Ruang Rasa

6 0 0
                                    

Aku ingin hijrah…”

Angin malam lebih keras dari biasanya. Basah tubuh menggigilkan segenap lapisan kulit. Aku menyaksikkan yang terlalu biasa aku telan dalam-dalam namun gelap ini terasa terlalu menyiksa.

“Kamu ingin kita selesai?”

Tidak ada denyut pita suara, sepi.

Irama nafas terasa lebih dalam. Kerongkonan parau menghardik telinga yang ingin aku tutup rapat-rapat.

“Iya”

Cukuplah!

Darahku menghangat, mataku memanas, telapakku mengeras, dan entah bagaimana memulainya hatiku berhenti.

“Silahkan, ijinkan Tuhan menggenggam tanganmu lebih erat”

Matanya memerah menahan teriak perih yang mungkin saja malam itu ingin ia muntahkan.

Lalu, aku?

Aku cukupkan waktuku untuk berlalu-lalang di pelataran bagian organ tubuhmu yang aku sebut ruang rasa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 17, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ruang RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang