(Sad)Love Story

67 5 0
                                    


Jungkook Pov

"Oppa!! Ayo kejar aku!!" teriak gadis itu. Dia adalah yeojachingu ku yang paling kucintai. Kim Sarang. Dia sangat suka lari-larian dan menantangku untuk mengejarnya. Kekanak kanakan? Kami memang terlihat seperti itu. Tapi terkadang kami juga mempunyai moment romantis tersendiri. "Sarang-a~ aku lelah" ucapku setengah berteriak agar dia dapat mendengar suara ku. Lalu dia duduk di salah satu kursi taman. Dia pun tersenyum lebar. Sangat imut. "Kajja oppa. Ayo duduk disini" ucapnya padaku sambil menepuk pelan tempat kosong disebelahnya. Aku pun duduk disebelahnya. "Oppa,,pasti kau lelah. Tunggu. Aku akan belikan ice cream untuk kita berdua" ucapnya. Hanya dia yang mengerti diriku. "Tidak, Sarang. Biar aku yang belikan" ucapku. Namun ia segera berdiri. "Aku tau kau lelah oppa. Biar aku yang membeli ice cream nya. Tunggu sebentar ya oppa~" ucapnya dan segera pergi ketempat penjual ice cream.

Aku benar benar mencintai Sarang. Karena dia lah yang mengubah hidupku menjadi indah setelah kejadian 2 tahun lalu.

Flashback on

01 September 2014

"Oppa" ucap perempuan di depan ku ini. Ya. Dia yeojachingu ku.namanya Jung Inri. Tetapi dia terlihat seperti dibebani suatu masalah. Aneh. Biasanya dia selau ceria. "Kenapa Inri? Kau tidak ceria seperti biasanya" ucapku. Dia pun menundukkan kepalanya. "Oppa. Jangan marah padaku ne?"ucap gadis itu. Tanpa dia suruh pun aku tidak akan marah padanya. Aku benar benar mencintainya. Jadi wajar saja akau tidak bisa memarahinya. "Ne~ Beritahulah padaku Inri." Ucapku meyakinkannya. "Oppa, Mianhae. Tetapi aku mencintai namja lain, oppa. Dia 'Kim Taehyung' "ucap gadis itu. Yang benar saja. Gadis yang kucintai ini malah mencintai sahabat ku sendiri. "Kenapa kau melakukan itu Inri-ya?" Baiklah. Kuakui aku sangat lemah dalam masalah seperti ini. Mataku mulai memanas. Air mataku mulai berlinang. Tidak. Aku tidak boleh menangis. Aku ini Namja. "Mianhae, oppa. Aku mencintai Taehyung oppa. Maafkan aku telah berkhianat dalam hubungan ini." Ucapnya. Aku ingin marah. Tetapi tidak bisa. Karena aku masih mencintainya. Aku ingin menangis. Tetapi aku tidak ingin menangis di depannnya. Aku pun berlari. Tidak peduli akan keramaian yang melihat ku. Aku pun menyebrangi sebuah jalan besar tanpa melihat lampu lalu lintas. "Oppa! Tunggu, oppa! Kumohon. Dengarkan aku dulu oppa!" Suara itu. Itu suara Inri. Kenapa dia mengejarku? Bukankah dia mencintai taehyung?

Tin tin

Itu suara klakson mobil. Lama kelamaan suara klakson tersebut makin terdengar jelas olehku. Aku menoleh ke kanan dan melihat sebuah mobil yang melaju sangat cepat. Ini kah akhir hidupku? Mungkin. Aku pun memajamkan mataku.

Brak

Aku merasa terdorong hingga terjatuh. Aku membuka mataku. Aku masih baik-baik saja. Ku lihat kebelakang. Ternyata yang tertabrak mobil bukanlah aku. Tetapi orang yang kucintai. Jung inri. Aku pun berlari kearahnya. Kaki ku lemas. Hingga aku terjatuh tepat disebelah inri. Kepalanya berdarah. Akupun mengangkat kepalanya dan meletakkannya di atas pangkuanku. Aku tidak bisa menerima ini."Inri.. Kumohon, bangunlah... Jangan tinggalkan aku..." kenapa begini jadinya? "O-oppa..aa... Mianhae." Ucap Inri samar samar tetapi aku masih bisa mendengarnya. Setelah mengucapkan itu, inri menutup matanya.

Menutup matanya untuk selamanya.

"Inri.." Aku menangis sejadi-jadinya. Tak peduli keramaian yang menatap kami berdua. Seandainya tadi aku tidak lari ke jalan raya, pasti inri masih hidup. Ini semua salahku. Mengapa dihari ulang tahunku aku harus mendapatkan sesuatu yang sangatlah buruk?

Flashback off

Tanpa kusadari, setetes air mataku jatuh begitu saja. Menyakitkan. Mengingat masa lalu yang sangat pahit itu.

"Jungkook Oppa? Apa yang terjadi? Kenapa kamu menangis? Siapa yang telah membuat mu menangis?" ucap seorang yeoja kepadaku dengan nada yang sangat khawatir. Aku pun menoleh ke sumber suara. Ternyata dia adalah orang yang kucintai. Orang yang telah mengembalikan senyumku seperti dahulu lagi. Kim sarang. Kulihat dia membawa dua buah ice cream di tangan nya. Dia pun duduk di sebelahku dan memberikan salah satu ice cream tersebut kepadaku. "Makanlah ice cream ini oppa. Ice cream pasti akan menenangkan pkiranmu oppa" aku pun menerima ice cream itu. Kami memakan ice cream masing-masing dalam tenang. Setelah ice cream kami habis, sarang pun membuka suaranya. "Oppa, kenapa kau menangis? Apa kamu... teringat Inri lagi?" ucapnya berhati hati. Kurasa dia takut menyinggung perasaanku. Aku hanya menganggukkan kepala ku sebagai jawaban dari pertanyaanya itu. Dia pun berdiri dari tempat duduknya dan tersenyum lebar kepadaku. "Oppa,, ayo kita jalan-jalan. Kau harus menenangkan pikiranmu. Aku tidak akan berlari lagi kok. Kajja" Ajaknya padaku tanpa menghilangkan senyumannya yang selalu membuatku tenang itu. Aku pun ikut berdiri. Kami berkeliling melihat keramaian. Di perjalanan, Sarang selalu menceritakan lelucon. Kami tertawa bahagia. Hanya Sarang yang mengerti dengan hidupku sekarang ini. Dan hanya Sarang yang membuat hidupku lebih tenang sekarang. Saat sedang asyik bercanda tawa, tiba-tiba lewat sepasang anak kecil didepan kami. Mereka bermain kejar kejaran. Tetapi, salah satu dari anak itu malah berlari ketengah jalan. Aku melihat dari kejauhan ada mobil yang melaju kencang. "Hei! Awas!" Aku pun segera berlari ketengah jalan. Tetapi sialnya kakiku malah keseleo. Aku terjatuh. Ingin rasanya aku bangkit lagi. Tetapi ini sangat menyakitkan. "Awas!!!" Teriak seseorang yang suaranya sangat kukenal. Sarang. Dia berlari ke arah anak kecil itu. Mobil yang melaju kencang itu mulai dekat. Tidak! Mengapa kejadian ini terulang lagi?! Aku harus bangkit sebelum semuanya terulang lagi. Sarang mendorong anak kecil itu. Anak itu berhasil menjaga keseimbangannya sehingga dia tidak terjatuh. Tetapi sarang dia..

Brak

Tidak! Mengapa semua terulang lagi?! Sarang, dia tertabrak. Aku segera berlari. Kaki ku sangat lemas. Aku terjatuh. Kepala sarang berdarah. Aku meletakkan kepalanya di pangkuanku.

Deja vu

Kejadian yang sama harus kurasakan sakitnya lagu. Mengapa? Belum sempat aku mengucapkan satu katapun, sarang menutup matanya. Wajah terlihat damai dan tenang.

Menutup matanya untuk selamanya.

Ini benar benar menyayat hatiku. Mengapa saat aku mencintai seseorang, orang yang kucintai malah meninggalkan ku secara tragis? Salahkah jika aku mencintai seseorang dengan tulus? Tak bolehkah aku bahagia bersama orang yang kucintai selamanya? Aku meluruskan pandangan ku. Didepan ku ada sebuah gedung yang sangat besar dan tinggi. Tanpa pikir panjang,, aku segera berlari ke gedung tersebut. Aku tidak peduli dengan orang-orang yang memperhatikanku bahkan meneriaki ku agar tidak berlari-lari. Aku berlari ke rooftop gedung tersebut. Aku berdiri ditepi rooftop tersebut. Satu langkah saja aku maju, maka aku akan jatuh dari gedung lantai 10 ini. Sangat lah tinggi. Tetapi, inilah yang ku inginkan. Aku ingin mengakiri hidup ku sampai disini.

'Salahkah aku mencintai seseorang? Tak bolehkah aku mencintai seseorang secara tulus? Sarang, aku tidak bisa lagi bertahan. Aku tak bisa hidup tanpa mu. Tunggu aku. Aku ingin menyusulmu. Untuk apa aku hidup jika kau tidak ada? Tuhan... terima kasih karena kau telah memberiku kesempatan untuk melihat dunia yang kau ciptakan dengan indah ini. Terima kasih Tuhan karena kau telah memberiku beberapa waktu untuk merasakan apa itu cinta.'

Aku mencondongkan badanku kedepan. Mebiarkan diriku ini terjatuh kebawah.

'Eomma, Appa, terima kasih karena kalian telah membesarkan ku hingga aku dewasa. Inri. Terima kasih karena kau telah mengajarkan rasanya jatuh cinta, rasanya patah hati dan rasanya ditinggal untuk selamanya. Sarang, terima kasih karena kau telah mengajarkan apa itu cinta sejati. Tunggu aku Sarang. Mari kita bertemu dan menjalani kehidupan bersama-sama di alam sana'

END

(Sad)Love Story [Jungkook bts]Where stories live. Discover now