Teng..! Teng..! Teng..! Tanda gw terlambat sekolah. Gue Tanacha, anak kelas X MIPA-3. Gue biasa dipanggil Acha, gue emang udah sering terlambat sekolah dari SMP. Tapi gue bukan tipe orang yang nakal.
"Njir, gila!!! Gue terlambat!." Teriak seorang cewek di belakang Tanacha.
"HAH...!!! lo terlambat juga Az?" Tanya Tanacha.
"Baru juga lima detik, gerbang dah ditutup aja." Protes Azra.Eh, gue lupa kenalin ini sahabat gw namanya Azra. Gue juga masih punya 2 orang sahabat lain namanya Sasya dan Nadya. Merekalah yang sering bantuin gue saat gue terlambat sekolah dari SMP. Dan mereka satu kelas bareng gw.
"Woy!! Ngapain kalian masih di sana?!! Gue udah bisa nebak kalo kalian bakalan telat, jadi gue ama Nadya berhasil jailin tuh satpam!" Cerocos Sasya.
"Nih,gue bukain." Sambung Nadya sambil membuka gembok gerbang tersebut.
"Gue cuma bisa senyum liat tingkah mereka." Gumam Tanacha dalam hati sambil berlari menuju kelas dengan 3 sahabatnya.
~skip~
.
.
.
.
.
.
Istirahat dimulai Tanacha dan tiga sahabatnya berencana untuk pergi ke kantin."Njir, tu cewek pada cantik-cantik."
"kayaknya angkatan baru deh."
"Salah satunya pasti bakalan jadi cewe gw nih, besok gw tembak dah!"
"Hah..? Ditembak?? Mati dong?!!"
"Yaelah, lo kayak gak paham aja!"Disepanjang koridor banyak cowok-cowok yang membicarakan mereka berempat. Kebanyakan cewek-cewek iri dengan mereka, tapi tidak sedikit pula yang mengagumi mereka, karena mereka multitalenta.
"Eh, liat deh tuh cewek kepedean banget" Sahut Feby seorang kakak kelas yang paling disegani satu sekolah.
"Iya, So' bangett mereka!" Jawab Dinda dan Erina teman satu ganknya."Eh, tunggu..tunggu.." Sahut Tanacha.
"Napa lu Cha?" Tanya Sasya.
"Perasaan telinga gw panas deh.." Jawab Tanacha sambil memegang telinganya."kayaknya ada yang ngomongin kita dah, soalnya telinga gw juga panas." Sambung Azra.
"Keknya sih gitu.""Dah, lah kita ke kantin dulu, laper gw" cerocos Sasya
"Mau pesen apa? gw traktir nih." Ucap Azra.
"Bakso empat." Ucap Tanacha.
"Sya temenin gw sini!"
"Apa sih yang engga buat lo? Secara gw kan baik hati dan tidak sombong" Jawab Sasya."Serah!" Sambung Azra
"Yaudah cepet sana!"
"Iya iya bawel amat si lo!"***
"Bakso empat bu!"
"Tunggu bentar ya neng!"
"Ini, neng!"
"Makasih bu!"
.
.
.
.
..
'Bruukk...'Terlihat seorang cowok menabrak Azra yg sedang membawa nampan bakso.
"Eh, kalo jalan tuh pake mata!!" Bentak Azra.
"Dimana-mana jalan tuh pake kaki!" Jawab seorang cowok sambil menatap Azra dengan tatapan yang spesial.
"Bukannya minta maaf kek!!, gimana ni bakso gue?!"
"Sorry, Sorry gue gak sengaja, ntar gue ganti deh! Nih nomor gw siapa tau lo perlu"
"Udah gak usah! Gw gak butuh!!" Ucap Azra dengan nada tinggi sambil meninggalkan cowok tadi.
~skip~
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Bel pulang sekolah telah berbunyi Tanacha dan 3 sahabatnya tengah membereskan tas mereka.Tiba-tiba terlihat satu pesan masuk di handphone Azra.
"Gw tunggu lo di belakang sekolah." begitulah isi pesan tersebut, tanpa menunjukan nama pengirim.
"Ngapain lo masih disana?" Tanya Sasya
"Udah, buruan!!" bentak Tanacha
"Kalian duluan aja, gw ada urusan mendadak, dah!!"
"Eh, ntar lo nyusul ya!!!" Teriak Tanacha.
"Iya, gw tau!"
Azra pergi berlalu meninggalkan mereka, yg sebenarnya mereka sudah berencana untuk pergi ke rumah Tanacha sepulang sekolah.
"Dia kenapa?" Tanya Nadia
"Tau, tuh!" jawab Sasya
"Yaudah Yuk!"***
"Mana sih tu orang?!" Gumamnya dalam hati, sembari melihat kesana kemari mencari sosok si pengirim pesan.
"Oi, lo udah dateng, lama amat si! Gw tungguin dari tadi juga!!" Ucap sorang cowok yang tengah duduk dibawah pohon mangga belakang sekolah.
Dan sepertinya, Azra mengenal suara tersebut.
Bersambung~
Maaf banget kalo kata-katanya banyak yang salah mohon dimaklumin baru pertama kali nulis novel kayak gini~
So, please vote and comment!
KAMU SEDANG MEMBACA
Because We Are One
RandomTanacha si kaya hemat Azra cewe judes nan pedes Nadya si alim menghanyutkan Sasya si somplak tukang ngagumin diri sendiri Banggalah menjadi diri lo sendiri, meski banyak yang gak suka sama lo, kadang mereka membenci lo karena mereka gak mampu kayak...