denganku.

Saat ini aku duduk dikelas , meperhatikan dengan bosan  guru fisika yang sedang menjelaskan berbagai macam rumus . Ada murid yang sedang memperhatikan dengan serius sambil mencatat apa yang ditulis di papan tulis , ada yang asik dengan dunianya sendiri sambil menggambar tidak jelas , bahkan ada yang tidur . Memang jam terakhir adalah waktu yang paling malas untuk memperhatikan guru yang ada didepan ku saat ini . Ingin rasanya ku cepat-cepat pulang dan bersantai dirumah .

Kringg kringg
Murid-murid langsung bersorak saat bel pulang sekolah berbunyi , mereka semua termasuk aku langsung membereskan buku-buku yang ada dan memasukannya ke dalam tas .

" eh senja! Lo pulang sama siapa ?" Tanya sheila sahabat terdekat sekaligus teman sebangku ku .
" paling naik ojek atau engga gue minta jemput abang gue , kenapa? " ujarku .
" ohh yaudah gapapa , hati-hati ya! Gue duluan dahh " katanya dengan ceria.

Aku langsung bergegas keluar kelas , menusuri koridor yang mulai sepi sambil mengunyah permen karet dan membaca sebuah novel karya tere liye yang berjudul matahari. Tiba tiba..
Brukkk!!!
Aku bertabrakan dengan seseorang , oh tidak lebih tepatnya laki-laki dengan seragam berantakan. Aku tidak pernah melihat laki-laki ini sebelumnya , rambutnya coklat , hidungnya mancung , kulitnya lumayan putih dan mata hitamnya menatapku dengan tajam .

" eh .. maaf gue gasengaja tadi gue sambil baca buku jadinya galiat kalo ada orang " ujarku .
" iya , lain kali kalo jalan ya jalan aja gausah sambil baca buku , bagus nabrak orang kalo nabrak tiang gimana " ucapnya datar dan langsung pergi meninggalkanku . Aku pun langsung lanjut jalan menuju gerbang sekolah . Laki laki itu terus melintas dipikiranku . " siapa sih namanya " ujarku kepada diri sendiri.

" halo ?? Abang bisa jemput senja gak disekolah? " ujarku sambil duduk di depan gerbang sekolah , " yah dek , abang gabisa soalnya masih dikampus , senja sama temen atau naik taksi aja ya. " ujarnya dan aku pun meng iya kan .

Aku menghela nafas dan tiba-tiba " lo yang tadi kan? Belom pulang ? " ujar laki-laki yang tadi menabrakku .
" hah? Eh iya belom " ujarku dengan gugup .
" nama lo senja ? " ujarnya , dan aku sedikit kaget mengapa dia bisa tau namaku .
" iya , kok tau ? " ujarku
" gausah kaget , tadi gue gasengaja denger lo lagi telfonan sama abang lo " ujarnya
Dan aku tidak menjawab apa-apa , sejak dari tadi cowok ini terus berdiri disampingku dan tidak melakukan apa-apa , dan sampai akhirnya
" ini udah mau malem, kalo lo gabiasa naik taksi terus engga ada yang jemput , bisa gue anterin kok". Seketika aku langsung kaget , bahkan aku baru mengenal dia beberapa menit yang lalu dan sekarang ..
" ni anak , malah diem lagi . Kenapasih? Takut gue macem-macem? . Gue emang bandel kalo disekolah tapi asal lo tau gue gapernah berani macem-macem sama cwe " ujarnya
Akhirnya aku hanya mengangguk dan langsung naik ke motor ninja putih milik cowo ini , ah bahkan aku sama sekali tidak ,mengetahui namanya.

Dia SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang