Go Home - 9

11.6K 416 47
                                    


Gaara kembali membawa Hinata ke dalam ciumannya. Hinata pun tidak ingin kalah dengan ikut pula membalas ciuman Gaara. Keduanya memulainya dengan begitu intens, begitu lembut, sampai akhirnya Gaara mulai mencium Hinata dengan menggebu hingga membuat gadis itu mulai kesulitan untuk mengimbanginya.

Gaara menggendong tubuh Hinata menuju ke kamar tanpa melepas ciuman mereka. Hinata sendiri baru tersadar bahwa dia telah berada di kamar Gaara saat punggungnya merasakan sensasi empuk tempat tidur Gaara.

Dengan begitu lembut Gaara merebahkan Hinata di atas ranjang king size miliknya. Gaara melepaskan ciuman mereka kemudian menatap wajah Hinata yang terlihat semakin cantik dengan rona merah yang telah menjalar hingga leher gadis itu.

Jemari Gaara yang besar menelusuri dengan lembut mata Hinata yang masih terpejam. Secara perlahan jemari tersebut bergerak turun dan membelai pipi Hinata tak kalah lembutnya.

Manik lavender Hinata terbuka begitu dia merasakan Gaara yang memberikan kecupan di pipinya yang merona. Hinata memejamkan kedua matanya lagi saat melihat Gaara yang bergerak maju untuk mengecup sisi pipinya yang lain.

Sesaat kemudian, mata Hinata terbuka hingga membuat genangan air mata yang tampak di sana menjadi terlihat berkilau akibat sorot lampu yang terpantul. Tangan Hinata yang bergetar mulai terangkat dengan perlahan, berusaha untuk merasakan tekstur wajah Gaara secara langsung.

Jade Gaara terpejam saat merasakan tangan mungil Hinata yang bergerak menyentuh pipi kirinya, kemudian gerakan itu secara lembut turun menyentuh dagu runcing miliknya.

"Apakah ini mimpi?" Hinata berucap dengan nada mengambang seolah sedang berhalusinasi.

Gaara membuka kedua matanya. Tanpa terduga, dalam secepat kilat Gaara mengecup bibir Hinata dengan tiba-tiba. Kecupannya begitu lembut namun sayang karena hal itu terasa begitu singkat.

Gaara segera menarik wajahnya lagi hingga memberikan jarak satu jengkal di antara wajah mereka. Seringai tipis terbit di wajah Gaara begitu dia melihat Hinata yang tengah berkedip-kedip seolah sedang berusaha meyakinkan diri akan hal apa yang baru saja terjadi di antara mereka.

"Apakah sekarang kau masih berpikir bahwa ini mimpi?" Gaara bertanya dengan nada geli saat melihat rona merah mulai kembali menghiasi wajah terkejut Hinata. "Apakah kau ingin aku lebih meyakinkan dirimu? Atau kau ingin aku untuk menciummu lagi?"

Tak ada sahutan dari Hinata. Kedua mata lavendernya yang awalnya mengerjab lucu kini benar-benar sedang terpaku menatap wajah Gaara yang sedang menyeringai ke arahnya.

"Hime." Gaara memanggil Hinata dengan nada rendah seolah memperingatkan. "Sikapmu ini benar-benar membuatku ingin kembali menciummu." Gaara terdiam sejenak untuk melihat reaksi Hinata. Namun nihil, Hinata masih diam di posisinya dan masih menatap Gaara dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Hinata." Gaara memanggil nama gadisnya dengan nada serius. "Aku akan menghitung sampai tiga, bila kau masih tetap diam seperti ini maka aku akan benar-benar menciummu. Tidak! Aku tidak hanya akan menciummu, tapi aku bahkan akan melakukan hal lebih."

Suara Gaara yang rendah memenuhi seluruh ruangan kamar tersebut. Setelah itu Gaara terdiam sebentar untuk menunggu jawaban Hinata, hanya ada helaan nafas keduanya yang terdengar mulai memberat.

"Satu." Gaara mulai menghitung. Dengan begitu perlahan wajahnya mulai mendekat ke arah Hinata yang kini masih berada di bawahnya. "Dua." Nafas Gaara menerpa wajah cantik Hinata yang semakin merona. Keduanya hanya terpisah jarak dua centi. "Dan.." Hidung mancung Gaara telah bersentuhan dengan milik Hinata. Memberikan kesempatan terakhir kepada gadis itu apabila ingin menolaknya. "Tiga." Bibir Gaara telah menyentuh bibir Hinata.

Go Home (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang