One: Sekolah Baru

29 2 3
                                    

Mos, masa yang paling menyiksa bagi siswa baru dan masa paling menyenangkan bagi kakak kelas yang jahil.

Pagi ini matahari bagai ditutupi awan putih yang menghalangi cahayanya, sama seperti hati Delia. Ia enggan memasuki sekolah barunya dipinggir kota tersebut karena  hari-harinya  mengikuti mos akan segera dimulai dan bisa jadi mungkin akan menjadi hari terakhirnya disekolah itu.

SMA PANCASILA sekolah yang cukup terpandang karena prestasi murid-muridnya dibidang akademik dan juga terkenal karena murid-muridnya yang nakal bak berandalan.

Awalnya Delia hanya mengiyakan saja saat orang tuanya mendaftarkannya disekolah itu namun saat dia tau bahwa sekolah itu siswanya banyak yang suka membuat onar ia segera berdoa agar tidak lulus diujian seleksi nantinya.
Tapi apa daya, ternyata dia lulus meski menempati urutan kedua dari terakhir.

Delia memasuki gerbang sekolah dan langsung mengambil tempat dibarisan belakang siswa-siswa baru yang lain. Namun belum cukup 5 menit dia berdiri dibarisan...."Brukk!!!".
Suara jatuh yang amat keras itu berasal tepat disampingnya. Seorang anak laki-laki cupu berkacamata itu terbaring tak berdaya saat ditendang oleh seorang kakak kelas.

"Woi! Sekarang bukan jaman sd lagi, dimana lo bisa masuk kesekolah pas jam udah lewat dari jam tujuh kayak gini. Tapi karena ini hari pertama lo, gue maafin. Kalau besok masih lambat lagi abis lo. Sana cepat berbaris!" Gertak kakak kelas itu dengan tampang garang. Anak laki laki itu segera bangkit lalu berbaris dibelakang Delia.
Delia hanya bergidik ngeri dan terkejut melihat bagaimana perlakuan kasar kakel itu. 

"Lo gak papa?" Tanya Delia ke anak dibelakangnya itu

"Gak papa kok, itu udah biasa..." jawabnya sambil tertawa kecil

Aneh banget nih, orang..... ujar Delia dalam hati.
Ia segera berbalik sebelum kakak kelas itu melihatnya.

"Selamat pagi semuanya. selamat datang disekolah baru kalian SMA Pancasila perkenalkan nama saya Cahya Purnomo selaku kepala sekolah disini dan selanjutnya...bla...bla...bla...." begitulah sambutan hangat dari pak kepala sekolah dan akhirnya sambutan itu menjadi panas karena beralih ke ketua osis SMA Pancasila, Kak Andre. Bukan karena panas akibat sinar matahari melainkan karena jeritan histeris para siswi baru yang berdecak kagum menyaksikan paras kak Andre yang bak aliando campur artis korea.

"Sekali lagi selamat datang untuk adik-adik kelas baru. saya harap kalian betah disini, kenalin nama saya  Dimas Andrean kalian bisa panggil saya Andre saja..."

Kak Andre memang layak dinobatkan menjadi siswa paling ganteng di SMA itu. Posturnya tinggi dan ramping, kulitnya putih, wajahnya tampan terlebih dia adalah salah satu siswa berprestasi. Delia hanya melihatnya sekilas dan memandang cowok berkacamata itu dengan keheranan.

Kenapa dia ngeliat kak ketos itu terus ya? Benar-benar cowok aneh......

"Lu napa ngelihatin kak ketos kayak gitu?naksir lo?kayak cewek cewek didepan itu"

"Ng-nggak kok, cuman mukanya gak asing aja..."
Cowok itu terlihat berpikir sejenak tetapi terus menatap kak ketos itu lekat.

***

     #sori guys kalau
    Belum seru. Baca
   aja terus dan jangan
Lupa vote biar gak
Nyesel hehehe.......

     

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 22, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Blowing My DendalionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang