Review Novel Magic Hour

1.8K 5 1
                                    


Magic Hour

Karya : Tisa TS dan Stanley Meulen
Penerbit : Loveable
Penyunting : Kahfie Julianto
Cetakan pertama; 2015; 230 halaman
Desain sampul oleh Tim Desain Screenplay.

Novel ini bercerita tentang seorang gadis bernama Raina yang suka dengan Hujan. Walaupun namanya Raina tapi dia lebih suka dipanggil Rain yang juga berarti hujan. Dia anak yatim piatu dan di adopsi oleh Tante Flora sekaligus mamanya Gwenny. Mereka lalu tumbuh menjadi gadis dengan dua kepribadian yang berbeda tapi saling menyayangi. Ketika dewasa, gweeny akan dijodohkan dengan laki-laki bernama Dimas. Namun Gwenny menolak dan memaksa Raina untuk menggantikannya menemui dimas. Tapi malah justru Dimas malah jatuh cinta dengan Raina. Agar lebih seru, sang penulis menambahkan tokoh Toby yang sebenarnya sangat mencintai Raina, namun hanya dianggap teman oleh raina.

Menurut saya jalan cerita dan konflik dalam cerita ini biasa saja. Tidak ada sesuatu yang “wah” dan membuat penasaran. Karena sedari awal saya baca sudah bisa menebak akhir ceritanya.

Jika berbicara tentang konflik menurut saya, saya kurang merasakan konflik yang diciptakan. Pertama seharusnya Raina buta karena kecelakaan yang disebabkan oleh Dimas, tapi konflik ini malah hanya sepintas lalu. Raina langsung dapat pendonor mata dan hidup bahagia. Ada lagi konflik saat Gwenny marah dengan Raina karena sudah merebut calon tunangannya, tetapi  disini gweeny langsung memaafkan raina. Ketiga, Dimas diceritakan sakit parah tetapi dari awal sampai akhir, tidak ada sekalipun disebutkan apa nama penyakitnya, dan keanehan yang saya rasakan lagi terdapat dalam akhir cerita yang justru menggantung antara Dimas bisa bertahan hidup demi Raina atau malah menginggal . Karna pada bagian akhir Diceritakan bahwa dimas dan Raina berlibur ke Kawah Ijen. Jika dimas bisa berlibur dengan raina lalu siapa yang telah mendonorkan matanya untuk raina. Karna diakhir cerita disebutkan bahwa raina telah menerima donor mata dari seseorang dan orang itu adalah dimas, TAMAT.

Diksi dalam cerita ini menurut saya biasa saja. Penulis kurang lihai mendeskripsikan tempat dan mewarnai tulisannya dengan diksi yang indah agar pembaca membayangkan tempat itu. Contohnya saja tempat favorit Raina di dermaga untuk menikmati Magic Hour, deskripsi keindahannya tidak ada dan malah tidak menyentuh sama sekali. seharusnya itu menjadi bagian romantis apalagi saat Dimas pertama kali mencium Raina disitu. Dan  Semua diksi dibagian yang seharusnya romantis itu malah terasa biasa aja.

Menurut saya Penyelamat novel ini adalah dialognya yang enak dibaca, meski tidak ada yang spesial tetapi tetap enak untuk di baca sampai akhir dan tidak membosankan. Karena memggunakan bahasa ringan khas anak muda. Dan dialog favorit saya adalah ketika tobby menyatakan persaannya dijalan tetapi raina menjawab bahwa hanya menganggap tobby sebagai teman biasa. Lalu tobby berteriak "Untuk Apa Tuhan Menciptakan Hati kalau cuma untuk dipatahin kayak gini" itu dialog yang menurut saya paling mengharukan.

Secara keseluruhan saya menikmati novel ini. Tidak berat, malah cenderung ringan . Tetapi saya tetap  memberi nilai 5 dari 100 untuk novel ini, mengingat kekurangan yang saya rasakan selama membaca novel tersebut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 12, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Review novel Magic hourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang