A&A - Yang Tak Terduga

89 8 4
                                    

Saat ingin ingat, kau hilang.
Saat akan lupa, kau datang.
Seperti bencana,
kau datang saat aku tak menginginkannya.

****

Ngapain si Salmon kemari, telpon aja kali ya. Saat ini aku sedang menatap langit-langit kamarku.

I've been here all night,
I've been here all day,
And boy, got me walkin' side to side
Let them know...

Dering lagu Ariana Grande mengalun, tanda panggilan masuk di ponselku. Akhir-akhir ini aku suka mendengarkan lagu salah satu artis Hollywood tersebut.

Ternyata panjang umur juga nih anak. Baru saja aku mau menelpon si Salmon, tapi ternyata dia uda video call duluan.

"Ariiiiiiiiiyyyy!!!!" Suara cemprengnya memekikkan telinga ditambah wajahnya yang cuma kelihatan lubang hidungnya menghiasi layar ponselku.

"Duh, Salmon? Berisik tau nggak! Najis banget lubang hidung lo uda kayak lobang black hole, eww." Cibirku.

Bibir Salma manyun mendengar cibiranku. Tiba-tiba ekspresinya berubah menyedihkan yang memang sengaja dibuat-buat. "Gitu banget sih sama sahabat sendiri. Masa cantik gini dibilang Salmon. Jahat banget sih, kamu!"

"Tega sekali dirimu, Ry. Kamu uda nggak sayang lagi ya sama aku? Uda nggak mau temenan lagi sama aku? Uda nggak care sama aku? Padahal aku punya menu baru dan aku pengen kamu nyobain loh. Kamu di sana punya yang baru kan? iya kan? Kamu...." Imbuhnya dan tentu saja dengan ekspresi yang menyebalkan yang dibuat-buat.

"Stop! Gausah drama. Eh, tapi beneran ada menu baru? Gratis?" Seketika jiwa kegratisanku meronta-ronta.

Wajahnya menunjukkan kekesalan ditambah bibirnya yang semakin monyong persis seperti Donal bebek.

"Gausah gitu muka lo. Persis kayak ikan salmon tau, wekawekaweka."

"Nyebelin."

Aku hanya tertawa melihat tingkahnya, hingga perutku terasa sakit. Senang sekali rasanya, menggodanya adalah hiburan tersendiri bagiku. Dia memang gadis centil dengan sejuta kelakuan aneh.

"Suka sekali bikin aku kesel. Jangan-jangan kamu kangen berat ya sama aku? Hayo ngaku!" Balasnya dengan jarinya yang menunjuk-nunjuk ke arah wajahku.

"Idihh, najis tralala" Elakku.

"Tralala? Kayak lirik lagu. Tralala..lala..lala..lala... Trilili..lili..lili..lili.." Dia mulai menyanyikan lagu anak jaman dulu tersebut namun dibuat ala-ala rocker.

Dan aku jadi ikutan bernyanyi dengannya. Kami berdua memang manusia sedeng jika sudah disatukan.

Aku berusaha menghentikan tawaku dan bersikap normal kembali.

"By the way, lo ngapain video call gue? Ga ada paketan tau. Tanggal tua, mblo. Paketan nipis. So, sebagai makhluk akhir bulan, maka kita harus menaati hukum alam, yang artinya kita itu harus berhemat."
Ceramahku dengan wajah sok bijak ala profesor.

"Ngatain orang jomblo padahal sendirinya gak punya pasangan dan mana ada makhluk akhir bulan? Ilmu dari mana, huh? Berubah dikit napa sih, Ry. Dari jaman Spongebob jomblo sampe tuan krab beranak kamu, masih aja hidupmu miris. Tanggal tua lah, akhir bulan lah, gak punya paketan lah, belum gajian lah. Akeh men alasanmu, nduk..nduk. Jangan bilang sekarang kamu juga nggak punya pulsa?" Ucapnya dengan nada mengejek.

Aku hanya nyengir tak berdosa karena ya memang begitu kenyataannya.

"Emang sekarang Spongebob uda punya pacar? Terus maksud lo apa tuan krab beranak gue?" Tanyaku sambil tertawa geli.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ardana & AryantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang