Hari ini butik Kayla cukup ramai. Karena pesanan kebaya seragam kemarin, ditambah lagi pembeli yang datang. Kayla dan Ayu cukup kewalahan, untungnya mereka masih bisa menghandle semuanya.
Kayla masih sibuk mengukur untuk kebaya yang akan dibuatnya. Dengan lincah Kayla menarik meterannya, dengan pensil yang ditautkannya di mulut dan tidak lupa pula buku kecil untuk mencatat ukuran-ukurannya.
"Badannya di tegapin mbak," titah Kayla sambil menarik meteran ke bahu salah satu wanita yang memesan kebaya seragam.
Kayla masih sibuk dengan, kegiatannya. Samapi-sampai ia tidak menyadari bahwa dari tadi, Fathan sudah datang dan duduk di sofa sambil memperhatikan kekasihnya yang masih sibuk itu. Fathan memang sudah dari tadi datang, namun ia tidak berniat untuk menganggu pekerjaan Kayla, jadi Fathan harus bersabar untuk menunggu.
"Akhirnya selesai juga," ujar Kayla sambil melepas meteran yang dari tadi setia bergelayut di lehernya.
"Capek ya?" tanya Fathan yang sudah berdiri di samping Kayla.
"Loh, kamu udah di sini dari tadi? Kok gak bi--" ucapan Kayla terputus saat Fathan sudah mengelap buliran keringat di dahinya dengan lembut. Fathan sangat bisa membuat Kayla tidak bisa berkata-kata.
"Masa iya aku harus ganggu kamu, kan tadi kamunya lagi sibuk," Fathan menjelaskan.
"Ehem-ehem," Ayu sengaja berdeham agar dua umat ini sadar bahwa di sini tidak hanya mereka berdua, namun masih ada satu manusia lagi yang sedari tadi sudah seperti menjadi nyamuk.
"Mbak Kay, sama Mas Fathan kalo mau mesra-mesraan jangan di sini dong, kan kasian saya toh mbak," ujar Ayu.
Ayu memang sudah biasa menggoda Kayla dan Fathan. Karena, memang Ayu sudah dekat dengan Kayla, jadi memang sudah seperti teman dekat.
"Kamu bisa aja Yu," jawab Kayla.
"Makan yuk? Kamu pasti belum makan," tebak Fathan.
"Heheh iya," Kayla memamerkan deretan gigi putihnya.
"Yu, Mbak mau pergi ke luar sebentar ya."
"Siap mbak. Jangankan sebentar, Mbak mau lama-lama sama Mas Fathan juga gak papa kok Mbak," kata Ayu sambil menyengir.
***
Mereka sudah sampai di salah satu kafe. Hujan gerimis, tidak menyurutkan keinginan mereka untuk makan berdua. Fathan sudah turun dari mobil duluan, dan membukakan pintu mobil Kayla. Hal seperti sudah menjadi kebiasaan bagi Fathan. Fathan terlalu mengistimewakan Kayla.
"Makasih sayang," kata Kayla seraya tersenyum.
Fathan balas tersenyum, kemudian ia mulai membentuk payung dengan kedua tangannya untuk melindungi Kayla agar tidak terlalu terkena rintikan hujan. Lagi-lagi Fathan membuatnya tersenyum.
Mereka sudah memasuki kafe. Dan Kayla memilih duduk di dekat jendela. Duduk di dekat jendela seperti ini, hal yang menyenangkan bagi Kayla. Ia bisa melihat pemandangan yang tersaji di luar sana.
"Gimana kemaren trip nya?" tanya Kayla.
"Ya gitu deh, seru," jawab Fathan bersemangat.
Kayla hanya mengangguk.
"Besok rencananya mau ngtrip lagi bareng anak-anak, kamu ikut yuk?"
Kayla seperti berpikir sejenak, dan baru menjawab ajakan Fathan. "Besok ya? Besok aku gak bisa Than, soalnya kan kamu liat sendiri tadi pesenan baju kebaya lagi numpuk."
Tampak raut wajah Fathan yang kecewa, ketika Kayla tak bisa ikut dengannya.
"Yaudah gak papa kok," kata Fathan seraya tersenyum.
"Lain kali ya?"
Fathan mengangguk tersenyum dan mengelus pipi Kayla dengan lembut.
"Fathan, Kayla!" teriak seseorang dari pintu masuk kafe.
Kayla dan Fathan menoleh bersamaan, melihat seseorang berlari untuk menghampiri mejanya.
"Astaga Kevin, ini tuh lagi di kafe. Teriak-teriak, ntar kalo yang lain terganggu gimana?" omel Kayla.
Kevin adalah sahabat dekat Kayla. Mereka berdua memang sudah bersahabat sejak SMP sampai sekarang. Begitulah Kevin, blak-blakan dan konyol.
Kevin hanya menyengir tanpa dosa. "Ya, maaf kali Kay. Kan gue kelepasan," kata Kevin lagi.
"Kok lo bisa tahan sama Kayla sih Than?" tanya Kevin yang sudah mencomot kentang goreng Kayla.
Kayla yang mendengar pertanyaan Kayla tambah naik pitam. Kevin selalu saja membuat Kayla merasa dongkol. Bisa-bisanya Kevin mengajukan pertanyaan yang tidak berfaedah itu kepada Fathan. Bagaimana jika Fathan menyadari kekhilafannya selama berpacaran dengan Kayla selama ini?
"Padahal kan banyak cewek di luaran sana yang lebih cantik dari Kayla. And you know lah, lo bisa dapetin mereka," sambung Fathan lagi.
Jika ini bukan di restoran, ingin sekali Kayla menjedotkan kepala Kevin ke tembok dan mengeluarkan berbagai macam sumpah serapah kepada Kevin.
"Mencintai itu bukan tentang cantik atau enggaknya pasangan kita, bukan tentang seberapa lama kita mengenal, tapi bagi gue mencintai itu tentang kenyamanan," jeda Fathan yang kini sudah menatap Kayla. "Gue nyaman sama Kayla, makanya gue mempertahankan hubungan gue sama Kayla."
Jawaban dari Fathan membuat Kayla tersipu malu. Tidak salah jika ia sangat mencintai Fathan. Kini, Kayla bisa tersenyum puas ke arah Kevin. Kayla menang telak dari Kevin.
"Mampus," ujar Kayla sambil tersenyum puas.
"Fathan mah ngomong gitu di depan lo doang Kay."
"Dih, Fathan gak kayak lo kali Vin," sindir Kayla.
"Udah deh sana pergi, ganggu acara gue sama Fathan aja," ujar Kayla lagi.
"Oke gue pergi, thanks ya buat kentang gorengnya," ujar Kevin yang sudah berdiri.
Kayla melihat piring yang menyajikan kentang gorengnya sudah bersih tidak tersisa apapun kecuali saos.
"Kevin, kentang goreng gue!" ujar Kayla kesal.
"Udah, nanti kita pesan lagi aja ya," kata Fathan.
"Thanks Than, gue cabut dulu ya," ujar Kevin yang sudah menghambur meninggalkan mereka berdua.
Jika Kevin baru berteman dengan Kayla, mungkin sekarang Kayla sudah tidak mau lagi berteman dengannya. Untung saja mereka sudah bersahabat sejak lama.
***
Maaf baru bisa update sekarang yaa
Silakan tinggalkan komentarnya untuk Fathan dan Kayla :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Blessuere
ChickLit#379 in CHICKLIT 14 Nov 2017 Pernikahan adalah impian bagi setiap wanita. Begitu juga dengan Kayla, seorang desaigner yang sangat sibuk dengan pekerjaannya mempunyai konsep pernikahan sendiri, bahkan Kayla juga sudah merancang baju pernikahannya ber...