Chapter 2 [A Town in Borderline]

18 0 1
                                    


Ke esokan harinya aku pergi membeli kuda dan sebuah kereta, entah karena rumor atau apa harganya naik menjadi dua kali lipat dari harga biasanya.

Aku juga membeli beberapa persediaan makanan dan membawa persediaan dan kereta kembali ke rumah.

Ini masih sangat pagi sekitar pukul 05.00 pagi, kulihat ke arah desa di belakangku dan hanya bisa memikirkan kehancuran apa yang akan di bawa oleh gerombolan monster itu, berbicara tentang itu aku sudah memberitahu yuka tentang apa yang terjadi dan yang kulihat adalah tatapan sedih dan cemas darinya, dia sangat peduli padaku.

Saat ini aku sudah hampir sampai di rumah kulihat yuka sudah berdiri di depan rumah menungguku.

"Yuka cepatlah naik, aku yang akan mengemasi barang barang"

"Aku akan membantu!"

Jawab yuka dengan tegas menatapku meyakinkan, melihatnya seperti ini aku tak bisa berbuat apa apa dan hanya menurutinya saja.

"Baiklah tapi jangan memaksakan dirimu"

"Un.."

Jawabnya mengangukkan kepala, setelah itu kami mengemasi barang barang kami dan mulai berangkat.
Yuka duduk di sampingku di tempat kusir, aku menyuruhnya untuk tinggal di dalam kereta tapi dia memaksa untuk duduk di sampingku, aku hanya membiarkannya melakukan apa yang dia inginkan.

Kami mulai melakukan perjalanan, menatap ke belakang adalah rumah kami, banyak kenangan terlintas di kepalaku mulai dari kami pertama menikah, membangun rumah ini perlahan hingga selesai dan tempat favoritku dan yuka adalah di bawah pohon, di bagian belakang rumah itu kami menghabiskan waktu mengobrol atau terkadang tertidur sebentar sambil menikmati angin yang sejuk dan banyak kenangan lainnya kami habiskan di rumah ini.

Sambil memikirkan ini, aku juga melihat wajah yuka dia terlihat sedih pandangannya juga tertuju pada rumah kami, melihatnya seperti itu aku hanya bisa tersenyum dan mengelus kepalanya.

"Jangan khawatir saat kita sampai disana kita akan membuat rumah baru untuk kita berdua"

"Ya.."

Balasnya mencoba terlihat baik baik saja, tapi aku tau dia benar benar sedih dan aku hanya bisa mengengam tangannya.

Setelah itu kami melanjutkan perjalanan, untuk sampai ke kerajaan Lingstone kira kira akan memakan waktu setengah bulan.

Tiga hari kemudian kami sudah sampai di perbatasan, saat ini aku sudah sedikit sembuh bekas luka goresan dari pertarungan dengan gerombolan monster itu masih ada, walau aku sudah bisa berjalan dengan cukup normal tapi jika melakukan banyak gerakan aku yakin luka ini akan terbuka kembali.

Dan menurut kabar yang kami dengar gerombolan monster sudah mencapai kota kota terdekat dengan kerajaan
Perintah kerajaan sudah di keluarkan dan ribuan kesatria sedang menuju ke medan perang, tetapi aku tidak yakin ksatria kerajaan akan menang walaupun ada ratusan grand knight dan di temani beberapa holy knight dengan jumlah itu melawan monster dengan jumlah puluhan ribu bahkan hampir mendekati ratusan ribu dengan ini saja akhirnya sudah bisa di lihat belum lagi monster" ini sangat kuat dan bervariasi.

Rumah kita saat ini pasti sudah hancur oleh monster monster ini, yuka pasti sangat sedih dengan ini.
Monster monster ini datang dari utara dan menyerang dengan alasan yang tidak di ketahui, kami saat ini menuju ke timur ke arah kerajaan Lingstone.

Alasan kami menuju kerajaan Lingstone adalah kami memiliki kenalan di sana, ia bernama linda dia bekerja sebagai resepsionis di sebuah Guild petualang, mungkin dia bisa membantu kami pindah rumah atau membuat rumah baru bagi kami.

Kami telah melewati beberapa kota dan desa, dan telah mencapai perbatasan.

"Yuka kami akan menginap di penginapan malam ini, dan aku perlu mengisi persediaan kami"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 14, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The world DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang