Flashback<<
"nangis lagi? Nggak capek apa nangisin tuh cowok brengsek"
Di atas sebuah rumah pohon sederhana buatan sang papa. Arvila dan sahabatnya Abhimayu.
(Ilustrasi rumah pohonnya)
Mereka terlihat duduk bersama tetapi melakukan sesuatu yg berbeda Abhi terlihat sibuk menatap langit sedangkan vila sibuk menyeka air matanya. Oh yah mendengar nama Abhimayu pasti kalian berpikir bahwa Abhi adalah orang India atau keturunan India kan? No, Abhi bukan orang India dan semacamnya. Salahkan Bundanya yang tergila-gila dengan India dan segala hal yang berbau India."Udahlah cowok macam dia nggak pantas buat lo. Putusin ajalah". Abhi terus saja membujuk Arvila dengan caranya sendiri, yang malah membuat gadis itu semakin menangis.
" hiks..hiks.. u... u-dah pu-tus bi" vila menjawab dengan nada sesegukan ala orang nangis. Dan 'buk' tanpa aba-aba Vila langsung memeluk Abhi dengan kencang seolah ingin meluapkan emosinya pada cowok itu. Lalu seperti biasa Abhi akan membalas pelukan Vila untuk menguatkan gadis itu.
"Vi, udah yah nangisnya lapar nih. Udah 2 jam loh lo nangis, nggak kasian apa sama air mata lo? udah kebuang percuma gara-gara tuh cowok brengsek. Kan udah gue bilangin nggak usah percaya sama godaan tuh setan nyata! Dia tuh sana-sini ok! Katanya bakal setia sama lo, ia tuh setan emang SETIA SEtiap TIkungan Ada maksudnya, Tai emang!! Nih yah kalo gue ketemu dia..." belum selesai Abhi mengeluarkan unek-uneknya Vila langsung menyangga.
" iya iya tau lo bakal mukul dia, terus masuk bk, di skors, abis itu bilang ke bunda kalo lo ngelakuin ini demi gue, dan akhirnya kita bakal dihukum bunda beresin rumah lo yg semua cuma gue yg kerjain lo malah asik main ps!".
mendengar jawaban vila yang sedikit 'ngegas' menandakan gadis itu sepertinya sudah lebih baik membuat abhi melepas pelukannya memegang bahu Vila lalu menatapnya, memastikan gadis itu sudah benar baik-baik saja.
"He..he tuh lo tau, sekarang berhubung acara nangis loh udah selesai, kita pulang yah, bunda sama mami lo pasti udah nyariin. Ntar abang lo ngamuk ke gue gara-gara telat bawa dedek tersayangnya pulang." bujuk Abhi lagi.
"iya ta.. tapi makan dulu yah" vila menjawab dengan nada sesegukan yang diakhirinya dengan cengiran yang malah membuatnya terlihat horor
melihat itu membuat tangan Abhi otomatis menoyor kepala gadis itu.
"sana cuci muka dulu, ntar orang-orang pada kabur ngeliat bentukan lo kek gini" bagaimana tidak Abhi berkata begitu pasalnya rambut Vila yang acak-acakan dan mukanya yang cemong habis nangis itu sudah cukup membuatnya telihat seperti orang gila.
mendengar perkataan Abhi membuat Vila segera mengambil tas yang tergeletak tak jauh dari tempatnya duduk, mencari cermin dan tisseu yang menjadi barang bawaan wajib di tasnya. Gadis itu lalu merapikan rambutnya dan membersihkan sisa air mata di wajahnya.
"nih nih udah oke kan"
"nah gitu dong , jadi mau makan apa ni?" tanya Abhi
"Bakso kang Ujang" seru Vila sudah kembali semangat.
"OK, let's go" seru Abhi tak kalah semangat. Bakso kang Ujang yg memang selalu mangkal tdk terlalu jauh dari markas pohon mereka adalah tempat makan favorit mereka berdua selain karena harga yg pas untuk kantong anak sekolah seperti mereka dan juga rasanya cukup enak.
Baru saja Abhi ingin melangkah menuruni tangga rumah pohon itu, Vila mencekal tangannya.
"Bi, jangan tinggalin gue yah. Apapun yang terjadi lo harus tetap jadi sahabat gue."
"Emang gue mau kemana? Gue kan nggak mau pergi kemana-mana Vi." Walau sedikit bingung dengan pertanyaan Villa yg tiba-tiba saja bertanya seperti itu pada dirinya. Sedangkan, dia merasa tidak mau atau tdk akan kemana-mana. Namun Abhi tetap menjawabnya dengan anggukan dan senyum manis berusaha meyakinkan gadis di hadapannya.
"Janji?" Tambah Vila lagi sambil menacungkan jari kelingkingnya tepat di depan wajah cowok itu.
"Iya janji" Abhi berkata sambil menautkan jari kelingking mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can we?
RandomKu kira mengikatmu sebagai sahabat bisa mempertahanmu selamanya denganku ternyata aku salah Bi, egois ku rupanya membuatmu semakin jauh.