Hujan deras mengguyur kota sore ini. Tidak ada orang yang mau beraktivitas dicuaca yang terasa dingin bagai dilanda badai salju. Namun ada segelintir orang yang rela meninggalkan kasur empuk dan selimut hangat mereka demi mencari makanan.
Begitupun dengan seorang lelaki bernama Jeon Jungkook. Ia berlari setelah berhasil memarkirkan motornya di depan gedung rumah sakit. Bunyi keciprak antara sepatu dan genangan air dijalanan menimbulkan suara tak asing. Ia menutupi kepala dengan tangan agar tidak terlalu kehujanan. Namun itu percuma. Tubuhnya tetap saja basah. Dan dingin.
Setelah melewati beberapa kamar pasien, tersenyum kepada beberapa suster dan pengunjung, Jungkook sampai disebuah ruangan. Meraih knop pintu lalu membukanya secara perlahan.
Kamar nomor 9.
Ia selalu tertawa mengingat nomor 9 adalah sama dengan bulan kelahirannya. Namun ia tahu itu hanya sebuah kebetulan.
Jungkook masuk. Seorang wanita paruh baya terbaring lemah di atas ranjang pasien. Wajahnya pucat namun terlihat berseri. Cantik dan menawan. Ia adalah wanita nomor 1-nya Jungkook. Jeon Hyeso. Ibu tercinta.
Jungkook berjalan mendekatinya dengan senyum khas yang ia miliki.
"Harusnya ibu tau, makanan pedas kan tidak baik untuk kesehatan," gumam Jungkook.
Hening.
Ia duduk disalah satu kursi didekat ranjang. Mengamati ibunya yang nampak semakin kurus. Kini hatinya dilanda nyeri yang teramat sangat.
"Aku kan sudah pernah bilang jangan makan makanan racun itu lagi. Tapi ibu tidak pernah mau mendengarkanku,"
Tangan Jungkook menggenggam jemari Hyeso yang ditempeli selang infus.Jungkook menyesali kebodohannya karena membiarkan Hyeso melanggar perintah dokter.
'Jangan pernah biarkan ibumu memakan makanan pedas lagi'
Ia menyesal. Sangat menyesal.
"Kamu tidak boleh bicara begitu. Makanan itu bukan racun tapi kebaikan dari Tuhan yang harus kita nikmati,"
Suara lembut Jeon Hyeso membuat Jungkook mendongak. Hyeso tersenyum memandangnya.
"Ibu sudah bangun? Apa ibu tidak apa-apa? Ada yang sakit? Atau perlu aku panggilkan dokter, bu?!"
Hyeso terkekeh pelan. Jungkook memang begitu. Selalu berlebihan pada kesehatan ibunya. Terkadang dia mengabaikan kesehatannya sendiri dan sibuk mengurusi Hyeso yang padahal ia merasa baik-baik saja.
"Tidak usah, ibu sudah merasa lebih baik sekarang," Hyeso mengulum senyum.
Jungkook mengembuskan nafas yang sedari tadi ia tahan.
"Hhh, syukurlah ibu sudah tidak apa-apa," ia membalas senyum ibunya.Hyeso mengernyit.
"Sepertinya kamu yang ada apa-apa. Kamu darimana? Kenapa basah kuyup begini?" Hyeso memperhatikan perawakan Jungkook dari ujung rambut sampai ujung kaki.Jungkook pun menilik pakaiannya yang memang sudah basah seperti cucian. Tapi apa masalahnya? Sekarang yang terpenting adalah kesehatan ibu.
"Hehe," Jungkook malah terkekeh. "Aku hanya mencari makan di warung depan. Aku tidak tahu kalau hari ini akan turun hujan karena aku tidak membawa payung dan lupa membawa jas, makanya aku kehujanan," jelasnya panjang lebar.
Jungkook mengeluarkan sekantung anggur kesukaan Hyeso. "Untuk ibu," senyumnya terukir manis. Ia memetik satu lalu menyuapi ibunya.
"Ayo, ibu makan dulu nanti aku akan berganti baju,"
Seolah mengerti apa yang dipikirkan Hyeso yang khawatir tentang kesehatannya, Jungkook segera bangkit untuk berganti pakaian setelah Hyeso memakan anggur itu.
* B * T * S *
Holaa annyeong hai
Thanks udah mau baca fanfic yg gada apapanya ini😳
Mau Voment juga boleh😁
Ketjup sayang dari istri Suga😘
KAMU SEDANG MEMBACA
The Seven Ways
Fiksi Penggemar'Sebenarnya kau siapa? Kenapa kau terus-menerus muncul dalam mimpiku?' -Jeon Jungkook 'Aarrghh!! Aku bisa benar-benar mati kalau seperti ini!' -Jeon Jungkook